Tuesday, November 3, 2009

Ratusan Hektar Sawah di Bombana Kekeringan

Byline : dedy kurniawan ---


Musim panas yang terjadi sejak tujuh bulan terakhir membuat ratusan hektar sawah di Kabupaten Bombana mengalami kekeringan. Tidak tanggung-tanggung, total luas areal persawahan yang kekeringan dan tak bisa ditanami mencapai 992 hektar. Kondisi tersebut diperparah dengan tak berfungsinya sistem irigasi yang dibangun pemerintah daerah setempat. Celakanya lagi, sembilan unit mesin pompa yang dipasang Dinas Pertanian Bombana di sejumlah areal persawahan, tak sanggup menarik air untuk mengairi sawah.

Hasan, seorang petani di Kecamatan Rarowatu Utara menceritakan, sejatinya kekeringan tersebut sudah terjadi sejak setahun yang lalu. Namun, dampaknya mulai dirasakan para petani tujuh bulan terakhir.

"Tahun lalu meski musim panas terjadi tapi kami masih bisa menanam dan memanen jagung, ubi serta tanaman jangka pendek lainnya. Tapi sejak tujuh bulah terakhir hingga sekarang, jangankan padi, jagung dan ubi saja tidak bisa tumbuh," kata Hasan.

Menurut Hasan, tak jauh dari areal persawahannya, terdapat dua unit mesin pompa air yang dipasang Dinas Pertanian Bombana. Hanya saja sejak dipasang dua bulan lalu, hingga kini kedua unit mesin pompa tersebut tak sanggup menarik dan mengalirkan air ke persawahan petani.

Petani lainnya, Muhammad Syarif, menceritakan, ia dibantu dua orang anaknya sudah berupaya menggali sumur. Namun meski sudah menggali hingga kedalaman 10 meter, air yang dicari tak juga berhasil ditemukan.

"Kalau sumur yang saya gali mengeluarkan air paling tidak sawah saya masih bisa ditanami tanaman jangka pendek," ujar Syarif.

Baik Hasan maun Syarif mengatakan, dulunya air yang mengairi areal persawahannya begitu melimpah. Namun sejak maraknya aktifitas penambangan emas ilegal setahun terakhir, sungai Langkea yang merupakan sumber utama pengairan sawah mereka mengering.

Terkait hal tersebut, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Bombana, Sirajuddin mengatakan, mengeringnya sungai dan saluan irigasi yang mengairi sawah penduduk akibat parahnya kerusakan yang terjadi di sejumlah Daerah Aliran Sungai (DAS) akibat aktifitas penambangan emas ilegal.

"Para penambang ilegal menambang emas dengan cara merusak DAS. Akibatnya, sungai rusak dan airnya tak lagi mengalir ke persawahan penduduk," katanya.

Dinas Pertanian sendiri, kata Sirajuddin, sudah berupaya membantu petani. Namun, sembilan unit mesin pompa yang mereka pasang tak berhasil menarik dan mengalirkan air ke areal persawahan penduduk.

Selain 992 hektar sawah penduduk yang sudah dinyatakan puso akibat kekeringan, kurang lebih 4 ribu hektar sawah yang berada di sekitar kawasan Lantari Jaya dan Poleang juga terancam mengalami kekeringan.