Menjelang pelaksanaan Pemilu yang tinggal 42 hari lagi, sejumlah Caleg dari berbagai Parpol di Kendari, Sulawesi Tenggara, menggunakan berbagai cara untuk meraih suara terbanyak. Salah satunya dengan meneror anggota KPU, PPK dan PPS.
Menurut anggota KPU Kendari, Hidayatullah, upaya teror yang paling sering digunakan oleh para Caleg adalah dengan menawarkan uang hingga ratusan juta rupiah. Bahkan, para Caleg ini ada yang menawari membelikan mobil baru bagi anggota KPU asalkan perolehan suaranya bisa diamankan alias dibantu.
Friday, February 27, 2009
Friday, February 20, 2009
Angin Kencang Terjang Konawe
By Line: dedy kurniawan
Angin kencang menerjang Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara. Akibatnya, lebih dari 70 rumah warga yang tersebar di tiga desa di Kecamatan Puriala, Kabupaten Konawe rusak berat dan ambruk. Selain rumah-rumah warga, angin kencang tersebut juga merusak sejumlah fasilitas umum dan pemerintahan seperti mesjid dan balai desa. Meski tak ada korban jiwa, diperkirakan kerugian mencapai miliaran rupiah. Puluhan warga yang kehilangan rumah terpaksa bertahan di tenda darurat atau di sisa puing-puing bangunan rumahnya.
This can also be read in www.sanggoleo.blogspot.com
Angin kencang menerjang Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara. Akibatnya, lebih dari 70 rumah warga yang tersebar di tiga desa di Kecamatan Puriala, Kabupaten Konawe rusak berat dan ambruk. Selain rumah-rumah warga, angin kencang tersebut juga merusak sejumlah fasilitas umum dan pemerintahan seperti mesjid dan balai desa. Meski tak ada korban jiwa, diperkirakan kerugian mencapai miliaran rupiah. Puluhan warga yang kehilangan rumah terpaksa bertahan di tenda darurat atau di sisa puing-puing bangunan rumahnya.
This can also be read in www.sanggoleo.blogspot.com
Labels:
Berita Umum
Monday, February 16, 2009
Parade Baliho Caleg Aneh
Photo di ambil dari berbagai sumber .....
1. Lupakan "PAPANYA CYNTHIA LAMUSU"
2. Pak ..Memangnya dulu makan pake' kaki ya? Trus yang kidal gimana dong . ?
3. Nah yang ini nulis" LEGISLATIF" dan "KARENA" aja salah. Gimana dong.
Dengan menatap foto saya, saya jadi keinget belum rapiin kumis. How about that, sir? Lagian mukanya putih banget! Pasti pake Tje Fuk... atau bedak Kelly
4. Nah ini, udah almarhum masih aja ditaro di spanduk. Terus mukanya diputihin pula lagi jadi mirip hantu jepang yang mukanya rata. Lokasinya bikin serem, ada batang pohon pisang segala. Mau bikin film baru yang judulnya HANTU CALEG? Call Raam Punjabi, QUICK!
5. Yang ini nyatut foto Obama. Gak malu ya... disama-samain lagi. Terus namanya GATOT ADI WIBOWO tapi panggilannya BAMBANG???? Wah bener-bener mendekati ya.
Kita lihat evolusinya : GATOT!!! TOT!! TOTB!!! OTB!!! OTB!!! OTBA!!! OBA!!!! OBAM!!! OBAMA!!! BAM!!! BAM!!! BAMBANG!!! BAMBANG!!! see? mendekati kan?
6. Nah yang ini gak mau kalah sama Gatot alias Bambang alias Obama's long lost brother. Dia nyatut foto Beckham. Lebih besar fotonya si Beckham pula dari fotonya. Gak pede ya mas? Dituntut ntar lho mas...
7. Ini lagi. Belum apa-apa udah bawa-bawa GOLOK?? Wahahahaahha ..KACAAAAAU! !!!!
8. Wahahahahahahahahaa ..... NIH.... CALEG NARSIS
9. Papanya Nia Ramadhani, awas ditabrak kereta pak
Kind of like it,....... but then I don't.
10. Ada sebuah Cerita .....
Pada suatu hari
Tukang spanduk : Pak... foto pendamping bapak apa nih untuk dicetak di spanduk?
Caleg : Saya mau sesuatu yang gagah! garang! Biar saya terkesan buas dan tidak main-main!!
Tukang spanduk : Oooh... foto bapak dan foto calon presiden aja ya pak. Kan garang tuh?
Caleg : Jangaaaan... bosen.
Tukang spanduk : Atau pendampingnya foto tokoh masyarakat lain pak?
Caleg : Duh... udah biasa ah.
Tukang spanduk : sama artis?
Caleg : nggak mau ah...
*besoknya*
Tukang spanduk : Pak...spanduknya udah jadi tuh pak!
Caleg : Mana?
11. Jangan salah.. yang disebelah kiri dan kanan itu bukan foto ayah dan ibu saya. Tapi foto saya juga. Yang satu pake kopiah...yang satu pake jilbab. OKE KAAAAN?????
12. CALEG : Saya paling suka lagu-lagu thrash metal seperti Napalm Death, Black Sabbath, Danzig, Prong. Bisa dibuat karakter saya seperti mereka?
Percetakan : Bisa pak!
