Wednesday, June 12, 2013

detikcom - Ribuan Warga Cina Rayakan Peh Cun di Parangkusumo

Sabtu, 11 Juni 2005.

Ribuan Warga Cina Rayakan Peh Cun di Parangkusumo

Bagus Kurniawan - detikcom



Yogyakarta -

Ribuan warga Tionghoa dari Yogyakarta dan Jawa Tengah bagian selatan, Sabtu (11/6/2005) menggelar upacara Peh Cun di Parangkusumo kawasan Pantai Parangtritis Bantul.



Sejak siang hingga sore hari, ribuan warga Tionghoa sudah memenuhi Parangkusumo. Di tempat itu mereka kemudian melakukan doa bersama menghadap ke arah laut.



Sebelum berdoa, mereka membawa aneka sesaji sebagai persembahan yang ditempatkan di sebuah altar kecil terbuat dari bambu. Sesaji itu di antaranya buah-buahan dan kue khususnya kue Bak Chang yang terbuat dari tepung beras ketan berisi daging dibungkus dengan daun bambu.



Seusai menggelar ritual dan doa bersama, mulai pukul 14.00 WIB warga Tionghoa kemudian mengadakan perayaan bersama di pingir pantai dengan berbagai pertunjukkan Barongsai. Pertunjukan Barongsai itu di antaranya dari Kelompok Pancanaga Magelang, Jawa Tengah, Kelompok Panbers dan Kelompok Putra Mataram Yogyakarta.



Menurut ketua panitia perayaan Peh Cun 2005, Agung Budiono kepada wartawan disela-sela acara di Parangkusumo, Sabtu (11/6/2005), ritual Peh Cun itu sebagai bentuk ungkapan rasa syukur rakyat Cina atas kehidupan yang telah dikaruniakan selama ini. Ritual itu telah diselenggarakan ribuan tahun oleh masyarakat Cina.



Agung mengatakan, Peh Cun disebut juga hari raya Twan Yang (Duan Wu). Twan berarti lurus, terkemuka dan terang. Sedangkan Yang adalah saat matahari memancarkan cahaya yang paling terang atau mencapai titik kulminasi.



"Titik kulminasi matahari yang jatuh pada hari ini sekitar jam 10.00-12.00. Sebuah telur bisa berdiri tegak di atas tempat yang datar saat matahari berada di tengah," katanya.



Selain itu, kata Agung, upacara Peh Cun juga untuk memperingati legenda kepahlawanan Cina bernama Khut Gwan (dibaca Q Yuan) yang merupakan tokoh berjiwa patriot, setia, jujur dan bijaksana dalam memperjuangkan negeri Cina pada zaman kerajaan Cho Dinasti Cin.



Pahlawan Khut Gwan hidup selama 340-238 Sebelum Masehi (SM) itu selalu gigih memperjuangkan kebenaran, sehingga banyak lawan yang ingin menjatuhkannya. Ketika raja Cho dikalahkan kerajaan Chien, Gwan kecewa dengan melakukan bunuh diri di Danau Mi Lo Cina.



Masyarakat yang bersimpati kepadanya kemudian menggelar upacara naik perahu menyusuri danau sambil melemparkan makanan tradisional sebagai sesaji. Upacara itu selalu diselenggarakan tanggal 5 bulan 5 berdasarkan kalender Imlek.



(

san

)





detikForum

Register | Today's Posts







Terbaru



hati-hati byk jalan berlu... bartman[Sharing] Kenangan Naik S... HappyCrabbiePembatasan BBM kendaraan ... alasroban







Teraktif



Transjakarta [Merger Thre... melYang Sewot Sama P L N Mas... bebekterbangPelecehan Seksual di Tran... juliansaid











Informasi Pemasangan Iklan Banner:

Elin Ultantina

Email : iklan@detiknews.com

Telepon. 62-21-7941177 ext.520,526



SMS Iklan

tiket pesawat - vchr hotel - paket tour dlm/luar negeri, visa - paspor, dll (622168999355)