Monday, June 10, 2013

detikcom - TNI AU Belum Evakuasi Bangkai Pesawat OV-10 Bronco

Selasa, 24 Juli 2007.

TNI AU Belum Evakuasi Bangkai Pesawat OV-10 Bronco

Sonny Turianto - detikcom

Pesawat OV-10 Bronco (ist)

Malang -

Komandan Pangkalan Udara Abdurrahman Saleh Marsekal Pertama Yushan Sayuti membantah bangkai pesawat OV-10 Bronco yang jatuh di perkebunan tebu Desa Bunut Wetan Kecamatan Pakis Kabupaten Malang dievakuasi secara diam-diam tadi malam.



Dia menegaskan bangkai pesawat masih berada di ladang tebu dan dijaga oleh prajurit TNI Angkatan Udara.



Siang ini, tim Panitia Penyelidik Kecelakaan Pesawat Terbang (PPKPT) Mabes TNI Angkatan Udara berjumlah 30 orang tengah melakukan ivestigasi dengan memeriksa bangkai pesawat yang jatuh, untuk memastikan penyebab jatuhnya pesawat buatan Amerika tahun 1976.



"Untuk kepentingan penyelidikan, posisi bangkai pesawat tidak boleh diubah," katanya kepada wartawan usai memimpin upacara pemakamanan Letda Penerbang Elisieus Quintarumiyarsa, di Taman Makam Pahlawan (TMP) Soeropati, Malang, Selasa (4/7/2007).



Bila penyelidikan tim PPKPT selesai, dijadwalkan Rabu 25 Juli 2007 besok puing pesawat akan dievakusai menuju Pangkalan Udara Abdulrahman Saleh. Bangkai pesawat ini juga tetap akan diteliti lebih lanjut oleh tim yang dibentuk Mabes TNI Angkatan Udara, tentang kelaikan pesawat yang berfungsi sebagai pesawat intai dan serangan udara ini.



"Anggota tim PPKPT terdiri dari para profesional mereka ditraining khusus untuk menyelidiki penyebab kecelakaan pesawat," terangnya.



Sedangkan salah seorang awak yang selamat dalam kecelakaan itu Mayor (Pnb) Danang Setyobudi dalam kondisi sehat. Bila kondisi kesehatannya stabil rencananya siang ini akan menjalani serangkaian pemeriksaan oleh tim PPKPT untuk menerangkan penyebab jatuhnya pesawat yang memperkuat skuadron 21 wing 2 Pangkalan Udara Abdurrahman Saleh.



"Hasil foto rongten tidak ditemukan adanya tulang patah atau retak, hanya memar syarat saja. Kalau kondisi psikologis kurang baik jawabannya bisa ngalor ngidul," ujar Yushan.



Tim bentukan Mabes TNI Angkatan Udara ini memiliki waktu selama sebulan untuk memastikan penyebab jatuhnya pesawat yang diawaki Letda (Pnb) Elisieus Quintarumiansa dan Mayor (Pnb) Danang Setiabudi. Pemeriksaan yang akan dilakukan meliputi manajemen, peralatan cuaca dan faktor manusia.



"Manajemen termasuk komandan pangkalan bagaimana membina para penerbang. Kalau manusia tidur gak, bagaimana tensinya, saya kira kalau tensinya tinggi tidak akan boleh terbang. Karena, sebelum pilot terbang selalu dicek kesehatannya," urainya.



(

mar

/

mar

)