13. Tampaknya ada rebut-rebutan Beckham nih antara mas Yudha dan mas yang mirip Nintendo Wii character dari partai Golkar ini.
14. Ada Berita .....
Bocah Sembilan Tahun Ciptakan Aplikasi iPhone
FRIDAY, 06 FEBRUARY 2009
Ketika kebanyakan anak sebayanya masih menggambari kertas dengan krayon, bocah berusia sembilan tahun bernama Lim Ding Wen dari Singapura, "menggambar" di kanvas yang sangat berbeda, yaitu iPhone miliknya.
Lim yang menguasai enam bahasa pemograman, mulai menggunakan komputer di usia 2 tahun. Sejak usia itu dia telah menyelesaikan 20 proyek pemrograman komputer.
bla bla bla bla....jenius. .....programmer termuda....boooorii iiiinggggg. ......
Di Indonesia ? ada doooong!
Perkenalkan : CALEG/HAJI/SARJANA EKONOMI TERMUDA DI INDONESIA!!! !!!
BEAT THAT, LIM DING...whatever your name is .....
15. Yang ini... anak jualan bapaknya ... ?
16. BREAKING NEWS!!!!! AHMAD DHANI JADI CALEG!!!!!!
MANA NIH INFOTAINMENT KOK GAK NGELIPUT???
Oooh well... selamat menyambut pesta demokrasi you guys...
Akhir kata, saya hanya ingin mengucapkan
SALAM METAAAAAAAAAAAAAAL! !!!!!!!!! !!
1. Lupakan "PAPANYA CYNTHIA LAMUSU"
2. Pak ..Memangnya dulu makan pake' kaki ya? Trus yang kidal gimana dong . ?
3. Nah yang ini nulis" LEGISLATIF" dan "KARENA" aja salah. Gimana dong.
Dengan menatap foto saya, saya jadi keinget belum rapiin kumis. How about that, sir? Lagian mukanya putih banget! Pasti pake Tje Fuk... atau bedak Kelly
4. Nah ini, udah almarhum masih aja ditaro di spanduk. Terus mukanya diputihin pula lagi jadi mirip hantu jepang yang mukanya rata. Lokasinya bikin serem, ada batang pohon pisang segala. Mau bikin film baru yang judulnya HANTU CALEG? Call Raam Punjabi, QUICK!
5. Yang ini nyatut foto Obama. Gak malu ya... disama-samain lagi. Terus namanya GATOT ADI WIBOWO tapi panggilannya BAMBANG???? Wah bener-bener mendekati ya.
Kita lihat evolusinya : GATOT!!! TOT!! TOTB!!! OTB!!! OTB!!! OTBA!!! OBA!!!! OBAM!!! OBAMA!!! BAM!!! BAM!!! BAMBANG!!! BAMBANG!!! see? mendekati kan?
6. Nah yang ini gak mau kalah sama Gatot alias Bambang alias Obama's long lost brother. Dia nyatut foto Beckham. Lebih besar fotonya si Beckham pula dari fotonya. Gak pede ya mas? Dituntut ntar lho mas...
7. Ini lagi. Belum apa-apa udah bawa-bawa GOLOK?? Wahahahaahha ..KACAAAAAU! !!!!
8. Wahahahahahahahahaa ..... NIH.... CALEG NARSIS
9. Papanya Nia Ramadhani, awas ditabrak kereta pak
Kind of like it,....... but then I don't.
10. Ada sebuah Cerita .....
Pada suatu hari
Tukang spanduk : Pak... foto pendamping bapak apa nih untuk dicetak di spanduk?
Caleg : Saya mau sesuatu yang gagah! garang! Biar saya terkesan buas dan tidak main-main!!
Tukang spanduk : Oooh... foto bapak dan foto calon presiden aja ya pak. Kan garang tuh?
Caleg : Jangaaaan... bosen.
Tukang spanduk : Atau pendampingnya foto tokoh masyarakat lain pak?
Caleg : Duh... udah biasa ah.
Tukang spanduk : sama artis?
Caleg : nggak mau ah...
*besoknya*
Tukang spanduk : Pak...spanduknya udah jadi tuh pak!
Caleg : Mana?
11. Jangan salah.. yang disebelah kiri dan kanan itu bukan foto ayah dan ibu saya. Tapi foto saya juga. Yang satu pake kopiah...yang satu pake jilbab. OKE KAAAAN?????
12. CALEG : Saya paling suka lagu-lagu thrash metal seperti Napalm Death, Black Sabbath, Danzig, Prong. Bisa dibuat karakter saya seperti mereka?
Percetakan : Bisa pak!
13. Tampaknya ada rebut-rebutan Beckham nih antara mas Yudha dan mas yang mirip Nintendo Wii character dari partai Golkar ini.
14. Ada Berita .....
Bocah Sembilan Tahun Ciptakan Aplikasi iPhone
FRIDAY, 06 FEBRUARY 2009
Ketika kebanyakan anak sebayanya masih menggambari kertas dengan krayon, bocah berusia sembilan tahun bernama Lim Ding Wen dari Singapura, "menggambar" di kanvas yang sangat berbeda, yaitu iPhone miliknya.
Lim yang menguasai enam bahasa pemograman, mulai menggunakan komputer di usia 2 tahun. Sejak usia itu dia telah menyelesaikan 20 proyek pemrograman komputer.
bla bla bla bla....jenius. .....programmer termuda....boooorii iiiinggggg. ......
