Tuesday, June 11, 2013

Republika - Menjadi Pustakawan Cilik

Senin, 21 Mei 2007.



Menjadi Pustakawan Cilik

























Buku adalah gudangnya ilmu Maka teman, jangan sungkan datang ke perpustakaan Marilah kita membaca buku sebanyak-banyaknya Supaya menambah wawasan Itu puisi, judulnya Buku. Dewi Sri, yang ngebuat puisi itu memajangnya di majalah dinding perpustakaan Desa Mekar Jaya, Kecamatan Cimahi, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat. Siswa kelas V SD Mekar Jaya itu pun mengajak kawan-kawan di desanya agar tak sungkan-sungkan berkunjung ke perpustakaan. Sejak April lalu, Sri memang rajin ke perpustakaan di sebelah kantor desa dan sekolahnya. Di perpustakaan itu, Sri tak cuma membaca. Temanmu yang tinggal di sebuah kampung nun jauh dari kota itu juga ikut membantu pengunjung perpustakaan. Kecil-kecil, Sri ternyata sudah menjadi pustakawan. Pustakawan cilik, sebutannya. Sri bersama sembilan temannya ternyata ikut menjadi pengelola perpustakaan yang dibangun Bank Indonesia (BI). ''Jadi pustakawan cilik itu enak, lho,'' tutur Sri sumringah. Setiap jam istirahat sekolah, Sri langsung ke perpus!

takaan. Temanmu yang hobi menulis puisi itu bertugas membantu kawan-kawannya mencari buku yang ingin dibacanya. Setiap hari Sabtu dan Ahad, selepas membantu ibunya di dapur, Sri juga langsung ke perpustakaan. ''Kalau hari Sabtu dan Minggu, Sri membantu kakak-kakak yang membaca buku,'' imbuh Sri. Untuk menjadi pustakawan cilik, Sri mendapat pelatihan khusus selama tiga pekan dari pustakawan yang didatangkan dari Jakarta. ''Sama kakak-kakak, Sri di-ajarin menyampul buku, menulis judul buku dan mengatur buku,'' kata Sri yang bercita-cita menjadi guru itu. Bener lho, Sri sudah bisa menyimpan kembali buku yang telah dibaca para pengunjung perpustakaan pada tempatnya semula tuh. Pertama-tama, Sri melihat kategori bukunya. Kemudian melihat nomor bukunya. Setelah itu, buku diletakkan pada tempatnya semula. Bagi Sri, bermain di perpustakaan ternyata sangat menyenangkan. ''Di sini banyak buku, Sri jadi makin cinta sama buku,'' ungkap anak keempat dari lima bersaudara itu. Sri mengaku!

paling senang baca buku sejarah. ''Sri suka buku tentang pera!

ng-peran

gan.'' Selain membaca, Sri pun mengaku bisa ikut bersih-bersih menjaga perpustakaan dan merawat buku-buku. Menurut Sri, perpustakaan itu sangat penting untuk dijaga, dirawat, dan dikunjungi. ''Perpustakaan itu gudangnya buku, buku gudangnya ilmu,'' papar Sri berpromosi. Selain Sri, ada pula Dulhadi (14 tahun), siswa SMPN 2 Cidahu Kabupaten Kuningan. Nah, kalau temanmu yang satu ini sudah lebih jago. Bahkan, sudah seperti pustakawan beneran. Dulhadi dengan cekatan sudah bisa membantu pembaca yang membutuhkan buku. ''Ibu perlu buku apa?'' Dulhadi menyapa pengunjung. ''Buku masakan,'' jawab ibu yang datang ke perpustakaan. Dulhadi pun langsung segera mengetik katalog di layar komputer, sembari merinci judul buku-buku masakan yang tersedia di perpustakaan itu. Dulhadi pun sudah pintar mencari buku lewat katalog manual yang dipajang di samping kanan perpustakaan. ''Sebenarnya mencari buku itu lebih mudah lewat komputer,'' papar Dulhadi. Setelah menjadi pustakawan cilik, dia p!

