Selasa, 21 Maret 2006.
Solusi untuk Pasien Hidrosefalus
Pertama kali dibuat di Indonesia oleh dokter spesialis bedah saraf dari Fakultas Kedokteran UGM.
Pasien hidrosefalus di Indonesia sudah bisa beraktivitas seperti orang normal. Bahkan, mereka bisa meraih gelar sampai sarjana, dan ada yang sudah melahirkan anak. Mengapa demikian? Hidrosefalus adalah penimbunan cairan di dalam ventrikel otak (rongga di dalam otak -- Red). Pasien yang menderita hidrosefalus mengalami penumpukan cairan otak yang tidak normal. Menurut dokter spesialis bedah saraf dari RS Dr Sardjito/FK UGM dr Andi Hartano, SpBS, cairan otak seharusnya diproduksi secara normal, kemudian ada sirkulasi, dan terabsorbsi. Namun, karena suatu sebab ada gangguan di sirkulasi atau absorbsinya, atau diproduksi secara berlebihan. Menurut Andi, produksi cairan seharusnya berputar, tetapi pada kasus hidrosefalus cairan menumpuk sehingga menyebabkan kepala bertambah besar. Hidrosefalus bisa didapat seseorang sejak lahir (kongenital) atau pada umur berikutnya dan bahkan setelah dewasa. Yang tersering didapat adalah pada kongenital. Penyebabnya antara lain ada salura!
n yang tersumbat, infeksi, tumor otak, trauma kepala, radang otak, stroke. Kasus hidrosefalus dari sejak waktu lahir terbanyak sekitar 4-5 per 1000 kelahiran. Bila pasien ketahuan menderita hidrosefalus dan sejak dini dilakukan pemasangan pompa katup semiluner, maka penumpukan cairan bisa segera diatasi sehingga otak berfungsi kembali normal. Bila penumpukan cairan dibiarkan saja, kepala semakin lama semakin membesar dan bisa menyebabkan kematian. Pompa katup semiluner tersebut ditemukan oleh Dr dr P Sudiharto, SpBS, dokter spesialis bedah saraf RS Dr Sardjito/FK UGM. Dia yang membuatnya di di Bagian Bedah Saraf RS Dr Sardjito/FK UGM dan di rumahnya. Sejak 25 tahun yang lalu ditemukan hingga kini sudah banyak yang menggunakannya. Kira-kira lebih dari 2.000 pasien hidrosefalus. Pertama kali di dunia Menurut Andi, pompa katup berbentuk semiluner untuk hidrosefalus ini merupakan pertama kali ada di dunia. Cara kerjanya, pompa dimasukkan ke dalam sistem ventrikel (tempat untuk!
penampungan cairan) di dalam otak, kemudian disalurkan melalu!
i bawah
kulit, masuk ke dalam rongga perut. Dengan demikian cairan dari otak dialirkan ke dalam rongga perut. Cairan itu akan terserap di dalam rongga perut, tetapi di luar usus, sehingga penumpukannya terhilangkan dan otak tumbuh secara normal. Pompa ini dipasang seumur hidup selama tidak ada masalah, tidak perlu diganti. Dan, pada saat ini para pasien hidrosefalus sudah ada yang kuliah, menjadi sarjana, bekerja dan bahkan melahirkan anak. Pasien yang menggunakan alat ini bisa menjalani kehidupan yang normal. Bila bermasalah umumnya karena infeksi dan ini pun hanya sekitar 0,5-2 persen. Hampir semua ahli bedah saraf sudah memanfaatkan alat ini. Pasiennya hampir dari seluruh propinsi di Indonesia. Biayanya relatif murah dan hasilnya sangat bagus, yakni sekitar Rp 1 juta. Sedangkan katup buatan luar negeri harganya berkisar Rp 4 juta-Rp 50 juta. Pasien yang termasuk keluarga miskin bisa mendapatkan alat tersebut secara gratis lewat Yayasan Hidrosefalus. Saat ini pasien yang tidak !
mampu dan mendapatkan bantuan pompa katup semiluner dari yayasan tersebut lebih dari 100 orang. Keuntungan pasien hidrosefalus menggunakan pompa katup semiluner adalah kualitas hidup kembali normal, kehidupan normal, olahraga tidak halangan, bahkan ada yang cerdas. Sementara itu, pasien hidrosefalus yang tidak dipasang dengan alat ini kepala bertambah besar, tidak akan bertahan hidup, dan hanya tergolek di tempat tidur.
(nri )