Sunday, June 2, 2013

Republika - 'Militer Filipina Lemah'

Kamis, 5 Juni 2008.



'Militer Filipina Lemah'

























MANILA -- Panglima militer Filipina, Letjen Alexander Yano mengungkapkan militer Filipina tak akan mampu sepenuhnya mempertahankan negara terhadap ancaman dari luar. Militer kekurangan senjata dan telah terlibat penumpasan kelompok perlawanan lokal dalam jangka waktu lama. ''Terus terang, kemampuan kami dalam aspek-aspek itu sangat kecil. Kami tak bisa benar-benar mempertahankan wilayah-wilayah yang ada di negara ini sebab militer kami kekurangan perlengkapan,'' kata Yano di Manila, Rabu (4/6). Yano mengatakan kini pihaknya akan berfokus meningkatkan kekuatan militer dalam menangani ancaman internal. Termasuk perlawanan kelompok komunis, New People's Army dan kelompok perlawanan Muslim yang dituding terkait jaringan Alqaidah. Sementara ambisi melakukan modernisasi atas kurangnya perlengkapan bagi angkatan laut dan angkatan udara masih harus menunggu. Padahal, ungkap Yano, modernisasi itu diharapkan akan membuat militer memiliki kemampuan lebih baik menjaga negara ter!

hadap ancaman dari luar. Kekuatan militer Filipina termasuk terlemah di Asia. Selama ini upaya modernisasi terkendala karena kurangnya dana. Penyebabnya antara lain skandal korupsi dan pertentangan di antara militer sendiri. Menurut yano, program modernisasi yang kini dilakukan berfokus pada peningkatan kemampuan tentara untuk bergerak, menembak, dan berkomunikasi dalam meredam kelompok perlawanan lokal. Namun ia menyatakan ini sangat berat dilakukan. Sementara Presiden Gloria Macapagal Arroyo telah memerintahkan militer untuk memberangus kelompok komunis. Ia menganggap perlawanan mereka dianggap sebagai ancaman utama bagi keamanan nasional. Ia masih akan menjabat hingga 2010. Yano mengatakan jumlah gerilyawan komunis telah mengalami penurunan dari 7.000 menjadi 5.000 pada tahun ini. Namun akhir-akhir ini perlawanan kelompok ini, yang telah dilakukan selama 40 tahun, menjadi lebih aktif. Mereka melakukan serangan terhadap pos polisi dan militer yang berada tempat terpen!

cil maupun konvoi militer. Selain komunis, kelompok perlawana!

n Muslim

di wilayah selatan, upaya kudeta dari sejumlah militer juga menjadi ancaman internasional. Namun ia mengatakan ancaman itu berkurang setelah upaya kudeta mereka gagal dan pemerintah pun memenjarakan mereka.

( ap/fer )