Di Indonesia ? ada doooong!
Perkenalkan : CALEG/HAJI/SARJANA EKONOMI TERMUDA DI INDONESIA!!! !!!
BEAT THAT, LIM DING...whatever your name is .....
15. Yang ini... anak jualan bapaknya ... ?
16. BREAKING NEWS!!!!! AHMAD DHANI JADI CALEG!!!!!!
MANA NIH INFOTAINMENT KOK GAK NGELIPUT???
Oooh well... selamat menyambut pesta demokrasi you guys...
Akhir kata, saya hanya ingin mengucapkan
SALAM METAAAAAAAAAAAAAAL! !!!!!!!!! !!
Labels:
Humor
Friday, February 13, 2009
Main Jenderal di Kendari (The History of Kendari)
Kendari, sebagai ibu kota propinsi sul-tra menghadapi masalah: air minum sulit, listrik terbatas, teluk dangkal akibat hutan yang gundul, jalan raya yang sempit. pejabat setempat membangun sarana yang mubazir.
NAMA Kendari lazimnya dikaitkan orang pada ukiran-ukiran perak atau emas yang tersohor. Kerajinan itu nyaris tenggelam bersamaan dengari kian dangkalnya teluk karena lama tak terurus. Itu sebabnya, baik kerajinan bertukang maupun teluk yang diendapi lumpur itu belakangan ini mulai ditanggulangi.
Terletak disebuah teluk yang tenang meliuk sepanjang 30 km, Kendari merupakan ibukota propinsi Sulawesi Tenggara. Entah kekuatan apa yang terkandung dalam nama Kendari itu, nyatanya selain sebagai ibukota propinsi, Kendari dicantumkan juga buat nama kota kabupaten. Tidak tanggung-tanggung sekaligus juga buat nama kecamatan plus desa. Sehingga bila tak cermat menulis surat ke Kendari, boleh jadi bisa nyasar kemana saja. Yang terbllang kota terdiri dari 4 kecamatan, tiga diantaranya masih berupa tanah lowong. Kalaupun ada rumah, itu boleh dihitung dengan jari. Kota Kendari hanya 10 km berderet bagai terbelah oleh jalan raya. Sedangkan jalan yang ada dalam kota bertetangga dengan pantai dan pegunungan Nipa-nipa. Hingga. kurang berhak di sebut jalan kota lantaran sempit.
Sang teluk, tahun 1930 konon punya kedalaman 30 m. Tahun ini berada pada kedangkalan sama menyolok: hanya 8 m saja. Konon ini akibat ada delapan biji sungai yang bermuara kesana, tambahan akibat gundulnya pegunungan Nipa-nipa, serta-merta lumpur mengalir tanpa malu-malu. Upaya pemerintah daerah memindahkan penduduk yang bikin gara-gara gundulnya tanah pegunungan itu keseberang teluk, yaitu di proyek Andunhu sebegitu jauh baru mencapai 150 kepala keluarga. Rencana meliputi 225 kepala keluarga.
Film butut. Kerja membenahi Kendari menyangkut juga penggusuran rumah-rumah nelayan yang jelek di tepi pantai. Jumlah mereka ada 700 kepala keluarga, semua bakal diboyong pula ke seberang. Jika boyong dan gusur itu kelak lancar saja, konon dapat dibayangkan tampang Kendari sepuluh tahun kemudian sebagai kota yang menarik. Di bagian utara bakal merupakan kota bersusun, dengan dibukanya lagi jalan Wajong. Sementara daerah seberang tentu bakal berkembang pula. Tapi itu bayangan yang masih berbau impian. Bagaimana keadaan Kendari dewasa ini? Jalan yang sempit bukan satu-satunya soal. Ada lagi urusan air minum. Begitu sukarnya air tawar di sini, sehingga pernah harga satu drum air tawar jauh lebih mahal dibanding minyak tanah dalam jumlah yang sama. Penduduknya ada 45.000 jiwa: suatu jumlah yang boleh disebut berkembang pesat mengingat 5 tahun lalu hanya dihuni duapuluh ribu orang. Mereka, lebih-lebih kaum pendatang, konon tak dapat mengelak dari rasa sepi. Apalagi di malam hari satu-satunya biburan murah alias bioskop hanya kebagian memutar film-film yang rada butut. Tak heran jika tiap penghuni rumah mencoba membuat hiburan sendiri. Ada satu permainan yang menarik: main remi dengan kartu bridge yang entah mengapa disebut main jenderal. Tidak jelas adakah nama itu muncul karena beberapa jenderal suka iseng main kartu di malam hari. Yang pasti menurut seorang bupati di sana, "gubernur Eddy Sabara paling gemar main ini." Tidak saja jenderal Sabara, tapi kabarnya kaum remaja lebih-lebih para wanita di sana rata-rata pandai main jenderal.
