Unaaha,Armin rumpa (Jurnalis Media Sultra)
Sekretaris Komisi B DPRD Konawe Jamaludin Banasiu mengatakan, Setelah izin perusahaan kelapa sawit PT Mega Usaha Tani (MUT) dicabut izinnya oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Konawe Febrbuari lalu, kini tersiar kabar bahwa lokasi yang salah satunya terletak di Kecamatan Besilutu tersebut dijadikan lokasi pengolahan kayu.
Jamaludin mengungkapkan, bahwa informasi adanya aktifitas pengolahan kayu di Besilutu menang santer terdengar, bahkan dirinya mendapati masyarakat disana sudah bekerja sebagai karyawan di lokasi pengolahan kayu. “Saya belum tahu persis apakah aktifitas pengolahan kayu disana, telah mendapat izin dari Dinas Kehutanan atau tidak, yang pastinya masyarakat pemilik lahan yang sudah menjual tanahnya saat ini juga menjadi karyawan di tempat pengolahan kayu,”ujar Jamaludin.
Jamaludin menjelaskan, Yang terjadi di Besilutu, masyarakat pemilik lahan menjual tanahnya kepada karyawan salah satu bank swasta di Kota Unaaha, diduga bank tersebut adalah milik pengusaha yang juga pemilik perusahaan PT Damai Jaya Lestari (DJL) yang ketika masuk di Kabupaten Konawe berganti nama menjadi PT MUT.
“Jadi karyawan bank tersebut diarahkan untuk membeli tanah milik masyarakat disana, ini bukti kuitansi dan akta jual beli dari pemerintah setempat dipegang oleh pemilik lahan, dbeli antara karyawan bank dan masyarakat yang disahkan oleh Kepala Desa ada ditangan pemilik lahan,”ujar Jamaludin
Kata dia, Komisi B DPRD Konawe pernah mengagendakan tinjauan lapangan di Desa Silea Kecamatan Besilutu, dimana Bansal pengolahan kayu dibangun, Namun rombongan anggota Komisi B DPRD Konawe gagal sampai ke lokasi bansal, karena kondisi medan jalan yang tak memungkinkan ditempuh dengan kendaraan roda empat. “Kami kesana menggunakan mobil Strada, tapi tidak tembus juga. Untuk sampai kelokasi pembangunan jalan harus jalan kaki apalagi saat musim hujan seperti ini,”Jelas Jamaludin.
Dia mengungkapkan, pihaknya akan mengagendakan kembali kunjungan ke lokasi itu, terlebih lagi jika aktifitas mereka disana sudah mulai mendapat reaksi dari masyarakat maupun LSM. “Kalau memang aktifitas mereka di Besulutu sudah mulai meresahkan warga, kenapa kami tidak mengagendakannya lagi demi kepentingan masyarakat,”tegas Politisi Demokrat tersebut. (***)