Monday, June 10, 2013

BMG Maritim: Pelayaran, Waspadai Gelombang Besar

Selasa, 14 September 2004.

BMG Maritim: Pelayaran, Waspadai Gelombang BesarSurabaya, 14 September 2004 16:46Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) Maritim Tanjung Perak, Surabaya, mengingatkan agar operator pelayaran dalam beberapa hari ini lebih waspada terhadap kemungkinan terjadinya gelombang besar.



"Gelombang besar tersebut merupakan dampak perubahan cuaca yang bisa berpengaruh terhadap kenyamanan pelayaran," kata Kepala BMG Maritim Tanjung Perak, Edy Waluyo S Ah Mg, di Surabaya, Selasa.



Ia menjelaskan, berdasarkan pantauan citra satelit BMG Maritim Tanjung Perak, dalam beberapa hari ke depan terjadi anomali cuaca berupa depresi tropical cyclon di selatan Filipina, sehingga berdampak terhadap timbulnya gelombang yang cukup tinggi.



Menurut dia, depresi tropical cyclon akan menyebabkan alur angin bertekanan tinggi di Australia bergerak ke kawasan Philipina yang bertekanan rendah menembus wilayah NTB, NTT , Jatim dan kemudian berbelok di Pulau Kalimantan.



Dampak fenomena itu, katanya, arus angin yang membawa butiran air dapat menimbulkan hujan di sejumlah wilayah di Jatim meskipun masih dibawah normal, kurang dari 50 milimeter (mm) serta angin kencang berkecepatan sekitar 60 kilometer per jam.



"Selain hujan, fenomena alam itu juga mempengaruhi peningkatan suhu udara, khususnya di Surabaya pada kisaran 35-36 derajad Celcius serta gelombang laut yang cukup tinggi," kata Edy menambahkan.



Gelombang laut yang cukup tinggi itu diperkirakan bisa terjadi di Samudera Indonesia dan laut Jawa, sedangkan ketinggian gelombang maksimal lima meter.



Gejala alam itu kini sudah terlihat di perairan Selat Madura dan Selat Bali yang kini dioperasikan kapal-kapal penyeberangan. Ketinggian gelombang di daerah itu kini sudah berkisar 1-1,5 meter.



Penakar hujan Lebih lanjut Edy Waluyo mengemukakan, musim hujan tahun ini diperkirakan curah hujannya sangat tinggi, karena siklus lima tahunan. "Bahkan, awal musim hujan di Surabaya akan dibarengi dengan awan tebal cumulus nimbus (cb)," ujarnya.



Karena itu, BMG Maritim kini sudah mengusahakan untuk memasang penakar hujan otomatis di seluruh kabupaten/kota di Jatim kecuali Surabaya, untuk memberikan peringatan awal jika curah hujan tinggi yang bisa mengakibatkan banjir dan tanah longsor.



"Alat penakar hujan tersebut akan kami korelasikan dengan satelit yang kami miliki. Dengan demikian, kami akan bisa memberikan `warning` kepada daerah-daerah yang telah memasang penakar hujan itu," kata Edy Waluyo. [Tma, Ant]