Monday, June 10, 2013

KoranTempo - Jam Belajar di Jakarta Barat Dimulai

Senin, 5 April 2004.

Jam Belajar di Jakarta Barat DimulaiJAKARTA -- Jam belajar masyarakat di Jakarta Barat relatif baru dilakukan pada Februari. Padahal, Instruksi Wali Kota Jakarta Barat Nomor 81 Tahun 2003 tentang hal itu sudah dikeluarkan sejak 18 Desember 2003.



Menurut Hubungan Masyarakat Wali Kota Jakarta Barat Arifin, keterlambatan itu karena wali kota perlu menyusun aturan pelaksanaan. "Kita kan perlu petunjuk pelaksanaan, agar tidak ada kesimpangsiuran pelaksanaan," katanya kepada Tempo News Room, Jumat (2/4) pekan lalu. Otomatis, kata Arifin, proyek peresmian baru dilakukan pada Maret, setelah ada koordinasi proyek percontohan yang ditetapkan setiap kelurahan.



Saat ini sekitar 57 RT dari 56 kelurahan menjadi proyek percontohan untuk gerakan wajib belajar skala wilayah tersebut. Di Kedoya Selatan, misalnya, gerakan itu baru resmi diberlakukan sejak 12 Maret lalu. Menurut Asih Sukarsih, istri Ketua RW 03 Sanusi, yang wilayahnya terkena program ini, jam belajar membuat anak-anak diam di rumah setelah pukul 18.00 WIB. "Entar ditangkepin lho kalo nggak masuk," ujarnya menirukan resep orangtua yang menyuruh anaknya masuk ke dalam rumah sejak selepas salat magrib.



Namun, dia mengakui, hal ini tidak berlaku bagi anak-anak usia SMA. "Ya mereka sudah tidak bisa diatur lagi, susah," katanya. Walau begitu, katanya, itu tidak menjadi masalah, sebab kegiatan luar pun baik untuk perkembangan psikologis remaja. "Apalagi kan lagi puber ya, sudahlah," katanya.



Menyinggung adanya pemaksaan anak berkreativitas di dalam rumah, Asih menolak pendapat tersebut. "Ini kan mengingatkan, Mas," ujarnya. Sebab, pada prakteknya, belajar pun tidak bisa dipaksakan waktunya. Waktu efektif yang sudah dijalankan saat ini, kata dia, untuk anak usia SD dan SMP, biasanya berlaku pada pukul 19.00-20.00.



Dalam kesempatan sebelumnya, Arifin mengatakan, program tanpa anggaran khusus ini merupakan upaya yang masih baru. "Kami masih perlu perbaikan untuk ini," katanya. Karena itu, ia mengatakan, perlu ada percontohan khusus yang memberikan resep keberhasilannya pada daerah percontohan lain.



Ia juga mengakui, masih ada kasus di mana proyek percontohan ini tidak bisa dilaksanakan secara baik. Seperti di wilayah Tambora. Di permukiman padat penduduk tersebut, jam berlakunya program itu adalah waktu bagi sebagian anak di tempat itu bekerja.



Sebelumnya, dalam wawancara dengan beberapa wartawan di ruangannya, Wali Kota Jakarta Barat menetapkan beberapa indikator keberhasilan program ini. Salah satu indikatornya, berkurangnya orang menghabiskan waktu di jalanan pada jam tersebut. "Efektif kan waktu dengan belajar pada jam-jam itu," katanya. Selain itu, wali kota juga ingin melihat prestasi belajar, seperti rapor murid sekolah di daerah yang menjadi proyek percontohan dalam program ini. - yophiandi (tnr).