Bisa dimengerti. Meskipun di tengah kesepian dengan siaran RRI yang daya jangkaunya 10 km, listrik yang menyala sekitar jam 18:00 sampai 01:00, hutan yang gundul, teluk yang dangkal, air minum yang sulit dan kurang liburan tak urung pejabat setempat masih sem pat menoleh pada urusan pasar-pasar kecil. Ini bakal digusur untuk diganti dengan Pasar Sentral di tepi pantai. Konon modalnya diperoleh dari kredit sebesar 150 juta rupiah. Di dekat pasar sentral itu sudah berdiri tempat lelang ikan dan pembantaian hewan. Itu kabarnya belum lagi pernah dipergunakan! namun sudah siap pula untuk dibongkar. Entah bagaimana rencana semula sampai membuat rumah lelang dan tempat potong, tak jelas duduk perkaranya. Yang pasti, biayanya berasal dari Pelita sejumlah Rp 2 juta. (MBM TEMPO Edisi 13 Oktober 1973)
NAMA Kendari lazimnya dikaitkan orang pada ukiran-ukiran perak atau emas yang tersohor. Kerajinan itu nyaris tenggelam bersamaan dengari kian dangkalnya teluk karena lama tak terurus. Itu sebabnya, baik kerajinan bertukang maupun teluk yang diendapi lumpur itu belakangan ini mulai ditanggulangi.
Terletak disebuah teluk yang tenang meliuk sepanjang 30 km, Kendari merupakan ibukota propinsi Sulawesi Tenggara. Entah kekuatan apa yang terkandung dalam nama Kendari itu, nyatanya selain sebagai ibukota propinsi, Kendari dicantumkan juga buat nama kota kabupaten. Tidak tanggung-tanggung sekaligus juga buat nama kecamatan plus desa. Sehingga bila tak cermat menulis surat ke Kendari, boleh jadi bisa nyasar kemana saja. Yang terbllang kota terdiri dari 4 kecamatan, tiga diantaranya masih berupa tanah lowong. Kalaupun ada rumah, itu boleh dihitung dengan jari. Kota Kendari hanya 10 km berderet bagai terbelah oleh jalan raya. Sedangkan jalan yang ada dalam kota bertetangga dengan pantai dan pegunungan Nipa-nipa. Hingga. kurang berhak di sebut jalan kota lantaran sempit.
Sang teluk, tahun 1930 konon punya kedalaman 30 m. Tahun ini berada pada kedangkalan sama menyolok: hanya 8 m saja. Konon ini akibat ada delapan biji sungai yang bermuara kesana, tambahan akibat gundulnya pegunungan Nipa-nipa, serta-merta lumpur mengalir tanpa malu-malu. Upaya pemerintah daerah memindahkan penduduk yang bikin gara-gara gundulnya tanah pegunungan itu keseberang teluk, yaitu di proyek Andunhu sebegitu jauh baru mencapai 150 kepala keluarga. Rencana meliputi 225 kepala keluarga.
Film butut. Kerja membenahi Kendari menyangkut juga penggusuran rumah-rumah nelayan yang jelek di tepi pantai. Jumlah mereka ada 700 kepala keluarga, semua bakal diboyong pula ke seberang. Jika boyong dan gusur itu kelak lancar saja, konon dapat dibayangkan tampang Kendari sepuluh tahun kemudian sebagai kota yang menarik. Di bagian utara bakal merupakan kota bersusun, dengan dibukanya lagi jalan Wajong. Sementara daerah seberang tentu bakal berkembang pula. Tapi itu bayangan yang masih berbau impian. Bagaimana keadaan Kendari dewasa ini? Jalan yang sempit bukan satu-satunya soal. Ada lagi urusan air minum. Begitu sukarnya air tawar di sini, sehingga pernah harga satu drum air tawar jauh lebih mahal dibanding minyak tanah dalam jumlah yang sama. Penduduknya ada 45.000 jiwa: suatu jumlah yang boleh disebut berkembang pesat mengingat 5 tahun lalu hanya dihuni duapuluh ribu orang. Mereka, lebih-lebih kaum pendatang, konon tak dapat mengelak dari rasa sepi. Apalagi di malam hari satu-satunya biburan murah alias bioskop hanya kebagian memutar film-film yang rada butut. Tak heran jika tiap penghuni rumah mencoba membuat hiburan sendiri. Ada satu permainan yang menarik: main remi dengan kartu bridge yang entah mengapa disebut main jenderal. Tidak jelas adakah nama itu muncul karena beberapa jenderal suka iseng main kartu di malam hari. Yang pasti menurut seorang bupati di sana, "gubernur Eddy Sabara paling gemar main ini." Tidak saja jenderal Sabara, tapi kabarnya kaum remaja lebih-lebih para wanita di sana rata-rata pandai main jenderal.
