Unaaha, Armin Rumpa(Jurnalis Media Sultra) sejumlah guru di Sekolah Pertanian Pembangunan Negeri (SPPN) Wawotobi, Selasa (8/2) Mogok mengajar, menuntut supaya Kepala Sekolahnya Arsagani,SP diberhentikan pasalnya, kepala sekolah mereka kerap melakukan tindakan kekerasan terhadap siswanya dan sering masuk ruangan sekolah dalam keadaan berlumpur,yang menunjukkan sikap yang tidak layaknya seorang pendidik.
Dari pemantauan dilapangan oleh Media ini, siswa-siswi SPPN Wawotobi, hanya berkeliaran dihalaman sekolah, dan ruangan belajar nampak kosong tanpa proses belajar mengajar sebagaimana mestinya, begitupun didalam kantor sekolah nampak sepi hampir tidak ada kegiatan sama sekali. Dalam. releasenya siswa salah sedikit ditampar,ditendang bahkan dikejar meskipun ada dijalan raya, sedangkan kepala sekolah SPPN Wawotobi Arsagani, masih mandi lumpur dari sawah dan memakai celana pendek. Arsagani juga, kadang masuk kelas memarahi siswa tanpa sebab, sementara guru tengah memberikan pelajaran, dan Arsagani masih dalam keadaan berlumpur, dan kejadian itu membuat salah seorang guru wanita menangis karena mendengar bentakan. Arsagani juga, melakukan eksploitasi terhadap tenaga pegawai, dengan selalu mengatasnamakan sekolah dan dinas, namun kenyataannya adalah untuk kepentingan pribadi, sebagai contoh, para pegawai mengangkat tanah dengan trek dinas untuk mengisi polybag tanaman hias milik pribadi, juga bekerja di sawah dan di rumah jabatan dan diperintah pada jam dinas/jam kantor, yang mengakibatkan salah seorang pegawai honorer berhenti karena tidak tahan dicaci maki. pada saat peralihan kepemimpinan dari Ir. Rivai Isnanu ke Arsagani, SP, minat masyarakat untuk sekolah di SPP Wawotobi mencapai 130 orang siswa, namun pada tahun ajaran 2009/2010 hanya kurang lebih 60 orang, dan tahun ajaran 2020/2011 tinggal 40 orang saja. salah seorang siswa SPPN Wawotobi saat ditemui di halaman sekolah SPPN Wawotobi (8/2) Saifudin bersama siswa lainnya Madan, yang masih duduk di kelas 1 mengaku, mereka tidak masuk belajar karena gurunya mogok mengajar, sehingga mereka berkeliaran di halaman sekolah. "kita tidak masuk belajar karena guru-gurunya mogok mengajar, dan mogok mengajar itu akan terus berlangsung sampai kepala sekolahnnya diganti"kata Saifudin bersama Madan. sementara itu salah seorang guru SPPN Wawotobi Waris mengaku tidak mengetahui penyebab mogoknya para guru."saya tidak tau kenapa mereka mogok"kata Guru lainnya yang temui Sarman mengaku, terjadinya mogok mengajar awalnya, karena adanya surat kaleng dan isi surat kaleng yang ditujukkan kepada Kadis Pertanian Provinsi tersebut, adalah isi surat kaleng tersebut benar adanya, karena telah ada tim investigasi dari dinas Pertanian provinsi dan Kadis Pertanian berjanji akan mengganti Arsagani namun tidak ada penggantian, sehingga para guru melakukan aksi mogok lagi, dan aksi mogok tersebut sudah yang kedua kalinya. "kita khawatirkan jangan sampai guru mogok terus berimbas pada ujian praktek siswa yang akan digelar pada 16 Pebruari mendatang'katanya sampai berita ini diturunkan aksi mogok tersebut masih terus berlangsung,di SPPN Wawotobi. (***)