Kendari, UB
Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Sultra memprediksi sepanjang bulan April hingga Mei wilayah Sultra telah memasuki musim pancaroba. Peralihan musim hujan ke musim kemarau ditandai dengan posisi matahari yang sebelumnya berada sebelah selatan garis katulistiwa mulai ke arah utara. Diperkirakan posisi matahari akan terus bergeser melewati garis ekuator pada bulan Juni, pada saat itulah wilayah Sultra memasuki musim kemarau.
Kepala Stasiun Metereologi Maritim Kendari, Natsir S.Sos mengatakan masa peralihan ini ditandai dengan cuaca dan arah angin yang cenderung berubah-ubah. Hal ini dikarenakan tekanan udara rendah sehingga mengakibatkan kelembaban udara relative tinggi. Kondisi itu, memicu pembentukan awan hujan cukup signifikan sehingga cuaca di wilayah Sultra akan berawan bahkan hujan.
"Seperti yang terjadi dalam beberapa terakhir ini, jika pagi cuaca cerah dan siang panas maka sore akan terbentuk awan konektif. Bila demikian kemungkinan akan terjadi hujan pada sore dan malam hari dengan intensitas hujan lebat namun cenderung singkat bahkan terkadang hanya hujan lokal,"terangnya kepada Kendari Pos, Kamis (11/4) kemarin.
Pada umunya kata Natsir, cuaca memasuki musim pancaroba cenderung ekstrem. Ketika akan hujan, masyarakat harus waspada sebab hujan biasanya disertai angin puting beling dan petir. Potensi adanya petir maupun angin puting beliung, dikarenakan tekanan udara rendah sehingga menimbulkan pusaran angin yang membentuk awan culumus nimbus.
"Untuk itulah, kami menghimbau agar masyarakat waspada, sebab kemungkinan angin puting beliung bisa terjadi terutama mereka yang tinggal didaerah perbukitan sebab daerah berpotensi akan terjadi angin kencang. Selain itu, pada wilayah perairan laut sebab dapat menimbulkan ketinggian arus gelombang. Sementara itu, ancaman petir akan terjadi di daerah-daerah lapang dan daerah yang tanahnya kadar unsur logam tinggi terutama daerah Konawe Selatan (Konsel) dan Konawe Utara (Konut),"warning Natsir.
Kondisi cuaca hingga dua hari ini, umumnya berawan hingga hujan dan di sebagian wilayah perairan Sultra berpeluang hujan sedang terkadang disertai guntur dan angin kencang. Dengan arah angin pada umumnya bertiup ke utara sampai timur laut dengan kecepatan 2 s.d 10 knots. Sehingga menimbulkan gelombang dengan ketinggian 2 s.d 3 meter yang diperakirakan terjadi di perairan sebelah timur Sultra.
Kondisi ini tambahnya menimbulkan gelombang pasang di pelabuhan Kendari. Air pasang maksimum setinggi 1,8 meter akan terjadi pada pukul 13.00 Wita dan minumum setinggi 1,7 meter pada pukul 22.00 s.d 24.00 Wita. Sementara air surut maksimum setinggi 1,4 meter pada pukul 18.00 Wita dan minimum pada pukul 06.00 s.d 08.00 Wita setinggi 0,8 meter.
"Secara umum tinggi gelombang di perairan Sulawesi berada pada kisaran 0,3 hingga 3. Rinciannya, di perairan Bau-bau tinggi gelombang 1 hingga 2 meter, perairan kepulauan Wakatobi dikisaran 0,5 hingga 2 meter, perairan Menui-Kendari 1,3 hingga 2 meter dan perairan sebelah timur Sultra 2 hingga 3 meter,"paparnya.
Untuk keadaan suhu udara tambahnya, rata-rata 27 derajat celcius dengan suhu udara maksimum mencapai 34 derajat celcius dan suhu udara minimum 24 derajat celcius. Sementara kelembaban udara rata-rata 75 persen dimana kelembaban udara maksimum 97 persen dan kelembaban udara minimum 62 persen.(amal)