Thursday, June 6, 2013

Kompas.Com - Pacarku.sering.kecewa...

Jumat, 14 November 2008.



KAMIS (13/11) pukul 13.00 Wita. Hujan baru saja membasahi Kota Manado. Rintik hujan masih terdengar menerpa atap bangunan Pos Polisi Patroli Rayon D Pisok, Kepolisian Kota Besar (Poltabes) Manado. Suasana di bangunan itu terasa hening.BANGUNAN berukuran 16 meter persegi itu terletak di samping kanan jalan raya menuju Kota Tomohon, tepatnya di Jalan Raya Manado-Tomohon, Kelurahan Winangun, Kecamatan Wanea. Warga Manado lebih mengenalnya dengan Pos Polisi Citraland. Posisi pos itu berhadapan dengan kawasan Perumahan Citraland. Di ruangan itu, seorang pria tegap berbadan atletis mengenakan PDL 3, pakaian khusus patroli lengkap dengan atributnya pendukungnya berupa rompi anti peluru, senjata laras panjang, handy talky dan topi hitam bertuliskan Polisi. Tulisan itu berwarna kuning keemasan.Pria itu duduk di kursi plastik merah. Di depannya ada meja biro bercat krem. Kesannya tidak terawat, agak sedikit kusam dan kotor. Tak banyak perabotan di sana. Lelaki itu sedari tadi terlih!

at serius dengan telepon genggamnya. Tidak jelas apa yang dilakukannya dengan barang pabrikan asal Finlandia. Laras panjang SP2 Sabhara hitam mengkilat di punggung, makin membuatnya gagah walau sepatu PDL hitam terlihat kusam berdebu. 'Lumayan capek. Pagi sampai siang, saya mengitari wilayah Karombasan hingga Kecamatan Pineleng,” jawab Brigadir Dua (Bripda) Frangklin Momomuat. Sehari-hari ia bertugas di unit Patroli Rayon Pisok Poltabes Manado. Saat Tribun menyambangi tempatnya, ia enggan bicara dan canggung. Perlahan, ia mulai terbiasa dan bersahabat. Pembicaraanpun dilanjutkan.Setiap hari, ia dinas pukul 07.00 Wita dan berakhir pukul 19.00 Wita. 'Kami shift dua belas jam sehari, setelah itu diganti regu lain,” katanya. Rutinitas itu dijalani setiap hari. Khusus hari itu, Rabu (13/11), ia beruntung, ditinggal teman-teman seregu yang berpatroli rutin. Ia mengaku bosan jika harus menjaga pos seharian.”Mereka berpatroli di kota selama satu jam, kemudian bali!

k lagi,” tutur pria yang memiliki tinggi badan 178 centi!

meter. S

aat ditanya tentang suka dukanya, Frangklin yang semasa SMA jadi spiker andalan menjawab santai. Ia tidak pernah merasa terbebani dengan tugasnya. Kelelahan karena bekerja 12 jam sehari, sudah menjadi hal biasa baginya. Mulai bertugas di unit patroli sejak dilantik menjadi polisi, 7 Agustus 2007. Sambil mengisap dalam-dalam rokok mild, ia melanjutkan ceritanya. Menjadi polisi banyak suka dukanya, apalagi di unit patroli. Kadang banyak kepentingan pribadi yang harus ia tinggalkan demi panggilan tugas. ”Pacarku sering kecewa. Ia merasa kurang diperhatikan,” tuturnya sedikit prihatin. Padahal, ia telah berusaha membagi waktu sebaik-baiknya.Banyak tindak kriminal, beragam motif dan macamnya telah mereka tangani. Baik itu menindaklanjuti laporan warga maupun temuan langsung di lapangan. 'Paling sering kami temukan kasus orang mabuk yang buat onar,” terangnya.Pria yang biasa disapa Kingking menjelaskan, tugas utama unit patroli, adalah melakukan patroli kota ruti!

n, menuju Tempat Kejadian Perkara (TKP), jika ada pengaduan, menindaklanjutinya dan melaksanakan prosedur penegakan hukum (gakum). Mengenai harapan, ia berharap semoga Kota Manado dan Sulawesi Utara (Sulut) bisa mempertahankan kerukunan dan keamanan.”Usaha kami sia-sia jika warga berperilaku tidak baik,” jelas pria yang bakal mempersunting gadis idamannya tahun depan ((Tribun Manado/ awan/Adam/Irandi/Nuraini/Nando)



Sent from my BlackBerry © Wireless device from XL GPRS/EDGE/3G Network