Senin, 2 Mei 2005.
Program Rekonstruksi Olahraga NAD Belum JelasBanda Aceh, 2 Mei 2005 13:38Walaupun utusan KONI Pusat sudah berkunjung ke Aceh, namun program rekonstruksi dan rehabilitasi sarana/fasilitas olahraga di provinsi itu yang rusak akibat bencana tsunami, 26 Desember 2004, hingga kini belum jelas.
"Sampai hari ini (2/5), kami belum menerima informasi dari pengurus KONI Pusat bagaimana program rekonstruksi dan rehabilitasi sarana/fasilitas olahraga di daerah ini," kata Wakil Sekretaris KONI Aceh, Nuzuli MS, sebagaimana dikutip dari Antara.
Yang sudah diterima pengurus KONI Aceh hanya bantuan dalam bentuk uang senilai Rp 181.750.000 untuk diberikan kepada para atlet dan pelatih serta anggota keluarganya yang meninggal/ hilang serta cedera pada saat bencana tsunami lalu.
"Sungguhpun demikian, kami yakin perhatian KONI Pusat terhadap Aceh akan tetap ada," kata Nuzuli.
Sarana/fasilitas dan perlengkapan olahraga milik KONI Aceh kini dilaporkan banyak yang hilang/rusak pada saat tsunami, sehingga upaya pembinaan dan peningkatan prestasi atlet untuk menghadapi even-even nasional lainnya terkendala.
"Tak biasa dibayangkan, kalau sarana/fasilitas olahraga yang hancur/rusak itu tetap dibiarkan begitu saja," kata Nuzuli dengan nada mengeluh.
Selain sarana/fasilitas olahraga yang rusak, KONI Aceh juga merasa sangat terpukul dengan banyaknya atlet berprestasi nasional yang tewas/hilang dalam bencana lalu, sehingga cita-cita mengukir prestasi di pentas PON VIII/2008 hanya menunggu keajaiban.
Atlet nasional Aceh yang tewas/hilang saat bencana tsunami lalu enam orang dari cabang anggar, yakni Hendra Adi Lesmana, Marnila Dewi Okvita, Habli, Sri Saprina, Eki Munanda, Zarkatun Wahida serta seorang atlet karate atas nama Adriani.
"Selain atlet, KONI Aceh juga kehilangan seorang wasit anggra bersetifikat nasional, yakni Helmy Muhammad," katanya.
Pasca bencana tsunami lalu, KONI Aceh sangat membutuhkan perbaikan sarana/fasilitas olahraga yang rusak serta peralatan yang hilang, disamping peningkatan pembinaan atlet lapisan kedua untuk menghadapi PON mendatang di Samarinda, Kaltim.
"Kami sangat mengharapkan, selain rekonstruksi sarana olahraga juga perlu perhatian KONI Pusat untuk membina atlet dengan cara menitip asal Aceh dibeberapa pusat pendidikan/ pelatihan di pulau jawa," demikian Nuzuli MS. [EL, Ant]