Tuesday, June 4, 2013

KoranTempo - Gudang Garam Akuisisi Pabrik Rokok Baru

Kamis, 7 Pebruari 2002.

Gudang Garam Akuisisi Pabrik Rokok BaruJAKARTA-PT Gudang Garam Tbk. berencana mengakuisisi PT Karyadibya Mahardika, pabrik yang memproduksi rokok berkadar tar dan nikotin rendah, senilai Rp 784,14 miliar.



Direktur Gudang Garam Heru Budiman mengatakan, dalam rangka akuisisi itu, Gudang Garam telah menandatangani Perjanjian Pengikatan Beli Aset dengan PT Hari Mahardikia Usaha ---pemilik Karyadibya--- pada 5 Februari lalu.



Menurut dia, dalam perjanjian tersebut telah disepakati harga pembelian sebesar Rp 784,14 miliar dengan sistem pembayaran 18 kali cicilan. Masing-masing sebesar Rp 43,57 miliar untuk setiap bulan.



"Transaksi itu akan dimintakan persetujuan pemegang saham independen. Jika disetujui, transaksi itu dapat dilakukan sekitar 22 Maret 2002," ujar Heru kepada wartawan di Jakarta kemarin.



Heru menjelaskan, transaksi akuisisi yang dilakukan Gudang Garam tersebut termasuk transaksi yang mengandung benturan kepentingan. Karena, Susilo Wonowidjojo selaku pemilik PT Hari Mahardika, juga menjadi pemegang saham Gudang Garam.



Oleh karena itu, paparnya, transaksi akuisisi itu terlebih dahulu harus mendapat persetujuan pemegang saham independen.



Heru mengungkapkan, Karyadibya Mahardika merupakan pabrik yang memproduksi rokok dengan kadar tar dan nikotin yang rendah. Dengan akuisisi tersebut, tuturnya, Gudang Garam nantinya akan memasuki segmen pasar rokok berkadar tar dan nikotin rendah, yang saat ini masih berpeluang untuk tumbuh lebih besar dibandingkan jenis rokok lain.



Meski demikian, diakuinya, "Saat ini, Karyadibya Mahardika belum beroperasi. Jadi yang diakusisi Gudang Garam hanya tanah, bangunan pabrik, dan perlengkapan mesin. Tidak ada nilai goodwill yang ikut dibeli Gudang Garam," ujarnya.



Heru juga menjelaskan, sebenarnya nilai transaksi akuisisi untuk seluruh aset Karyadibya adalah sebesar Rp 682,75 miliar, sesuai dengan penilaian yang dilakukan penilai independen.



Namun, tuturnya, Gudang Garam kemudian membayar nilai transaksi lebih tinggi sebesar Rp 101,39 miliar, sebagai kompensasi bagi Karyadibya yang menyetujui pembayaran dilakukan dengan cara mencicil selama 18 bulan.



Alasan akuisisi



Di sisi lain, Heru juga menjelaskan latar belakang kenapa Gudang Garam melakukan akuisisi dan tidak memilih untuk meningkatkan utilisasi kapasitas produksinya.



Menurut dia, saat ini, sebagian besar mesin memiliki spesifikasi untuk memproduksi rokok dengan tar dan nikotin yang tinggi. Jadi, paparnya, Gudang Garam tidak bisa begitu saja melakukan perubahan spesifikasi mesin, karena harus mengeluarkan dana yang sama besarnya dengan membeli mesin baru.



"Lagi pula pilihan akuisisi merupakan jalan singkat bagi Gudang Garam untuk memasuki segmen pasar rokok dengan tar dan nikotin rendah," ungkapnya.



Menurut Heru, nantinya pabrik Karyadibya itu akan memiliki kapasitas produksi sebesar 13 miliar batang per tahun. Untuk tahap awal, paparnya, Gudang Garam menargetkan dapat memproduksi sebesar 1 miliar batang. "Itu estmasi kami. Sedangkan brand yang dipakai oleh rokok itu belum ditentukan," kata Heru.



Menanggapi rencana akuisisi tersebut, Head of Research DBS Vickers Ferry Y. Hartoyo menilai, langkah Gudang Garam memasuki segmen rokok dengan kadar tar dan nikotin rendah sangat tepat.



Menurut dia, saat ini, pasar segmen rokok itu terbesar dan memiliki potensi untuk tumbuh di masa mendatang. "Saat ini, untuk segmen rokok dengan kadar tar dan nikotin rendah masih dikuasai produk HM Sampoerna. Sehingga, dengan akuisisi itu, Gudang Garam dapat bersaing mengisi segmen tersebut," ujar Ferry.



Dia menambahkan, akuisisi itu juga tidak akan memberatkan kinerja keuangan Gudang Garam. Karena, dengan proyeksi EBITDA (laba sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi/cicilan utang) 2002 sebesar Rp 3,7 triliun, nilai akusisi sebesar Rp 784 miliar itu relatif kecil.



"Bahkan cicilan yang harus dibayar Gudang Garam sebesar Rp 43,57 miliar (per bulan) masih 10 kali lebih kecil dari beban bunga yang harus dibayar Gudang Garam setiap bulan," katanya.



Ferry juga memperkirakan, Gudang Garam akan mengeluarkan brand lebih dari satu, seperti yang diterapkan HM Sampoerna, ketika meluncurkan Sampoerna A Mild sepuluh tahun lalu. "Saat itu, secara bersamaan diluncurkan Sampoerna A King dan Sampoerna Internasional." setri yasra/andi dewanto