Bisa dimengerti. Meskipun di tengah kesepian dengan siaran RRI yang daya jangkaunya 10 km, listrik yang menyala sekitar jam 18:00 sampai 01:00, hutan yang gundul, teluk yang dangkal, air minum yang sulit dan kurang liburan tak urung pejabat setempat masih sem pat menoleh pada urusan pasar-pasar kecil. Ini bakal digusur untuk diganti dengan Pasar Sentral di tepi pantai. Konon modalnya diperoleh dari kredit sebesar 150 juta rupiah. Di dekat pasar sentral itu sudah berdiri tempat lelang ikan dan pembantaian hewan. Itu kabarnya belum lagi pernah dipergunakan! namun sudah siap pula untuk dibongkar. Entah bagaimana rencana semula sampai membuat rumah lelang dan tempat potong, tak jelas duduk perkaranya. Yang pasti, biayanya berasal dari Pelita sejumlah Rp 2 juta. (MBM TEMPO Edisi 13 Oktober 1973)
Labels:
Artikel
Friday, February 6, 2009
14 Warga Afghanistan Terancam 6 Tahun Penjara
14 warga Afghanistan yang malam tadi tiba di Kendari, Sulawesi Tenggara, terancam pidana enam tahun penjara. Sebab, dari hasil pemeriksaan tim gabungan kepolisian Indonesia bersama Australia Federal Police dan kantor Imigrasi Kendari, 14 warga Afghanistan tersebut terbukti melanggar undang-undang keimigrasian karena masuk ke Indonesia tanpa dilengkapi dokumen yang sah. Kepala Kepolisian Daerah Sulawesi Tenggara, Brigadir Jenderal Djoko Satrio, mengatakan, hingga saat ini pemeriksaan terhadap 14 warga tersebut terus dilakukan. Sementara itu, 26 warga Afghanistan dan Pakistan lainnya, hingga kini masih ditahan dan diperiksa di Kota Baubau. Polisi sedikit mengalami kesulitan dalam proses pemeriksaan karena tak satu pun dari para warga itu yang bisa berbahasa Inggris.
Labels:
Berita Umum
Thursday, February 5, 2009
Wednesday, February 4, 2009
40 Warga Asing Ditangkap di Kota Baubau
Sebanyak 40 warga asing asal Afghanistan dan Pakistan ditangkap tim gabungan Kepolisian Sulawesi Tenggara, Kantor Imigrasi dan Australia Federal Police (AFP di salah satu hotel di Kota Baubau, Sulawesi Tenggara. Belum diketahui motif dari keberadaan puluhan warga asing tersebut di Kota Baubau. Namun yang jelas, ke 40 warga asing ini sedang dalam perjalanan menuju Australia.
Labels:
Berita Umum
Monday, February 2, 2009
Mengail dengan LEAD
Lead, teras berita, intro atau alinea pembuka merupakan kunci utama dalam penulisan sebuah berita yang baik. Mencoba menangkap minat pembaca tanpa lead yang baik, sama dengan mengail ikan tanpa umpan.
Setiap jurnalis selalu sadar akan perlunya lead. Keranjang sampah editor selalu penuh dengan lead-lead yang tak bermutu, karena reporter selalu memakai lead yang itu-itu juga dalam usahanya menarik minta pembaca.
Beberapa reporter selalu terjebak dengan keharusan memasukkan unsur 5W+1H dalam lead yang ia tulis. Akibatnya, lead yang ditulisnya terlalu panjang dan terkesan bertele-tele.
Padahal, baik untuk berita straight news atau news feature, lead hanya mempunyai dua tujuan utama.
1. Menarik pembaca untuk mengikuti cerita hingga selesai
2. Membuat jalan supaya alur cerita lancar.
Banyak pilihan lead; sebagian dipakai untuk menyentak pembaca, sebagian untuk menggelitik rasa ingin tahu pembaca, dan yang lain untuk mengaduk imajinasi pembaca. Dan masih ada lagi, yaitu lead untuk memberitahu pembaca tentang isi berita secara ringkas.
Beberapa contoh lead yang baik :
1. Lead Ringkasan
Lead semacam ini paling sering dipakai dalam penulisan “berita keras” (hard news). Yang ditulis hanya inti cerita, kemudian terserah pembaca apakah masih cukup berminat untuk mengikuti kelanjutannya.
Lead ringkasan sering dipakai bila reporter mempunyai persoalan yang kuat dan menarik, yang akan laku dijual dengan sendirinya, misal (berita peristiwa tenggelamnya KM Acita 03, ledakan bom dan sebagainya).
Karena lead ini sangat mudah ditulis, banyak reporter yang memilihnya apalagi jika sedang dikejar deadline, atau bila ia bingung untuk mencari lead yang lebih baik.
Contoh :
Hardi, seorang petugas patroli terpaksa harus dirawat karena luka-luka ringan. Ia mengalami tiga kali insiden kecelakaan terpisah pada jumat malam. Polisi itu juga mengalami kecelakaan mobil ringan.
Hardi, 31 tahun, digigit anjing pukul 17.15 wita, kepalanya juga terluka kena hantaman botol wiski saat melerai keributan di sebuah bar pukul 21.50 wita, kakinya juga luka terkena pecahan kaca saat sedang mengejar penjahat pukul 23.27 wita. Hardi dirawat di Puskesmas dan kemudian dibolehkan pulang.
Dalam perjalanan pulang ke kantornya, mobil patroli yang dikendarai Hardi ditabrak dari belakang oleh seorang pengendara motor yang ngebut. Kali ini, Hardi beruntung, ia tak luka sedikit pun.
2. Lead Bercerita
Lead ini kebanyakan digemari penulis fiksi (novel atau cerita pendek), menarik pembaca dan membenamkannya. Tekniknya adalah menciptakan satu suasana dan membiarkan pembaca menjadi tokoh utama, entah dengan cara membuat kekosongan yang kemudian secara mental akan diisi oleh pembaca, atau dengan membiarkan pembaca mengidentifikasikan diri di tengah-tengah kejadian yang berlangsung.
Wartawan rubrik kriminalitas biasanya sering memakai lead ini dalam cerita feature untuk melaporkan peristiwa kejahatan. Keuntungan lead ini lebih mudah menarik minat pembaca. Kerugiannya, tak semua berita bisa cocok diberi lead ini. Reporter yang mencoba memaksakan lead ini akan menghasilkan lead yang tidak wajar atau malah lead itu bisa merusak isi jalinan cerita dalam berita.
