Jumat, 15 September 2006.
Pengurus Alumni Timur Tengah Dilantik
Menteri Agama RI, Mohammad Maftuh Basyuni, Ahad (10/9) lalu melantik pengurus Yayasan Alumni Timur Tengah dan Perhimpunan Wanita Timur Tengah periode 2006-2011 di Balai Pertemuan Departemen Agama, Lapangan Banteng, Jakarta Pusat. Hadir dalam acara itu sejumlah duta besar negara-negara Arab dan puluhan alumni dari berbagai universitas di Timur Tengah. Duduk dalam kepengurusan yayasan: Menag Maftuh Basyuni sebagai penasihat, ketua dan wakil ketua Dewan Syariah dijabat oleh Prof Dr Quraisy Shihab dan Prof Dr Ali Mustafa Ya'qub, dan dengan anggota antara lain Dr Hidayat Nurwahid, Dr Alwi Shihab, KH Mustofa Bisri, dan Prof Dr Huzaima Yanggo. Ketua umum yayasan dijabat oleh Ir Abdul Malik Aliyun dan Sekum KH Abdullah Hasyim. Sedangkan ketua umum Perhimpunan Wanita Timur Tengah dijabat oleh Dr Hj Suryani Thahir dan Sekum Drs Hj Rosnida M Nur. Dalam sambutannya, Menag Maftuh Basyuni menyatakan Yayasan dan Perhimpunan Wanita Timur Tengah mempunyai posisi yang strategis dalam ke!
hidupan berbangsa dan bernegara. Ini, katanya, karena alumni Timur Tengah kini tersebar di berbagai daerah. Mereka menekuni berbagai profesi: kiai, ulama, pengasuh pesantren dan perguruan tinggi, dai, ustad, dosen, politisi, pengusaha, birokrat, dan sebagainya. Dalam kesempatan itu, Menag berharap kepada para duta besar negara-negara Arab, hendaknya bisa menambah jumlah beasiswa yang diberikan kepada mahasiswa-mahasiswa Indonesia. ''Kami berharap, setiap tahun beasiswa dari negara-negara Arab bisa terus bertambah,'' ujarnya. Suryani Thahir mengatakan, jumlah alumni dari berbagai perguruan tinggi di Timur Tengah hingga kini belum terdata secara rinci. Ia memperkirakan jumlahnya bisa puluhan ribu. Ia menjelaskan, target kepengurusan yayasan ke depan antara lain mendata jumlah alumni serta membentuk cabang-cabang. ''Daerah yang mempunyai banyak alumni kami harapkan bisa segera membentuk cabang,'' ujar pimpinan Majelis Taklim Kaum Ibu Attahiriyah, Kampung Melayu, Jakarta Selata!
n itu. Menurut Malik Aliun, Yayasan dan Perhimpunan Wanita Tim!
ur Tenga
h bukanlah organisasi atau partai politik. Namun, ia tidak menyangkal bahwa banyak alumni yang terjun dalam kancah politik. Ia mencontohkan KH Abdurrahman Wahid yang alumni Al-Azhar dan Aniversitas Baghdad. Ketua Umum PKB ini pernah menjabat sebagai Presiden RI. Lalu Dr Alwi Shihab yang lulusan Al-Azhar dan Universitas Ain Syam di Kairo, pernah menjabat menteri Luar Negeri RI. Hidayat Nurwahid yang kini menjabat sebagai Ketua MPR merupakan alumnus Universitas Madinah. ''Mereka menduduki jabatan-jabatan politis adalah atas nama pribadi atau partai politik, dan bukan atas nama alumni Timur Tengah,'' ujar Aliun yang seorang pengusaha ini. Yayasan Alumni Timur Tengah didirikan di Jakarta pada 1972. Terbentuknya organisasi ini pertama kali diprakarsai oleh beberapa alumni Timur Tengah yang telah kembali ke Indonesia dan berkiprah di tengah masyarakat dalam kegiatan dakwah dan pendidikan. Menag Maftuh Basyuni berharap Yayasan Alumni Timur Tengah bisa terus menjadi wadah bagi para !
alumni dari berbagai universitas di Timteng untuk mengabdi kepada agama, bangsa, dan negara. Rumah Zakat Indonesia Kelola Zakat Berbasis IT Banyak cara mengelola dana muzaki (pembayar zakat, red). Rumah Zakat Indonesia menjadikan perangkat information technology (IT) sebagai alat untuk mengelola dana zakat. ''Alhamdulillah di seluruh kantor Rumah Zakat Indonesia yang berjumlah sebanyak 18 kantor, sudah online. Dengan demikian, kami tahu berapa dana yang bisa dihimpun di kantor Aceh atau kantor Surabaya real time,'' ungkap CEO Rumah Zakat Indonesia, Virda Dimas Ekaputra dalam bincang 'Menuju Indonesia Sadar Zakat' di Jakarta Senin (11/9) malam. Dalam acara yang dipandu MC kawakan Helmy Yahya itu menghadirkan Direktur Pemberdayaan Zakat Departemen Agama H Tulus, Presiden Direktur PT Artajasa, Arya Damar, serta Direktur Utama PT Aplikanusa Lintasarta, Yudi Rulanto. Virda mengungkapkan, dengan sistem online tersebut, pihaknya tak lagi kesulitan untuk memberikan data baik kepad!
a para muzakki dan pihak lain. ''Para muzaki bisa leluasa meng!
