Rabu, 14 Desember 2005.
Main Curang di Langit Iran Pesawat mata-mata Amerika Serikat hilir-mudik di atas udara Iran. Sebuah pelanggaran konvensi yang serius.
Menyembunyikan perbuatan lancung memang tak ubahnya membekap bau tak sedap agar tak tercium dan membawa malu. Begitu pula maksud pemerintah Amerika Serikat dengan aktivitas mata-matanya di atas udara Iran. Tapi, terbongkar juga kegiatan tak patut tersebut. Yang membongkar tak lain adalah media Amerika sendiri.
Dua pekan lalu, harian The Washington Post, mengutip tiga pejabat pemerintah Amerika yang disembunyikan identitasnya, memberitakan operasi spionase yang telah berlangsung hampir setahun itu. Caranya, menggunakan pesawat mata-mata kecil, canggih, dan tak berawak yang bertugas merekam sebanyak mungkin data negeri itu melalui pemotretan yang tak mungkin dilakukan satelit mata-mata. "Pesawat itu diluncurkan dari pangkalan Amerika di Irak," kata salah seorang sumber tersebut.
Sebenarnya, The Post hanya membenarkan temuan rakyat Iran sendiri. Sejak Desember tahun lalu, masyarakat Iran di sekitar Laut Kaspia dan perbatasan dengan Irak sering melihat fenomena aneh di langit. Benda ganjil yang lebih sering terlihat malam hari itu melintas cepat, diikuti kilatan cahaya merah, hijau, dan biru, dan hilang seketika. Koran setempat sempat memberitakan kemungkinan kunjungan benda terbang tak dikenal (UFO) ke negara mereka. "Tetapi kami tahu, itu kehadiran pesawat mata-mata," kata seorang pejabat di Angkatan Udara Iran.
Lebih dari itu, sadar adanya jebakan, Angkatan Udara Iran, yang selama dua puluh lima tahun banyak perwira udaranya dilatih oleh Angkatan Udara Amerika, juga tidak merespons manuver tersebut. "Kami memutuskan tidak melayani aksi tersebut," kata Kepala Staf Angkatan Udara Iran, Brigadir Jenderal Karim Qavami. Mereka bahkan tidak berusaha mengaktifkan radar.
Menurut pihak Angkatan Udara Iran, manuver pesawat mata-mata tersebut tak lain adalah taktik AS yang dikenal dengan istilah "musuh memancing perang". Sebuah taktik yang ampuh dipraktekkan di medan perang Korea dan Vietnam. Juga efektif menyerap data kekuatan Cina serta mengeruk banyak informasi penting Uni Soviet pada saat berlangsungnya Perang Dingin di era 1980-an.
Jika Iran terpancing dengan menghidupkan radarnya, "Kita bisa tahu semua sistem pertahanan mereka," kata Thomas Keaney, kolonel purnawirawan Angkatan Udara Amerika Serikat (USAF), yang saat ini menjabat Direktur Lembaga Kebijakan Luar Negeri Universitas John Hopkins, Amerika.
Bisakah gaya cowboy Amerika memata-matai itu dibenarkan? "Tentu tidak," kata pakar hukum udara dan ruang angkasa Priyatna Abdurrasyid. Menurut mantan Direktur International Institute of Space Law, Paris, Prancis itu, gaya Amerika tersebut melanggar banyak aturan internasional. Paling tidak, Priyatna menunjuk tiga konvensi dunia yang mengatur soal ruang angkasa, yaitu Konvensi Chicago, Resolusi PBB tahun 1985, serta Space Treaty tahun 1963.
Ironisnya, yang terakhir�Space Treaty�justru ikut disusun pihak Amerika Serikat sendiri, selain Uni Soviet dan Inggris, ketika negeri itu dihantui keunggulan Soviet dalam teknologi roket. Saat itu Amerika berupaya membatasi gerak Soviet untuk mencuri data kekuatan mereka lewat ruang angkasa. "Kini, mereka seolah menjilat ludah sendiri," kata Priyatna tentang tindakan AS. Resolusi PBB sendiri, kata Priyatna, melarang pihak mana pun melakukan pemotretan satelit atas negara lain tanpa izin negara tersebut.
Amerika memang sering tak menggubris aneka konvensi tersebut. Selain itu, negara tersebut juga menganut doktrin control theory yang dikembangkan Cooper, mantan penerbang Perang Dunia I. Teori ini menyatakan kebijakan Amerika ditentukan oleh kekuatan fisik (tempur) dan ilmiah, berupa penguasaan ruang angkasa. Intinya, negara itu merasa, selama mereka mampu, itulah "batas" negara mereka. "Itulah sebabnya mereka menempatkan armada di seluruh dunia," kata Priyatna.
Iran tak berdiam diri atas pelanggaran tersebut. Karena tidak memiliki jalur diplomatik dengan AS, mereka melakukan protes lewat negara Swiss.
Darmawan Sepriyossa (BBC News, Aljazeera)