Sunday, June 9, 2013

Republika - Kok Sempoyongan?

Minggu, 14 Januari 2007.



Kok Sempoyongan?













Gara-gara sempoyongan, seorang lansia bisa terjatuh dan cedera. Bagaimana mengatasinya?











Ada hal tak biasa dan mengganggu yang akhir-akhir ini kerap dirasakan Mbah Muhammad (81 tahun). Saat berjalan, seringkali ia tiba-tiba merasa nggliyer atau sempoyongan. Padahal, ia tidak sedang sakit. Tekanan darahnya juga normal. Apa sebenarnya yang terjadi pada Mbah Muhammad? Dokter Probosuseno SpPD dari SMF Geriatri Rumah Sakit Dr Sardjito/Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada Yogayakarta menjelaskan, sempoyongan atau yang dalam kamus kedokteran disebut dizziness adalah sensasi di mana seseorang merasa kepalanya terasa ringan, seperti akan pingsan, berputar, perasaan mabuk, pandangan kabur, pusing, atau perasaan perih. Dizziness merupakan keluhan yang sering dijumpai pada lanjut usia (lansia), dengan prevalensi sekitar 30 persen pada individu yang berusia di atas 65 tahun. Adelman, spesialis penyakit dalam dari Amerika Serikat menyatakan, dizziness merupakan penyebab utama ke-13 yang membawa seseorang berobat ke spesialis penyakit dalam. Diperoleh pula data,!

dari 1.622 orang yang berusia di atas 60 tahun di masyarakat, 29,3 persen di antaranya mengalami dizziness. Walau tak mematikan, kata Probosuseno, para lansia perlu mewaspadai akibat yang timbul dari dizziness yaitu jatuh, karena berpotensi menimbulkan luka, patah tulang, dan takut untuk beraktivitas. ''Dizziness juga berkaitan dengan kesehatan yang menurun,'' katanya. Dizziness pada lanjut usia termasuk sindroma geriatrik karena menggambarkan disfungsi pada satu atau lebih sistem tubuh, dan mempunyai berbagai macam faktor risiko predisposisi yang beragam, antara lain: kecemasan, depresi, menggunakan lima atau lebih macam obat, gangguan keseimbangan, infark miokard terdahulu, hipotensi postural (penurunan tekanan darah sistolik sebesar 20 mmHg atau 20 persen dengan atau tanpa gejala segera setelah berdiri atau setelah dua menit berdiri, atau setelah lima menit dalam posisi terlentang), dan gangguan pendengaran. Penyebab dan penanganan Keluhan sempoyongan bisa disebabkan o!

leh banyak hal, yaitu: * Vestibulopati perifer (antara lain Be!

nign Par

oxysmal Positional Vertigo atau BPPV, labirintis (radang labirin), dan penyakit meniere) sebesar 38-44 persen. * Vestibulopati sentral (semisal tumor). Namun ini jarang terjadi. Prevalensinya pada lansia kurang dari 10 persen. * Psikiatrik, sekitar 16-32 persen. * Defisit sensori multipel, sekitar 13 persen. * Penyakit sistemik, sekitar 8 persen. * Kondisi lain, sebesar 26 persen. * Tidak diketahui penyebabnya, sekitar 9-13 persen. Mengenai pengobatan dizziness, kata Probosuseno, perlu dilakukan secara menyeluruh, tergantung penyakit yang mendasarinya dan sebaiknya dilakukan secara multidisiplin serta interdisiplin. Yang pasti, setiap pemberian pengobatan pada lansia harus dipertimbangan untung ruginya, dengan memperhatikan efek samping yang timbul. ''Dan apabila penyebabnya adalah vertigo perifer (BPPV), maka dapat diberikan desensitasi dengan latihan gerakan khusus yang disebut senam vertigo.'' nri

( )