Rabu, 8 September 2004.
Oktober Titik Kritis Air MinumPada musim kemarau tahun ini, Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Jaya memperkirakan bahwa titik kritis penyediaan air baku akan terjadi pada Oktober mendatang. Direktur Utama PDAM Jaya, H.M. Haryadi Priyohutomo, mengatakan, jika hujan tidak turun sampai akhir Oktober, pasokan air baku dari Jatiluhur bisa terganggu. "Saat ini kita masih agak tenang. Sumber air baku masih baik. Ketinggian waduk masih normal," ujar Haryadi kemarin.
Menurut Haryadi, PDAM Jaya sudah menyiapkan sejumlah langkah antisipasi. Pasalnya, Menteri Kimpraswil Soenarno pernah memperingatkan, kekeringan tahun ini diperkirakan lebih buruk daripada tahun lalu. "Kita minta masyarakat hemat air," katanya.
PDAM Jaya, kata Haryadi, juga telah memetakan daerah rawan air saat kemarau. Tim penyelamatan bencana (mitigas) dari PDAM Jaya, PT Palyja, dan PT Thames PAM Jaya (TPJ) telah berkoordinasi dengan Dinas Pekerjaan Umum. "Jika pasokan air dari Jatiluhur terhenti, Banjir Kanal akan dialihkan sebagai pemasok air baku," kata Haryadi. Di samping itu, PDAM Jaya pun telah menyiapkan 30 tandon air, memeriksa kelayakan 31 unit armada tangki, 51 unit terminal air, 8 stasiun air milik pemerintah, dan 3 stasiun air swasta
Secara umum, kata Haryadi, kondisi pasokan air tahun ini sebenarnya masih lebih baik ketimbang tahun lalu. Tapi, jika permukaan air Waduk Juanda sampai di bawah 75 dpl (di atas permukaan laut) turbin waduk akan mati. Wilayah DKI sepenuhnya pasif dan mengandalkan Saluran Tarum Barat. "Kalau sudah 46 dpl sudah siaga karena tidak ada air," ujar Haryadi. tjandra