un lebih sering berkunjung ke perpustakaan. Dulu, ketika perpustakaan itu belum ada, selepas pulang sekolah Dulhadi langsung bermain. Kini, temanmu yang bercita-cita menjadi pilot itu menghabiskan waktunya di perpustakaan. ''Saya jadi banyak membaca buku,'' tutur anak pertama dari dua bersaudara itu. Ia mengaku rajin membaca buku agar kelak bisa mencapai cita-citanya. Meski ayahnya hanya kuli bangunan, Dulhadi tak perlu pusing membeli buku. Sebab, di perpustakaan sudah tersedia banyak buku yang dia butuhkan. Dulhadi mengaku paling senang membaca dan mempelajari buku matematika. Pustakawan cilik lainnya yang juga ikut merawat dan menjaga perpustakaan itu adalah Rukini. Meski tuna rungu, Rukini juga sudah bisa mencari buku lewat katalog komputer. Pengunjung hanya tinggal menulis di kertas dan Rukini akan segera mencarikan buku itu. ''Saya senang jadi pustakawan cilik,'' tulis siswa kelas IV SD itu di atas kertas. Kamu juga bisa menjadi pustakawan cilik di tempatmu. n heri r!

uslan Biar di Kampung, tapi Nggak Kampungan Teman-temanmu di D!

esa Meka

r Jaya, Kabupaten Kuningan cukup beruntung. Meski tinggal di desa yang tertinggal, namun mereka sudah memiliki perpustakaan yang bersih, rapi, dan bukunya pun cukup lengkap. Jumlahnya mencapai 4.000 eksemplar. Perpustakaan itu merupakan bantuan Bank Indonesia melalui program Desa Kita. Di perpustakaan itu tersedia bermacam-macam buku. Ada buku cerita anak, buku pelajaran, buku agama, buku pengetahuan, dan masih banyak yang lain. Tak heran, jika anak-anak Desa Mekar Jaya sangat senang berkunjung ke perpustakaan Menurut Ketua Tim Humas Eksternal Bank Indonesia, Ibu Iris YB Tutuarima, perpustakaan itu sengaja dibangun, agar masyarakat Desa Mekar Jaya yang tertinggal itu bisa pintar dan berwawasan luas. Sehingga, desa yang tadinya tertinggal itu bisa menjadi desa yang maju. Di desa itu, yang sekolah tinggi masih sangat sedikit. Dari 2.386 warga, hanya 40 orang yang tamat SMP, 50 orang lulus SMA, dan tiga orang yang jadi sarjana. Sisanya berpendidikan hanya sampai SD dan 200 oran!

g di antaranya tak bisa baca-tulis. "Mudah-mudahan dengan adanya perpustakaan ini, anak-anak dan warga desa mau belajar,'' ungkap Ibu Iris. Selain mendirikan perpustakaan, Bank Indonesia juga melatih anak-anak di desa itu untuk menjadi pustkawan cilik. Teman-teman mu juga diajarkan mengelola majalah dinding. Wah, pokoknya yang suka menggambar, menulis cerita pendek dan puisi bisa menyalurkan minatnya di majalah dinding. Meski anak-anak di Desa Mekar Sari itu miskin, ternyata mereka juga tak kalah, lho. Dengan adanya perpustakaan dan berbagai pelatihan yang diberikan Bank Indonesia, anak-anak Desa Mekar Jaya sudah lebih percaya diri dan tak lagi malu dalam bergaul. Biarpun tinggal di kampung, tapi mereka nggak kampungan tuh. Nyatanya, ada yang jadi pustakawan cilik dan wartawan cilik. Selain punya perpustakaan, anak-anak Desa Mekar Jaya pun kini sedang mengelola majalah, lho. Namanya, majalah Gabpres singkatan Gabungan Anak Berprestasi. Iya, selain ada pustakawan cilik, d!

i desa itu juga ada kelompok anak-anak lain yang menjadi warta!

wan cili

k. Pokoknya, seru deh! hri

( )