Friday, June 7, 2013

detikcom - Tabur Bunga di Pusara Ki Hajar Dewantoro

Kamis, 17 Mei 2007.

Tabur Bunga di Pusara Ki Hajar Dewantoro

Bagus Kurniawan - detikcom

Yogyakarta - Bunga aneka warna ditaburkan di makam Ki Hajar Dewantoro dalam rangka memperingati Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas). Gubernur DIY Sri Sultan HB X pun mengirim karangan bunga untuk Bapak Pendidikan itu.



Tabur bunga dilakukan oleh Pemprov DIY yang dipimpin Sekda DIY Tri Harjun Ismaji dan keluarga besar Taman Siswa yang dikomandani Prof Subronto Prodjo Hardjono di Taman Wijaya Brata, Jalan Celeban, Umbulharjo, Yogyakarta, Rabu (2/5/2007).



Bunga-bunga itu ditaburkan di makam Ki Hajar Dewantoro, Nyi Hajar Dewantoro dan anak Ki Hajar bernama Ki Syailendra Wijaya yang letaknya berjejer.



Makam berbatu andesit dengan nisan yang besar itu lokasinya lebih tinggi dibandingkan makam lainnya. Relief yang menggambarkan perjuang KI Hajar tampak dipajang di sekeliling makam.



Karangan bunga juga tampak dikirim dari Gubernur DIY Sultan HB X, Diknas DIY, dan Taman Siswa.



Sebelum tabur bunga, digelar upacara yang diikuti jajaran Muspida DIY, keluarga besar Taman Siswa dan siswa-siswi SMP dan SMA Taman Siswa.



"Ada satu cita-cita dari Ki Hajar Dewantoro yang belum tercapai yakni pendidikan bagi semua rakyat Indonesia yang bertujuan untuk mencerdaskan anak bangsa sebanyak-banyaknya sesuai UUD 1945. Saat ini justru pendidikan menjadi komuditas perdagangan," kata Prof Subronto Prodjo Hardjono, perwakilan dari Taman Siswa dalam sambutannya.



Ki Hajar Dewantara lahir 2 Mei 1889 dan meninggal 26 April 1959. Pria bernama asli RM Soewardi Soerjaningrat pernah dibuang ke Bangka oelh pemerintah Belanda pada 18 Agustus 1913 dan dibebaskan 17 Agustus 1917.



Ki Hajar lalu mendirikan Perguruan Taman Siswa 3 Juli 1922. Dia gigih menentang menentang ordonansi sekolah liar bulan Oktober 1932.



Selanjutnya, Ki Hajar menjabat Menteri Pendidikan Pengajaran dan Kebudayaan kabinet pertama 19 Agustus 1945.



Berbagai penghargaan pun diraihnya. Ki Hajar ditetapkan sebagai Perintis Kemerdekaan pada 8 Maret 1955, menerima gelar Doktor Honoris Causa Ilmu Kebudayaan 19 Desember 1956 dan mendapat Bintang Mahaputra tingkat 1

17 Agustus 1960.

(aan/nrl)