Contoh :
Hardi, seorang petugas patroli, punya pengalaman paling sial Jumat malam lalu. Pukul 16.30 wita, ia lapor ke kantornya. 10 menit kemudian, saat sedang berpatroli denga pakaian seragam, lampu senternya jatuh. Saat membungkuk untuk memungutnya kembali, celananya robek di bagian pantat.
Pukul 17.15 wita, ia mencoba menolong seekor anjing yang terjepit di pintu pagar. Sejam kemudian, kaki Hardi digigit anjing yang baru saja ditolongnya.
Segera setelah pukul 19.00 wita, ia kesenggol mobil ngebut. Pengemudinya ternyata seorang detektif narkotik yang sedang mengejar pedagang heroin.
Pukul 21.50 wita, Hardi dipanggil oleh warga ke bar Teratai untuk melerai pertengkaran antara dua orang pengunjung. Setengah jam kemudian, ia dirawat karena luka-luka di kepalanya akibat pukulan botol wiski. Perawatan dilakukan di Puskesmas setempat.
Hardi balik ke Puskesmas itu lagi sekitar pukul 23.40 wita setelah mengejar tersangka perampokan. Kaki kanannya terkena pecahan kaca ketika ia jatuh.
Setelah meninggalkan Puskesmas, pukul 00.05 dinihari Hardi kembali ke kantornya untuk mengakhiri tugasnya. Dalam perjalanan, seorang pengendara motor yang ngebut menabrak mobil patroli Hardi di lampu lalu lintas. Kali ini, Hardi tidak terluka.
Akhirnya pukul 00.30 wita Hardi pulang ke rumahnya. Ketika ia sampai di tempat parkir kantornya, ia menerima satu laporan polisi lagi.
Dicuri: sebuah sepeda motor Honda, plat nomor polisi DT 1995 GK.
Pemiliknya: Hardi, 31 tahun, warga jalan Malik Raya, lorong Kenari 27.
3. Lead Deskriptif
Lead semacam ini biasanya paling sering dipakai oleh jurnalis kawakan saat membuat feature. Lead ini bisa memberikan gambaran dalam pikiran pembaca tentang suatu tokoh atau tempat kejadian. Lead ini cocok untuk berbagai tulisan feature.
Lead bercerita meletakkan pembaca di tengah adegan atau kejadian dalam cerita, sedangkan lead deskriptif menempatkam pembaca beberapa meter di luarnya, dalam posisi menonton, mendengar dan mencium baunya.
Pemakaian ajektif (kata sifat) yang tepat adalah kunci untuk lead deskriptif. Seorang reporter yang baik bisa membuat tokohnya “hidup”, seolah-olah muncul di tengah-tengah barang cetakan yang dipegang pembaca.
Contoh :
Wajah La Boti sama sekali tak mengesankan kesedihan apalagi penyesalan mendalam. Senyum ramah dan wajah riang selalu ia perlihatkan. Bahkan dengan santai ia menyedot rokok kreteknya dalam-dalam. Padahal, akibat perbuatannya, 31 orang penumpang kapal yang dinakhodainya tewas tenggelam.
Untuk kebanyakan pembaca, lead semacam ini mendebarkan. Pembaca seolah-olah terpaksa menerima kehadiran seseorang yang berperangai periang dan murah senyum, padahal ia penyebab tewasnya 31 orang penumpang KM Acita 03.
Tokoh untuk lead semacam ini juga tidak harus manusia. Objek tidak berjiwa pun bisa mempunya “personalitas” yang bisa ditangkap secara efektif oleh pembaca dari sebuah lead deskriptif yang baik.
Contoh:
Laksana tarian peri langit, asap membubung di atas pasar Mandonga Kendari yang membara terpanggang api.
4. Lead Kutipan
Kutipan yang dalam dan ringkas bisa membuat lead menarik, terutama bila yang dikutip orang terkenal. Kutipan harus bisa memberikan tinjauan ke dalam watak si pembaca.
Ingat, lead semacam ini harus menyiapkan pentas atau ruang bagi bagian berikutnya dari cerita kita, sehingga kutipannya punharus memusatkan diri pada sifat cerita itu.
Contoh :
“Suka atau tidak, Kontu harus dikosongkan”
Kutipan keras itu diucapkan oleh Bupati Muna, Ridwan BAE saat sedang gencar-gencarnya upaya pengosongan kawasan Hutan Kontu di Kabupaten Muna.
Dengan lead semacam ini, umumnya pembaca akan langsung tertarik, ingin tahu bagaimana nasib para petani yang dipaksa meninggalkan lahan pertaniannya di Kontu. Kerugian lead semacam ini adalah bahwa kutipan yang dipilih bisa keluar dari isi cerita, bila tekanan pokok diletakan kepada kutipan itu saja.
5. Lead Pertanyaan
Lead ini efektif bila berhasil menantang pengetahuan atau rasa ingin tahu pembaca. Sering, lead ini dipakai oleh wartawan yang tidak berhasil menemukan lead yang imajinatif. Lead ini gampang ditulis, tapi jarang membuahkan hasil terbaik.
