Tuesday, June 11, 2013

Korban Gempa Butuh Terapi Psikologis - 30/05/2006, 11:19 WIB - KOMPAS Cyber Media - NASIONAL

Selasa, 30 Mei 2006.





Korban Gempa Butuh Terapi Psikologis



Surabaya, Selasa

Kirim Teman | Print Artikel

Korban gempa tektonik di Yogyakarta dan sekitarnya, perlu segera mendapat pelayanan terapi psikologis, agar kondisi sosial kejiwaan warga yang mengalami goncangan hebat akibat perubahan kondisi sosial dan kehidupan yang jauh berbeda dari sebelumnya, tidak membuat merekaterus larut dalam kesedihan dan kedukaan.

"Lebih cepat mendapat terapi psikologis lebih baik, terutama korban gempa yang mengalami goncangan sosial kejiwaan hebat, agar bisa segera menerima kenyataan yang ada dan kembali bangkit dalam kehidupan normal," kata Susianah Satiati, psikolog pada Badan Diklat Provinsi Jawa Timur di Surabaya, Selasa (30/5).

Ia memberi contoh, warga yang semula memiliki kehidupan mapan, namun tiba-tiba kehilangan rumah dan harta bendanya yang hancur akibat gempa, Sabtu (27/5), dapat dipastikan sebagian besar mengalami goncangan sosial kejiwaan berat.

"Apalagi yang kehilangan sanak keluarga, selain rumah dan harta-benda atau ladang usahanya hancur. Perlu diprioritaskan mendapat pelayanan terapi psikologis," ucap Susianah.

Pengerahan tenaga psikolog dapat dilakukan melalui Himsi (Himpunan Psikologi Indonesia) yang ada di masing-masing provinsi. Selain itu, juga dapat mengerahkan tenaga dari UGM yang dikenal sebagai tempatnya psikolog di Indonesia.

Susianah bersama sejumlah psikolog dan mitra kerja psikologi Badan Diklat Provinsi Jatim, juga siap mengirimkan tenaga psikolog ke Yogyakarta, jika memang diperlukan dan diminta. "Kalau tenaga dari Himsi dan UGM masih kurang, kami juga siap berangkat," ucapnya.

Penanganan terapi psikologi, menurut dia, akan lebih baik jika dilakukan tepat waktu, tidak sampai terlambat. Dengan cara terlebih dahulu melakukan analisa kondisi perorangan atau kelompok yang terdiri beberapa orang yang memiliki gejala gangguan sosial kejiawaan yang sama.

Ia memberi contoh, penanganan terapi psikologi korban kerusuhan etnis di Sampit, Kalimantan Tengah, beberapa tahun lalu, yang terlambat, sehingga banyak warga yang kemudian sulit dipulihkan kondisi sosial kejiwaannya. "Karena terlambat, saat itu banyak warga korban kerusuhan Sampit yang sulit dipulihkan kondisi sosial kejiawaannya," ungkapnya.Sumber:AntPenulis:Glo