Wednesday, June 12, 2013

KoranTempo - Bayi Ajaib dari Seberang Lautan

Kamis, 19 Agustus 2004.

Bayi Ajaib dari Seberang LautanSEJAK hari pertama menikah, Charles Nyeko dan istrinya, Miriam, sudah tak sabar ingin menimang bayi. Namun, tahun demi tahun terus berlalu tanpa kehadiran si buah hati, membuat pasangan asal Kenya yang bermigrasi ke London beberapa tahun lalu itu akhirnya sadar kalau mereka menggantang asap.



Baru setelah berkenalan dengan Gilbert Deya, mimpi Charles dan Miriam untuk memperoleh bayi kembali bersemi. Deya adalah pemimpin gereja tempat pasangan Nyeko menjadi jemaatnya. "Kami dijanjikan mendapat mukjizat dari Yang di Atas," kata Charles bahagia.



Dan memang benar. Tak sampai setahun setelah mengikuti ajaran Deya, Miriam Nyeko diberitahu untuk bersiap-siap menjemput bayinya. Bayi itu, menurut petuah Deya, harus dilahirkan di Kenya, tempat leluhur pasangan Nyeko dan tanah air pendiri gereja Deya--siapa lagi kalau bukan Gilbert Geya?



"Bayi itu kami beri nama Daniel. Dia dikirim langsung dari Tuhan," kata Charles berseri-seri. Menurut Charles, pemimpin gerejanya sanggup membuat perempuan yang tidak subur, bahkan yang sudah memasuki masa menopause, hamil dan melahirkan.



Terang saja kisah Charles dan Miriam membuat kening banyak orang berkerut. Bayi ajaib yang turun dari langit di era perjalanan luar angkasa ke Mars seperti sekarang ini hampir-hampir tak masuk akal. Para pemuka gereja di Inggris pun akhirnya turun tangan, bekerja sama dengan sekolah kedokteran setempat. Selain karena Deya membawa-bawa ajaran Kristen, gereja juga terdorong melakukan penyelidikan karena jumlah korban terus bertambah.



Mereka lalu berhasil menemukan fakta mengejutkan: kode genetik--biasa disebut DNA--para bayi itu tak sama dengan perempuan yang mengaku ibu mereka. Walhasil, secara medis, bayi Daniel misalnya, bukan anak Charles dan Miriam Nyeko. "Saya percaya pada keajaiban, tapi saya tidak yakin ada ibu yang melahirkan bayi dengan DNA yang sama sekali berbeda," kata Dominic Walker, seorang uskup di Monmouth, Inggris. "Saya pikir tidak pada tempatnya mengklaim mendapat mukjizat, sementara yang terjadi sebenarnya bisa jadi adalah tindak pidana," kata Dominic lagi.



Tindak pidana penyelundupan bayi antarbenua memang menjadi salah satu motif paling masuk akal di balik klaim mukjizat Gilbert Deya. Kemarin, polisi Kenya, atas permintaan Asosiasi Dokter Kenya dan hasil penyelidikan Gereja Inggris, menjemput 13 bayi dan balita di rumah petak di pinggiran Nairobi, untuk keperluan tes DNA. Ibu ke-13 anak itu--juga pengikut Deya-- mengaku melahirkan anaknya berturut-turut hanya dalam lima tahun.



Walau semua bukti ilmiah jelas bertentangan dengan klaimnya, Deya masih bisa berkilah. Diwawancarai BBC, dia secara terus terang mengaku tidak kuasa bisa memberi penjelasan masuk akal atas kelahiran bayi-bayi ajaib itu. "Saya sebenarnya juga tidak kaget kalau DNA mereka berbeda dengan DNA orangtuanya. Ini bukti bahwa mereka berasal langsung dari Tuhan," kata dia, tegas.



Deya memang pandai meyakinkan orang. Gereja yang ia dirikan kini diikuti sedikitnya 36 ribu jemaah di seluruh Inggris. Gerejanya tersebar di Afrika, sebagian Asia, sampai Eropa. "Fenomena lahirnya bayi ajaib oleh jemaah gereja saya berada di luar kemampuan akal sehat dan imajinasi manusia. Ini pekerjaan Tuhan dan apa yang dikerjakan Tuhan tidak bisa dijelaskan manusia," kata Deya dengan sikap percaya diri. "Saya melihat sendiri, perempuan-perempuan itu hamil, pergi ke Kenya, lalu pulang dengan bayi," kata Deya lagi.



Begitu pun, klaim Deya lagi-lagi dipatahkan oleh pemeriksaan medis. Konsultan kesehatan Patrick O'Brien menunjuk sejumlah dokumen pemeriksaan kedokteran yang membuktikan Miriam Nyeko tidak hamil sebelum berangkat ke Kenya. "Pasangan yang lama tidak memiliki anak sangat rapuh dan putus asa, sehingga mereka bisa dipengaruhi untuk mempercayai apa pun," kata O'Brien. "Ini bukan kelahiran bayi ajaib. Jelas, ada orangtua yang kehilangan bayi dan aparat keamanan harus mencari siapa orangtua bayi-bayi malang ini."



Dan itulah yang sedang dilakukan polisi Kenya saat ini. Menunggu penyidikan rampung, tinggallah Charles Nyeko di rumahnya di London, harap-harap cemas menunggu kepulangan Miriam dan anak ajaibnya, Daniel. Polisi sudah memastikan tak bisa mengizinkan Daniel dibawa ke Inggris. "Kami benar-benar dibuat bingung oleh seluruh situasi ini," kata Charles pelan. wahyu dhyatmika/bbc