Monday, June 10, 2013

Terjadi "Adu Mulut", KRI Rencong dengan KD Karambit Malaysia

Minggu, 6 Maret 2005.

Terjadi "Adu Mulut", KRI Rencong dengan KD Karambit MalaysiaSamarinda, 6 Maret 2005 11:48Situasi di perairan perbatasan Indonesia di Kaltim dengan Malaysia semakin menegang, terkait dengan persoalan kawasan Ambalat yang diklaim sebagai wilayah Malaysia, bahkan sempat terjadi "adu-mulut" melalui alat komunikasi antara KRI Rencong dengan KD Karambit, Malaysia.



Hal itu dikatakan Kepala Staf Gugus Tempur Laut Armada Timur (Guspurlatim), Kolonel Laut Pelaut Marsetio, di Tarakan, Sabtu berkaitan dengan perkembangan di kawasan perbatasan soal sengketa kawasan Ambalat.



"Meskipun ketegangan tersebut masih sebatas adu-mulut melalui alat komunikasi dan manuver KRI Rencong Indonesia dengan Kapal Diraja Karambit dari Malaysia dan belum mengarah pada pertempuran," kata Marsetio.



Marsetio menjelaskan ketegangan tersebut terjadi sekitar pukul 10:00 Wita tadi pagi ketika KD Karambit berusaha memperingatkan KRI Rencong agar meninggalkan kawasan perairan Karang Menarang yang diklaim sebagai wilayah Malaysia.



KRI Rencong yang mendapat peringatan itu, membalas dengan permintaan agar kapal perang Malaysia itu meninggalkan perairan yang sama karena masuk dalam daerah teritorial Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).



Setelah itu, KRI Rencong berupaya untuk mengikuti gerakan KD Karambit hingga keluar dari perairan Karang Menarang dan Ambalat sambil mempersiapkan diri menghadapi kemungkinan terburuk.



KD Karambit yang diikuti akhirnya melalui alat komunikasi minta dilakukan patroli bersama pada KRI Rencong.



"Guna menghindari tindakan provokasi, sebagaimana yang diperintahkan atasan, kami memenuhi permintaan Malaysia dengan tetap menjaga kapal Malaysia tidak masuk ke perairan Karang Menarang dan Ambalat dengan jarak sekitar 1.000 yard," katanya.



Selain itu, KD Karambit juga minta pembangunan lampu suar yang oleh Indonesia di Karang Menarang untuk sementara dihentikan sampai ada hasil pebicaraan kedua negara.



Dijelaskan, hingga kini Indonesia menyiapkan enam kapal perang di kawasan tersebut dan dalam waktu dekat akan mendatangkan satu kapal perang lagi untuk menambah armada tempur di kawasan.



Enam kapal yang saat ini sudah berada di perairan kawasan perbatasan kedua negara yakni, KRI Singa, KRI Rencong, KRI Karel Sasuit Tubun, KRI Wiratno, KRI Nuku dan KRI Tongkol.



"Direncanakan semua kekuatan udara dari angkatan laut digeser ke Balikpapan untuk mempercepat mobilisasi kekuatan tempur bila terjadi kontak senjata," tegasnya. [TMA, Ant]