Sunday, June 9, 2013

Republika - Belajar Naik Sepeda Motor yang Aman

Minggu, 24 Pebruari 2008.



Belajar Naik Sepeda Motor yang Aman













Sebanyak 90 siswa di Bandung diajari naik sepeda motor yang aman. Mengapa?











Shelly Dayantara (15 tahun) tengah serius menyimak penjelasan dari kakak instruktur mengenai cara aman berkendaraan. Siswi kelas 1 SMAKN 8 Bandung itu langsung mempraktikkannya dengan dibantu enam pemandu, mengendarai sepeda motornya. Shelly melewati rintangan berupa jalanan berzig-zag yang sengaja dibuat licin dan jalanan berpasir. Tapi, Shelly tidak sendirian lho, Rabu (13/2) siang itu. Ia bersama 90 siswa lainnya dari 10 Sekolah Menengah Atas (SMA) di Kota Bandung mengikuti pelatihan Life Skills Program for Safety Riding with Castrol di Sabuga ITB Bandung. Pokoknya, sangat seru dan penuh tantangan. Itulah yang mereka rasakan. Para siswa yang terpilih --masing-masing sembilan siswa dari tiap sekolah yang diundang-- dengan semangat mencoba mengendarai sepeda motor menghadapi beberapa tantangan. Dyah Ayu Imandawati (16 tahun), siswi SMAN 22 Bandung, mengaku sangat gembira. "Ini seru sekali, juga seneng banget punya pengalaman dan mendapat pengetahuan berkendaraan ya!

ng aman!" ujarnya. Program pendidikan yang melibatkan siswa dari 6 SMU dan 4 SMK di Bandung ini, diselenggarakan oleh Departemen Pendidikan Nasional yang bekerja sama dengan sebuah produsen oli. Program ini bertujuan mempelajari cara berkendaraan yang aman dan nyaman dalam berkendaraan sepeda motor. Peserta mendapatkan materi berupa teknik dasar berkendaraan aman, dan juga materi tambahan seputar kesiswaan. Dalam acara tersebut, para pemandu menjelaskan dengan detail betapa pentingnya pengetahuan berkendaraan dengan baik. Tahu kan, jumlah kecelakaanbegitu banyak. Di Bandung, kecelakaan sepeda motor mencapai 1.948 kasus pada 2006. Kategori korban berusia 16-25 tahun atau usia remaja menduduki peringkat kedua yaitu sebanyak 575 kasus. Peduli Untuk itulah, Departemen Pendidikan Nasional menyambut baik inisiatif penyelenggaraan program ini. Pihak penyelenggara ingin memberikan kontribusi terhadap para generasi muda. Ibu Widaninggar, kepala Pusat Pengembangan Kualitas Jasmani,!

Departemen Pendidikan Nasional, menjelaskan bahwa pembekalan !

hidup ba

gi para pelajar tidak hanya cukup didapat dari pendidikan kurikulum di sekolah. Namun, juga bisa dilakukan diluar jam sekolah. "Pendidikan bukan semata-mata tugas pemerintah, tetapi juga harus didukung semua komponen," kata dia. Ibu Widaninggar sangat setuju jika kepada para pelajar diajarkan cara berkendaraan aman di jalan raya. "Itu adalah upaya kita menyelamatkan generasi penerus dari korban di jalan raya," ujarnya. Kak Yusmawan, perwakilan dari pihak penyelenggara, juga menambahkan bahwa sebagai salah satu bentuk komitmen terhadap keselamatan berkendaraan, pihaknya menuangkan dalam bentuk kampanye pengenalan safety riding sejak dini. "Kampanye ini adalah investasi hidup yang sangat besar, manfaatnya bukan hanya untuk diri sendiri, tetapi juga untuk keluarga, masyarakat, dan pembangunan ekonomi nasional," jelas Kak Yusmawan. Dengan program ini, lanjut Kak Yusmawan, ''Kami coba perkenalkan dan membekali para pelajar di Bandung khususnya mengenai pengetahuan dan teknik berk!

endara sepeda, yang pelaksanaannya didukung instruktur berpengalaman dan bersertifikat internasional." Program ini sebelumnya juga pernah dilaksanakan dengan sukses di Malaysia yang mendapat dukungan penuh dari pemerintah Malaysia. "Kami juga berharap dapat membantu pemerintah Indonesia menekan tingkat kecelakaan lalu lintas serta membentuk karakter dan mendidik para pelajar menjadi manusia yang disiplin berlalulintas sejak dini," kata kak Yusmawan. Zaman sekarang, mudah sekali bagi setiap keluarga Indonesia memiliki sepeda motor, yang antara lain ikut digunakan oleh anak-anaknya. Menurut Kak Yusmawan hal tersebut adalah salah satu sumber jatuhnya korban sia-sia di jalan raya akibat tidak didukungnya pengetahuan mengendarainya. "Ya, mudah-mudahan kami bisa menyelamatkan generasi penerus dari korban jalan raya," kata Kak Yusmawan menutup pembicaraan. n yurri erfansyah

( )