Minggu, 28 Agustus 2005.
Pengamat : Tak Mudah Aceh dan Papua Lepas
Minggu, 28 Agustus 2005 | 17:52 WIB
TEMPO Interaktif, Jakarta:Menanggapi pernyataan Jenderal Ryamizard Ryacudu mengenai kemungkinan lepasnya Aceh dan Papua dari Indonesia, pengamat politik yang juga Guru Besar Ilmu Hukum Universitas Indonesia, Hikmahanto Juwana, menyatakan bahwa tidak semudah itu Aceh dan Papua lepas dari Indonesia. "Klasifikasi rakyat, wilayah, pemerintah seperti yang dikatakan Ryamizard untuk menjadi negara tidak sesederhana itu,"ujar Hikmahanto, Minggu (28/8).
Contohnya, di antara masyarakat Aceh saja, masih ada yang tidak setuju dengan kemerdekaan Aceh. Pemerintah yang dimiliki Aceh pun bukan pemerintah yang dapat dipertahankan. "Dan yang terpenting dari semua itu, pengakuan internasionallah yang paling menentukan,"ujar Hikmahanto.
Saat ini Aceh sedang dalam proses perdamaian. Sedangkan Papua, walaupun ada campur tangan dari pihak asing, "itu tidak signifikan,"kata Hikmahanto. Maksudnya, yang ikut campur dalam masalh Papua ini bukan negara besar seperti Amerika Serikat, melainkan negara kecil seperti Fiji.
Mengenai campur tangan Kongres AS, menurutnya, Menteri Luar Negeri AS hanya meminta analisis mengenai keabsahan Penentuan Pendapat Rakyat (Pepera). Dan pemerintah tinggal memberikan informasi soal keabsahan Pepera.
Selain itu, di Aceh, Gerakan Aceh Merdeka saat ini, menurut Hikmahanto, masih berstatus insurgen. "Artinya masih pemberontak biasa, belum menjadi beligeren yang sudah diakui oleh dunia internasional,"ujarnya dia. Biasanya, untuk menjadi negara, insurgen akan berevolusi dari menjadi beligeren.
Fanny Febiana