Wednesday, June 5, 2013

Republika - Wira usaha Jadi primadona

Jumat, 28 Desember 2007.



Wira usaha Jadi primadona













selain mempelajari agama, santri pun diwajibkan mengikuti sekolah umum dan kegiatan kewirausahaan berupa budidaya pertanian, perkebunan, dan perikanan.











Pondok Pesantren Al-Hikamussalafiyah yang lokasinya di Desa Cipulus Kec Wanayasa Kab Purwakarta atau lebih dikenal dengan Pesantren Cipulus, banyak didatangi santri dari berbagai penjuru Jawa Barat. Bahkan, tidak sedikit santri yang menimba ilmu agama ini datang dari pulau Sumatera dan Batam. Karena, selain menyediakan tempat untuk menimba ilmu agama, pesantren ini juga menyediakan lembaga sekolah secara umum. Itu sebabnya, orang menyebut Pesantren Cipulus ini merupakan pesantren modern yang tetap mempartahankan kesalafannya. Tahun ini, jumlah santri mukim (santri yang tinggal di pondokan, red) yang ada di Pesantren Cipulus sebanyak lebih dari 700 santri. Usia santri beragam, mulai dari lima hingga 40 tahun. Yang menarik, selain ilmu agama dan umum, santri wajib mengikuti plajaran tambahan lain, yaitu ilmu kewirausahaan. Kami ingin para alumni bisa mandiri secara ekonomi, ujar Haji Abdul Jabar, yang juga merupakan salah satu anggota Dewan Kyai dan penanggungjawab asra!

ma Nugraha I di pondok pesantren itu. Para santri itu dikelompokkan dalam empat kelas. Diantaranya, kelas Ba Nun, kelas I atau Ibtida, kelas II Mutawasith (pertengahan), kelas III atau kelas 'Aly (lanjutan). Kelas Ibtida merupakan kelas bagi santri pemula atau santri pindahan dari pondok lain. Di kelas ini, santri dituntut untuk menghafal Alquran, bacaan shalat, dan Juz 'Amma. Setelah satu tahun dan santri dianggap mampu mengikuti pembelajaran tingkat selanjutnya, maka santri berhak naik ke kelas selanjutnya, yakni kelas I. Di kelas I ini, santri diwajibkan memperdalam Alquran, akhlaq lil banin, durusul fiqhiyyah, tijan, safinah dan jurumiyah, serta amtsilati. Selain itu, santri digembleng hafalan nadzom aqo'idul iman. Setelah dianggap mampu, maka santri melanjutkan pendidikannya ke kelas II dan seterusnya. ''Di sini, selain mempelajari agama, santri pun diwajibkan mengikuti sekolah umum. Itu yang menjadikan pesantren kami menjadi pesantren favorit pilihan masyarakat. Istil!

ahnya sekali mendayung dua tiga pulau terlampaui, tambah Abdul!

Jabar.

Jadwal santri dari mulai sebelum subuh sampai menjelang tidur pukul 21.30 WIB sangatlah padat. Pasalnya, banyak kegiatan-kegiatan baik keagamaan ataupun kegiatan ekstrakulikuler yang wajib diikuti para santri ini. Salah satu contohnya, kegiatan pengajian atau hafalan Alquran dan hafalan kitab kuning yang dilaksanakan setelah lepas sahalat lima waktu. Selain mendapatkan pelajaran yang wajib, para santri tersebut bebas mengikuti kegiatan ekstrakulikuler yang tersedia. Di antaranya, ekstrakulikuler bahasa Arab, pertanian dan perkebunan, serta budidaya ikan. Untuk ekstrakulikuler bahasa Arab, semua santri dari berbagai kelas wajib mengikutinya. Sedangkan, untuk ekstrakulikuler pertanian, perkebunan, dan perikanan lebih dikhususkan bagi santri tingkat lanjut. Hanya santri yang dianggap sudah dewasa yang mampu mengikuti kegiatan ekstrakulikuler ini, jelas Abdul Jabar. Tujuannya, supaya santri ini mengetahui cara mempertahankan hidup dari himpitan ekenomi, dengan cara berwiraswast!

a dari hasil dia bercocok tanam dan budidaya ikan. Santri yang dilibatkan dalam kegiatan ekstrakulikuler pertanian, perkebunan, serta budidaya ikan ini akan mendapatkan upah dari hasil jerih payahnya dengan cara bagi hasil. Selain untuk melatih wira usaha, budidaya itu juga untuk menghidupi pesantren. Hasil pertanian dan perikanan itu dijual dan hasilnya digunakan sebagai salah satu bahan bakar kegiatan kepondokan. Boleh juga! win

( )