Jumat, 6 Oktober 2006.
Pangdam: Aktivis LSM dan Pejabat Terlibat Rusuh Poso
Selama ini, tentara berada di antara perusuh.
MAKASSAR -- Siapa saja orang yang terlibat memanaskan kembali situasi Poso, Sulawesi Tengah? Beberapa hari lalu, pertanyaan itu menggantung. Tapi Kamis (5/10), Panglima Kodam VII Wirabuana, Mayor Jenderal Arief Budi Sampurno, langsung tunjuk hidung. Salah satu yang ditunjuk adalah Iskandar Lamuka, aktivis salah satu LSM. ''Yang pasti, Iskandar Lamuka itu mengadu domba warga dengan aparat keamanan, bahwa TNI dan Polri memprovokasi warga. Sekarang katanya sudah memenuhi panggilan Polres Poso,'' ujar Arief usai upacara perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) Tentara Nasional Indonesia (TNI) ke-61 di Lapangan Hasanuddin, Makassar, Sulawesi Selatan. Selain menunjuk Lamuka, Arief juga menyebut adanya pejabat daerah setempat yang terlibat. Tapi Pangdam belum mau mengungkap nama. ''Nantilah, tunggu dari polisi,'' kilahnya. Tapi Pangdam sedikit menyempitkan ruang lingkupnya sang pejabat. ''Dia pejabat di level kabupaten,'' ungkapnya. Iskandar membantah tudingan Arief. Iskandar yang m!
enjabat sebagai direktur Lembaga Penguatan Masyarakat Sipil (LPMS), sebuah LSM yang beraktivitas di Poso. Bahkan, kata dia, saat berbagai peristiwa terjadi di Poso akhir pekan lalu --seperti pengeboman, penembakan, dan penghadangan-- dia tak ada di Poso. ''Pernyataan Pangdam itu mengada-ada. Tanpa dasar. Apa dasar dia menyebut saya sebagai otak amuk massa di Poso,'' katanya saat dikonfirmasi melalui telepon, tadi malam. Iskandar menduga laporan tentang keterlibatannya itu dibuat berdasarkan wawancaranya dengan radio 68H. Dia mengakui melakukan wawancara itu pada Senin (2/10). Dan sejak itu, Iskandar mengaku dilaporkan telah membuat pernyataan bahwa TNI menyulut perang di Poso dengan cara memprovokasi massa untuk bertindak anarkis. Iskandar membantah pernah membuat pernyataan seperti dituduhkan. Bahkan, dia mengaku punya barang bukti berupa rekaman wawancara dengan radio 68H. Dalam rekaman itu, Iskandar mengaku hanya mengatakan,''Ada pihak-pihak tertentu yang sengaja memp!
rovokasi massa untuk melawan polisi dan menciptakan ketegangan!
menuju
konflik terbuka, sehingga status keamanan Poso menjadi darurat,'' ungkapnya. Jadi, kata Iskandar, pernyataan Pangdam VII Wirabuana itu hanyalah upaya mengalihkan perhatian masyarakat dari persoalan kinerja aparat dalam mengatasi kerusuhan Poso. Sementara itu, Kepala Kepolisian Resor Poso, Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) Rudi Sufahriadi, mengakui adanya rencana pemanggilan kepada Iskandar, seperti pernyataan Arief. ''Betul, Iskandar dipanggil sebagai terlapor. Pelapornya adalah anggota Kodim Poso,'' kata Rudi saat dihubungi Republika melalui telepon, Kamis (5/10) malam. Rudi masih menolak menyebutkan identitas pelapor. Rencana pemanggilan Iskandar, kata Rudi, terkait dengan kasus pencemaran nama baik. Tapi sampai saat ini, kata Rudi, Iskandar baru akan dipanggil, belum diperiksa. Dan sampai tadi malam, surat panggilan itu bahkan belum diterima oleh Iskandar. Sebelumnya, sebelum mengikuti rapat kabinet terbatas, Selasa (3/10), Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamana!
n, Widodo AS, menuding ada kelompok pengacau yang sengaja bermain memanaskan situasi Poso. Aparat, kata dia, akan segera mencokok kelompok ini. Pada hari yang sama, Kepala Bidang Humas Polda Sulteng, AKBP M Kilat, juga menegaskan ada desain di balik aksi kekerasan di Poso. Kelompok ini, kata dia, berusaha membenturkan aparat dengan masyarakat lewat berbagai provokasi, salah satunya lewat SMS. Dia mengatakan kelompok itu sudah teridentifikasi dan polisi hanya butuh tambahan barang bukti. Sementara itu, Arief mengatakan kondisi Poso saat ini sudah aman terkendali. Para pemain dalam kerusuhan itu, tutur Arief, sudah teridentifikasi. Tentara, kata dia, sedang mem-back up polisi untuk mengejar para perusuh yang bergerak berkelompok maupun orang per orang itu. Menurut Arief, mereka adalah orang-orang lama yang kembali turun gelanggang. Arief menyebut para pemain tersebut dengan istilah,''Daripada membuka lahan baru, mereka memilih mengeruk kembali lahan yang sudah ada yakni Po!
so.'' Tentara, kata Arief, memiliki bukti-bukti keterlibatan !
para pem
ain itu. ''Selama ini tentara berada di antara mereka, sehingga dengan mudah mengetahui siapa mereka dan bagaimana rencananya,'' tuturnya. Mereka, tutur Arief, adalah orang-orang Poso sendiri, tapi ada juga yang berasal dari luar Poso. ina/ann Ikhtisar: - Pangdam Wirabuana menuding Direktur Lembaga Penguatan Masyarakat Sipil (LPMS) terlihat rusuh Poso. - Iskandar membantah tuduhan Pangdam. Saat kerusuhan, dia mengaku sedang tak berada di Kota Poso. - Iskandar menduga laporan keterlibatan dirinya didasarkan atas wawancaranya dengan radio 68H. - Kepala Polres Poso mengakui Poso berencana memanggil dan memeriksa Iskandar atas laporan Kodim Poso.
( )