etahui b
erapa dana yang masuk ke Rumah Zakat Indonesia. Kita juga sedang mengusahakan agar dalam waktu dekat, para muzakki bisa mengetahui untuk apa saja dan didistribusikan ke mana dana zakat yang mereka bayarkan,'' ungkapnya. Tak hanya itu, dalam rangka road show program Indonesia Sadar Zakat di lima kota (Semarang, Padang, Jakarta, Surabaya, dan Bandung) Rumah Zakat Indonesia juga meluncurkan metode pembayaran zakat dengan menggunakan kartu ATM. Untuk metode ini, Rumah Zakat Indonesia menggandeng PT Arjasa yang sudah memiliki pengalaman menangani 57 bank yang terintegrasi dalam jaringan ATM Bersama. ''Kerjasama ini bertujuan untuk memberikan kemudahan kepada muzakki dalam menyalurkan zakatnya tanpa harus datang ke kantor-kantor Rumah Zakat Indonesia.'' Direktur Utama PT Arjasa Arya Damar menjelaskan, para muzakki cukup menyalurkan dana zakatnya dengan berbagai delivery channel yang tersedia yang tergabung dalam jaringan ATM Bersama kemudian transfer ke nomor rekening Rumah Zakat !
Indonesia. ''Kalau dari sisi teknologi, Arjasa siap membantu. Saat ini semua pihak juga sedang berupaya untuk lebih efisien, prinsif pemanfaatan bersama melalui salah satu produk Artjasa yaitu jaringan ATM Bersama. Itu yang kita lakukan dari sisi teknologi,'' jelasnya. Menurut Muhammad Trieha, marketing support senior manager, pencapaian penghimpunan dana Rumah Zakat Indonesia tahun lalu sebesar Rp 65 miliar dari yang ditargetkan sebesar Rp 62 miliar. ''Artinya kita berhasil menghimpun 104 persen dana dari yang ditargetkan. Sedangkan target untuk tahun ini sebesar sebesar Rp 108 miliar ujarnya. Acara road show 'Menuju Indonesia Sadar Zakat' berlangsung semarak. Selain diisi talk show dengan MC kawakan Helmy Yahya, juga dimeriahkan penampilan Opick serta tim angklung Asmaul Husna SMP 28 dan SMP 44 Bandung serta penampilan biola dari Nia 'violin'. dam Cahaya Islam Gelar Pelatihan Smartlove Setiap keluarga bisa dipastikan merindukan kebersamaan yang di dalamnya ada kebahagiaa!
n. Namun, seiring dengan berjalannya roda kehidupan, ada yang !
bisa ter
us mempertahankan dan ada juga yang kandas di tengah jalan. Mereka, kata Ustadzah Hj Mimin Aminah, pimpinan Lembaga Pelatihan dan Konsulatsi Keluarga Cahaya Islam, saat mengunjungi Republika Perwakilan Jawa Barat, bahkan memilih berdiam diri atau berpasrah pada nasib. ''Oleh karena itulah, kami ingin menjawab berbagai tantangan yang mungkin ada melalui tempat berbagi dan mencari solusi,'' katanya belum lama ini. Cahaya Islam merupakan lembaga yang mencoba memfokuskan diri pada pelatihan dan konsultasi keluarga. Lembaga yang berdiri 22 Juli 2006 ini, dinahodai oleh Ustadzah Hj Mimin Aminah dan Ustadz H Lili Chumedi. Beragam kegiatan digelar lembaga ini. Kegiatan itu antara lain 'Dialog Pra Nikah', diadakan pekan lalu. Ahad (17/9) bertempat di Hotel Panghegar, Bandung, mereka akan menggelar pelatihan keluarga sakinah dengan tema Smartlove . Menurut ustadzah Mimin, pelatihan ini ditujukan untuk menciptakan sebuah cara cerdas mencapai keluarga sakinah agar cinta di hati menja!
di harmoni. Adapun materi yang diberikan dalam smartlove itu berupa kiat membahagiakan pasangan, komunikasi sehat dengan pasangan, manajemen konflik keluarga serta bimbingan seks dalam Islam. ''Lebih dari 90 persen yang datang untuk curhat (curahan hati) ke kami adalah wanita. Ini mengapa? Lantas kemana bapak-bapaknya (suami),'' kata Utadzah Mimin. yul IAI Al Aqidah Jadi Laboratorium Pendidikan Islam Institut Agama Islam Al Aqidah semakin memantapkan diri sebagai laboratorium pendidikan Islam. Selain menyelenggarakan program diploma dan strata satu, IAIA juga menggelar program pasca sarjana. Khususnya untuk bidang pemikiran politik Islam, ekonomi Islam, dan pendidikan Islam. Keberadaan pasca sarjana ini melengkapi fakultas yang sebelumnya ada, yaitu tarbiyah dengan jurusan pendidikan agama Islam, pendidikan bahasa Arab, pendidikan bahasa Inggris, pendidikan guru sekolah dasar dan taman kanak-kanak, dan program akta IV. Sedang fakultas syariah terdiri dari jurusan Al Ahwal!
Al Syakhsiyyah, ekonomi syariah, politik Islam, dan perbankan!
syariah
. Selain program di atas, IAIA juga menitikberatkan mahasiswa pada program ekstrakulikuler Qiroatul Kutub, muhadharah (ceramah), dan Wiraatil Quran. Al Aqidah didirikan oleh KH M Hasyim Adnan (alm), seorang dai era 1980-an yang bernaung di bawah Yayasan Dakwah Syi'arul Islam (YADA'I). Lembaga pendidikan yang beralamat di Jl Kayu Manis Barat no 99, Matraman, Jakarta Timur, ini semula berupa Akademi Ilmu Dakwah (AKIDAH). Sempat berubah nama menjadi Perguruan Tinggi Ilmu Dakwah, IAIA makin memantapkan diri sebagai laboratorium pendidikan Islam setelah dikukuhkan melalui SK Mendiknasmengenai akreditasi lembaga pendidikan itu bernomor 006/BAN PT/AK-IV/V/2000.
(tri )