Dalam banyak hal, lead ini cuma taktik. Wartawan yang menggunakan lead ini tahu bahwa ada pembaca yang sudah tahu jawabannya, ada yang belum. Yang ingin ditimbulkan oleh lead ini, rasa ingin tahu pembaca; yang belum tahu mestinya terus ingin membacanya sedangkan yang sudah tahu dibuat ragu-ragu apakah pengetahuannya sama atau cocok dengan informasi si bung wartawan.
Banyak editor yang enggan memakai lead ini karena pembaca sering kesal dibuatnya. Lead bercerita atau deskriptif biasanya lebih disukai.
6. Lead Menuding Langsung
Bila reporter ingin berkomunikasi langsung dengan pembaca, ia bisa menggunakan lead menuding langsung. Ciri-ciri lead ini adalah ditemukannya kata “Anda” yang disipkan pada paragraf pertama atau di tempat lain.
Seorang reporter yang ditugaskan di kantor Imigrasi dan menemukan kesalahan penerapan cekal terhadap seseorang yang tak bersalah, bisa menggunakan lead ini.
Contoh :
Bila anda punya nama pasaran, harap hati-hati. Salah-salah Anda kena cekal tak boleh keluar negeri.
7. Lead Penggoda
Lead semacam ini adalah cara untuk “mengelabui” pembaca dengan cara bergurau. Tujuan utamanya menarik perhatian pembaca dan menuntunnya supaya membaca seluruh cerita.
Contoh :
Angka yang ditunggu-tunggu itu akhirnya keluar juga: Sekitar 197
Dari kalimat ini pembaca belum tahu pasti inti cerita tentang angka 197 itu. Justru, karena itu keingintahuannya dibangkitkan dan untuk itu mau tak mau ia harus membaca kelanjutan kalimat tersebut sampai tahu apa yang dimaksudkan dengan angka 197 (Jumlah penumpang KM Acita 03 sebelum tenggelam).
8. Lead Nyentrik
Naik-naik ke puncak gunung
Harga makin melambung
Reporter yang imajinatif – meski tidak puitis – bisa mencoba menggunakan lead semacam ini pada saat menulis soal kenaikan harga. Lead ini memikat dan informative. Gayanya yang khas dan tak kenal kompromi itu bisa menarik perhatian pembaca, hingga ceritanya laku dibaca orang.
Tapi ada bahayanya. Beberapa Koran enggan memakai lead ini. Wartawan hidup dalam dunia kata-kata. Lead nyentrik membuka peluang wartawan untuk mengobral permainan kata hingga bisa membuat pembaca mual dan mules. Hanya kebijaksanaan editor yang tegas yang bisa mencegah banjirnya permainan kata itu.
9. Lead Gabungan
Di surat kabar sering ditemukan lead yang merupakan gabungan dari dua atau tiga lead, dengan mengambil unsur terbaik dari masing-masing lead. Yang paling sering terjadi, Lead Kutipan digabung dengan Lead Deskriptif.
Contoh:
“Bukan salahku bahwa aku belum mati sekarang,” kata Fidel Castro dengan senyum lucu (TEMPO, 7 Mei 1994, Castro, Revelosioner yang Belum Pensiun).
Selamat menulis..!!!***
Setiap jurnalis selalu sadar akan perlunya lead. Keranjang sampah editor selalu penuh dengan lead-lead yang tak bermutu, karena reporter selalu memakai lead yang itu-itu juga dalam usahanya menarik minta pembaca.
Beberapa reporter selalu terjebak dengan keharusan memasukkan unsur 5W+1H dalam lead yang ia tulis. Akibatnya, lead yang ditulisnya terlalu panjang dan terkesan bertele-tele.
Padahal, baik untuk berita straight news atau news feature, lead hanya mempunyai dua tujuan utama.
1. Menarik pembaca untuk mengikuti cerita hingga selesai
2. Membuat jalan supaya alur cerita lancar.
Banyak pilihan lead; sebagian dipakai untuk menyentak pembaca, sebagian untuk menggelitik rasa ingin tahu pembaca, dan yang lain untuk mengaduk imajinasi pembaca. Dan masih ada lagi, yaitu lead untuk memberitahu pembaca tentang isi berita secara ringkas.
Beberapa contoh lead yang baik :
1. Lead Ringkasan
Lead semacam ini paling sering dipakai dalam penulisan “berita keras” (hard news). Yang ditulis hanya inti cerita, kemudian terserah pembaca apakah masih cukup berminat untuk mengikuti kelanjutannya.
Lead ringkasan sering dipakai bila reporter mempunyai persoalan yang kuat dan menarik, yang akan laku dijual dengan sendirinya, misal (berita peristiwa tenggelamnya KM Acita 03, ledakan bom dan sebagainya).
Karena lead ini sangat mudah ditulis, banyak reporter yang memilihnya apalagi jika sedang dikejar deadline, atau bila ia bingung untuk mencari lead yang lebih baik.
Contoh :
Hardi, seorang petugas patroli terpaksa harus dirawat karena luka-luka ringan. Ia mengalami tiga kali insiden kecelakaan terpisah pada jumat malam. Polisi itu juga mengalami kecelakaan mobil ringan.
Hardi, 31 tahun, digigit anjing pukul 17.15 wita, kepalanya juga terluka kena hantaman botol wiski saat melerai keributan di sebuah bar pukul 21.50 wita, kakinya juga luka terkena pecahan kaca saat sedang mengejar penjahat pukul 23.27 wita. Hardi dirawat di Puskesmas dan kemudian dibolehkan pulang.
