Saturday, March 19, 2011

Sarjana Menganggur di Indonesia Capai Ratusan Ribu Orang

Unaaha, (Armin rumpa Jurnalis Media Sultra)
Angka pengangguran saat di Indoseaa sudah mencapai, 12 sampai 13 juta orang, dan 8 sampai 9 persen diantaranya, adalah alumni perguruan tinggi, bahkan ada yang menyebutkan, 760 ribuan adalah sajana S1 dan siasanya adalah Diploma, hal itu disebabkan karena rendahnya soft skill dan rendahnya minat berwirausaha, hal itu dikatakan Koordinator Kopertis Wilayah IX Sulawesi Prof H. Basri Wello, MSi baru-baru ini Di Universitas Lakidende.

Kata Basri, Dari dua sumber kementrian berbeda, dalam hl ini Kementrian Pendidikan Nasional dan Kemetrian Tenaga Kerja, ada dua faktor utama yang menyebabkan masih banyaknya sarjana menganggur, kalau dari Dirjen Pendidikan Tinggi dari berbagai survey yang dilakukan, ternyata salah satu faktor utama masih banyaknya, alumni perguruan tinggi menganggur adalah, karena rendahnya soft skill yang dimiliki oleh para sarjana, "jadi bukan karena rendahnya IPK, tetapi rendahnya kemampuan habluminnannas-nya, kemapuan interpersonal comumication, kemapuan berhubungan dengan orang lain dan kemampuan berhubungan dengan diri sendiri, pada saat wawancara dan tes, dan bahkan tes pisikologi banyak gugur, dan disitulah mencerminkan bahwa soft skill rendah" kata Prof Basri Bahkan penelitian diseruh dunia menjukkan bahwa, 80 persen sukses seseorang itu dalam berkarir ditentukan oleh Soft skill, Sumber kedua dari Kementrian Transmigrasi mengatakan bahwa, salah satu faktor utama kenapa banyak sarjana menganggur adalah, karena rendahnya minat para sarjana terjun kedunia usaha, kurang minat berwira usaha, dan sekarang ini kementian Transmigrasi membuat program mencetak minimal seribu orang sarjana baru setiap tahun untuk berwira usaha. "tetapi alangka mengagetkan pada saat dilakukan pendaftaran, di Jakarta saja hanya 60 orang yang mendaftar, untuk program ini, padahal di Jakarta gudangnya Sarjana yang menganggur, ini juga belum diketahui apakah kurang tersosialisasi atau bagaimana, padahal perlu diketahui bahwa sebuah negara, pertumbuhan ekonomi dan employment itu, tingkat employment membuthkan minimal dua persen dari seluruh penduduknya untuk berwirausaha" Jelas Basri Kata dia, Menurut data yang ada jumlah wirausaha yang ada sekarang di Indonesia, baru 560 ribu orang, dari total penduduk 230 juta, jadi kalau dihitung prosentasenya baru 0,20 an persen sekarang, masih jauh dari dua persen, padahal negara tetangga Malaysia, 3 persen, Singapura 7 persen Jepang, korea dan Cina 10 persen, dan sangat Apa artinya itu, kata Prof Basri, bahwa kedua hal ini, harus mendapat perhatian khusus dalam melakukan standar proses pembelajaran yang dilakukan, proses pembelajaran yang hanya menekankan pada peciptaan dan pemburuan pada IPK yang tinggi "sehingga kita hanya menciptakan nanti sarjana-sarjana robot, olehnya mereka pintar tetapi tidak bisa kerjasama dengan orang lain, tidak menghargai karya, peran dan fungsi orang lain, egois dan selalu menganggap dirinya lebih pintar dari orang lain, karena banyak diantara kita, pimpinan perguruan tinggi hanya betul-betul hanya menekankan pada pemetaan ilmu pengetahuan dan teknologinya, tetapi tidak atau kurang memberikan pengembangan-pengembangan pribadi terutama aspek-aspek soft Skill."Ujar Basri Begitu pula persoalan kewirausahaan, setiap dosen harus mampu mentransfer nilai-nilai kemandirian dan bagaimana kemampuan berwirausaha dan harus menciptakan mata kulaih-mata kuliah khusus tetapi cukup memberikan pemahaman-pemahaman, dan tidak menciptakan manusia-manusia yang konsumtif, "taunya hanya belanjakan uang saja tetapi tidak memikirkan bagaimana memproduksi uang masyarakat kita terkenal dengan masyarakat konsumtif" ujar Basri.(Cr-6)