Saturday, June 1, 2013

Korban Bencana Angin Puyuh di Banyuwangi Masih Mengungsi - 21/02/2006, 11:10 WIB - KOMPAS Cyber Media - NASIONAL

Selasa, 21 Pebruari 2006.





Korban Bencana Angin Puyuh di Banyuwangi Masih Mengungsi



Banyuwangi, Selasa

Kirim Teman | Print Artikel

Ratusan warga tiga desa di Kecamatan Rogojampi, Banyuwangi, Jawa Timur (Jatim), masih mengungsi di rumah sanak saudaranya. Selain rumahnya sudah rusak, sebagian besar dari mereka masih trauma.

Peristiwa angin puyuh itu terjadi pada hariMinggu (19/2) bersamaan dengan hujan deras dan petir. Angin itu juga menumbangkan pohon-pohon di pinggir jalan dan di halaman rumah penduduk. Akibatnya, sekitar 410 unit rumah rusak dan 30 rumah diantaranya rata dengan tanah akibat tertimpa pohon.

Kerusakan terparah terjadi di Desa Pengantigan yang mencapai 327 unit rumah, sebanyak 24 di antaranya rusak parah. Kemudian sebanyak 75 unit rumah di Desa Rogojampi, lima diantaranya rusak parah dan delapan unit rumah di Desa Lemahbang, satu di antaranya rusak parah. Selain rumah, tercatat sebanyak sembilan gudang juga roboh.

Sementara akibat robohnya tiang listrik dan telepon hingga Senin (20/2) malam, aliran listrik di ketiga desa itu masih padam. Meski tidak ada korban jiwa, namun sebanyak tujuh warga mengalami luka-luka cukup serius, dua diantaranya Senin siang terpaksa di rujuk ke rumah sakit umum Blambangan, Banyuwangi.

Warga korban angin puyuh berharap pemerintah Kabupaten Banyuwangi segera menyalurkan bantuan, karena hingga kini warga korban angin puyuh di ketiga desa tersebut belum juga menerima bantuan. "Saya mohon pemerintah memberikan bantuan, karena kondisi ekonomi rakyat tidak mencukupi untuk membangun kembali rumahnya yang rusak," ujar Sukarman, warga Desa Lemahbang.

Untuk menormalkan kembali jalur transportasi, warga dengan dibantu personel TNI AD terus membersihkan jalan dan halaman rumah penduduk yang porakporanda akibat angin puyuh tersebut. Sementara ratusan siswa-siswi SDN Pengantigan I, SDN Rogojampi II dan SDN Lemahbang, Kecamatan Rogojampi, terpaksa diliburkan, karena banyak atap ketiga sekolah dasar itu yang rusak akibat tertimpa pohon.Sumber:AntPenulis:Nik