Sunday, June 2, 2013

detikcom - Empat Kakak Beradik Busung Lapar, Si Bungsu Meninggal

Selasa, 23 Agustus 2005.



Empat Kakak Beradik Busung Lapar, Si Bungsu Meninggal

Chaidir Anwar Tanjung - detikcom



Pekanbaru -

Keluarga Haposan Tambunan warga Kecamatan Mandau, Kabupaten Bengkalis, Riau sangat memprihatinkan. Empat anaknya mengalami busung lapar. Bahkan, si bungsu, Rini Tambunan (3,5) meninggal dunia, karena tidak ada perawatan medis yang intensif.



Siapa yang tak kenal dengan Provinsi Riau, si raja minyak di Nusantara ini. Dana APBD pun berlimpah ruah triliunan rupiah. Tapi, di antara kekayaan yang melimpah ini, masih banyak warga Riau yang belum merasakan lezatnya kekayaan itu.



Bahkan, diperkirakan saat ini ada 40 persen warga Riau yang masih hidup di bawah garis kemiskinan. Dari sekian banyak keluarga miskin itu, adalah keluarga Haposan Tambunan, warga Desa Kesumbo, Kecamatan Mandau.



Di desa yang jaraknya sekitar 160 km arah utara dari Pekanbaru ini, terdapatlah sebuah rumah dinding papan lantai tanah dengan luas tak lebih 5x5m. Rumah itu disewa Hoposan Tambunan bersama empat orang anak dan seorang istrinya F Boru Siregar. Saban hari, Hoposan yang berdarah Batak itu hanya sebagai buruh harian lepas di sebuah perusahaan PT Arara Abadi yang bergerak dalam bidang Hutan Tanaman Industri (HTI).



Gaji yang dia peroleh pun pas untuk makan. Kebutuhan hidup keluargnya masih jauh dari kelayakan. Itu pula yang menyebabkan empat orang anaknya mengalami gizi buruk. Malah si bungsu Rini Tambunan dinyatakan busung lapar. Badannya kurus kering. Karena itu, pada 2 Agustus 2005 silam, Rini pernah dirawat di Puskesmas Duri, ibukota Kecamatan Mandau.



Tapi rupanya, Hoposan tak sanggup mengeluarkan biaya selama dalam peratwan itu. Akhirnya si bungsu terpaksa dibawa pulang kembali ke rumahnya. Tak lama sekembalinya dari Puskesmas, 15 Agustus 2005 lalu, si bocah yang tinggal kulit dengan tulang ini menghembuskan nafas terakhirnya. Rini Tambunan meninggal karena busung lapar.



Tiga kakaknya pun sampai saat ini dalam kategori gizi buruk. Keterpurukan ekonomi ini membuat mereka tak bisa berbuat banyak. Dua hari menjelang ajal menjemput Rini, sebenarnya keluarga Haposan Tambunan ini pernah mendapat bantuan dana Rp 5 juta dari PT Perkebunan Nusantara V yang berpusat di Pekanbaru.



Perusahaan Negara ini memberikan bantuan setelah menerima laporan dari sejumlah masyarakat, bahwa satu keluarga di Kecamatan Mandau mengalami busung lapar. "Terakhir diketahui dua hari setelah kami memberikan dana bantuan itu, Rini sudah meninggal dunia," kata Direktur SD PTPN V Marjan ustha saat dihubungi detikcom, Selasa (23/08/2005).



Kematian tragis Rini dibenarkan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Riau, Ekmal Rusdi. Kepada detikcom saat dikonfirmsi, Rusdi mengatakan bahwa Rini memang mengalami busung lapar. Tapi si bocah itu juga mengalami penyakit TBC. "Selain busung lapar sebenarnya Rini juga mengalami penyakit TBC dan akhirnya meninggal," kata Rusdi.



(

asy

)