Friday, June 7, 2013

Republika - Masterplan Halal Nasional Siap Akhir Tahun

Selasa, 14 Agustus 2007.



Masterplan Halal Nasional Siap Akhir Tahun













Masterplan itu akan mencakup segala sesuatu.











KUALA LUMPUR -- Malaysia terus berupaya mewujudkan ambisinya menjadi pusat halal dunia. Chief Executive Officer (CEO) Halal Development Corp (HDC), Datuk Jamil Bidin, mengatakan, pihaknya akan segera mengajukan rancangan pertama rencana induk (masterplan) Halal Nasional ke pemerintah untuk dikaji pada akhir tahun ini. Draf yang akan diajukan HDC itu memuat rencana besar negeri jiran untuk menjadi pusat halal dunia. ''Dalam mengembangkan masterplan, kami telah merangkul konsultan lokal untuk mengkaji dan menampung masukan kalangan industri,'' tutur Jamil. Guna menyusun masterplan itu, papar Jamil, HDC telah mengeluarkan dana empat juta ringgit Malaysia (RM). Pembuatan masterplan akan dibagi dua fase yang mencakup periode tiga tahun dan lebih dari lima tahun. Saat ini, diakui Jamil, Malaysia belum memiliki garis pedoman yang jelas untuk industri. Masterplan Halal akan mencakup segala sesuatu, mulai dari produksi, pelayanan, standar, serta proses sertifikasi. ''Sangat pen!

ting bagi kita memiliki masterplan yang benar-benar terencana yang menyediakan kita arah kebijakan bagi industri,'' papar Jamil. Selain menyiapkan rencana induk, Malaysia pun dikenal gencar menggalakkan kampanye halal. Kampanye itu tak hanya ditujukan ke masyarakat domestik, tapi juga masyarakat internasional. Cara itu terus dilakukan sebagai persiapan menjadi pusat barang konsumsi halal sedunia. Apalagi, PM Malaysia, Abdullah Ahmad Badawi, memang tengah menyandang jabatan Ketua Organisasi Konferensi Islam (OKI). Itulah sebabnya, kampanye halal saat ini praktis menjadi keseharian rakyat Malaysia. Tahun ini saja, paling tidak ada tiga kegiatan ekonomi Islam dunia yang diselenggarakan di Malaysia, yakni Forum Halal Dunia, Pameran Halal Internasional Malaysia (MIHAS), dan Forum Ekonomi Islam. Badawi memperkirakan, potensi pasar halal dunia mencapai 1,6 miliar orang, dengan dana yang dibelanjakan lebih dari 600 miliar dolar AS per tahun. Selain pasar yang besar, konsep halal se!

ndiri merupakan desain universal. ''Dengan begitu, sudah sehar!

usnya me

njadi kewajiban Muslim untuk membuat produk dan jasa halal yang bisa melayani semua umat dan bisnis global,'' ujarnya. Giatnya Badawi mempromosikan industri halal tak lepas dari filosofi yang didengungkannya tentang Islam dan modernitas, atau lazim disebut Islam Hadhari. Islam sebagai konsep dasar yang harus diterapkan dalam segala aspek kemasyarakatan, termasuk ekonomi. Menyadari keuntungan itu, industri Malaysia telah mengembangkan berbagai institusi dan infrastruktur untuk membangun pasar halal yang mendunia, khususnya pendirian Halal Industry Development Corporation dan pembangunan zona industri halal. HDC yang didirikan pada 18 September 2006, menurut Jamil Bidin, memiliki visi menjadikan halal sebagai standar global bagi produk dan jasa. Sementara, misinya adalah mengembangkan Malaysia sebagai pusat halal dunia. Guna memperkenalkan produk-produk halal itu, gabungan peritel halal pertama Malaysia, HalMart Inc Sdn Bhd, berencana memiliki 300 outlet di benua Eropa. Keselu!

ruhan outlet itu akan dioperasikan dengan cara waralaba atau program lisensi selama lima tahun. Menurut Direktur Bisnis dan Pengembangan Glohex Consulting Group -- pemilik Halmart Inc-- Azul Shah, sebanyak 100 outlet bakal dibuka di Prancis. Guna membuka 300 outlet ritel produk halal itu, HalMart Inc harus mengeluarkan 150 miliar RM. ''Outlet pertama di Prancis dibuka akhir tahun ini. Kami juga akan membuka di Reading, Inggris, juga akhir tahun,'' tutur Azul. Selain Eropa, India, dan Australia juga tertarik mengundang HalMart. HalMart Inc telah menandatangani kesepakatan dengan Halal Exchange Ltd asal Inggris, sebagai mitra bisnisnya. Dua perusahaan Malaysia juga telah membangun International Halal Center (IHC) pertama di kawasan Timur Tengah, yakniCosmoscape Sdn Bhd dan Apex Communications.

(azlan abubakar )