Dalam perjalanan pulang ke kantornya, mobil patroli yang dikendarai Hardi ditabrak dari belakang oleh seorang pengendara motor yang ngebut. Kali ini, Hardi beruntung, ia tak luka sedikit pun.
2. Lead Bercerita
Lead ini kebanyakan digemari penulis fiksi (novel atau cerita pendek), menarik pembaca dan membenamkannya. Tekniknya adalah menciptakan satu suasana dan membiarkan pembaca menjadi tokoh utama, entah dengan cara membuat kekosongan yang kemudian secara mental akan diisi oleh pembaca, atau dengan membiarkan pembaca mengidentifikasikan diri di tengah-tengah kejadian yang berlangsung.
Wartawan rubrik kriminalitas biasanya sering memakai lead ini dalam cerita feature untuk melaporkan peristiwa kejahatan. Keuntungan lead ini lebih mudah menarik minat pembaca. Kerugiannya, tak semua berita bisa cocok diberi lead ini. Reporter yang mencoba memaksakan lead ini akan menghasilkan lead yang tidak wajar atau malah lead itu bisa merusak isi jalinan cerita dalam berita.
Contoh :
Hardi, seorang petugas patroli, punya pengalaman paling sial Jumat malam lalu. Pukul 16.30 wita, ia lapor ke kantornya. 10 menit kemudian, saat sedang berpatroli denga pakaian seragam, lampu senternya jatuh. Saat membungkuk untuk memungutnya kembali, celananya robek di bagian pantat.
Pukul 17.15 wita, ia mencoba menolong seekor anjing yang terjepit di pintu pagar. Sejam kemudian, kaki Hardi digigit anjing yang baru saja ditolongnya.
Segera setelah pukul 19.00 wita, ia kesenggol mobil ngebut. Pengemudinya ternyata seorang detektif narkotik yang sedang mengejar pedagang heroin.
Pukul 21.50 wita, Hardi dipanggil oleh warga ke bar Teratai untuk melerai pertengkaran antara dua orang pengunjung. Setengah jam kemudian, ia dirawat karena luka-luka di kepalanya akibat pukulan botol wiski. Perawatan dilakukan di Puskesmas setempat.
Hardi balik ke Puskesmas itu lagi sekitar pukul 23.40 wita setelah mengejar tersangka perampokan. Kaki kanannya terkena pecahan kaca ketika ia jatuh.
Setelah meninggalkan Puskesmas, pukul 00.05 dinihari Hardi kembali ke kantornya untuk mengakhiri tugasnya. Dalam perjalanan, seorang pengendara motor yang ngebut menabrak mobil patroli Hardi di lampu lalu lintas. Kali ini, Hardi tidak terluka.
Akhirnya pukul 00.30 wita Hardi pulang ke rumahnya. Ketika ia sampai di tempat parkir kantornya, ia menerima satu laporan polisi lagi.
Dicuri: sebuah sepeda motor Honda, plat nomor polisi DT 1995 GK.
Pemiliknya: Hardi, 31 tahun, warga jalan Malik Raya, lorong Kenari 27.
3. Lead Deskriptif
Lead semacam ini biasanya paling sering dipakai oleh jurnalis kawakan saat membuat feature. Lead ini bisa memberikan gambaran dalam pikiran pembaca tentang suatu tokoh atau tempat kejadian. Lead ini cocok untuk berbagai tulisan feature.
Lead bercerita meletakkan pembaca di tengah adegan atau kejadian dalam cerita, sedangkan lead deskriptif menempatkam pembaca beberapa meter di luarnya, dalam posisi menonton, mendengar dan mencium baunya.
Pemakaian ajektif (kata sifat) yang tepat adalah kunci untuk lead deskriptif. Seorang reporter yang baik bisa membuat tokohnya “hidup”, seolah-olah muncul di tengah-tengah barang cetakan yang dipegang pembaca.
Contoh :
Wajah La Boti sama sekali tak mengesankan kesedihan apalagi penyesalan mendalam. Senyum ramah dan wajah riang selalu ia perlihatkan. Bahkan dengan santai ia menyedot rokok kreteknya dalam-dalam. Padahal, akibat perbuatannya, 31 orang penumpang kapal yang dinakhodainya tewas tenggelam.
Untuk kebanyakan pembaca, lead semacam ini mendebarkan. Pembaca seolah-olah terpaksa menerima kehadiran seseorang yang berperangai periang dan murah senyum, padahal ia penyebab tewasnya 31 orang penumpang KM Acita 03.
Tokoh untuk lead semacam ini juga tidak harus manusia. Objek tidak berjiwa pun bisa mempunya “personalitas” yang bisa ditangkap secara efektif oleh pembaca dari sebuah lead deskriptif yang baik.
Contoh:
Laksana tarian peri langit, asap membubung di atas pasar Mandonga Kendari yang membara terpanggang api.
4. Lead Kutipan
Kutipan yang dalam dan ringkas bisa membuat lead menarik, terutama bila yang dikutip orang terkenal. Kutipan harus bisa memberikan tinjauan ke dalam watak si pembaca.
Ingat, lead semacam ini harus menyiapkan pentas atau ruang bagi bagian berikutnya dari cerita kita, sehingga kutipannya punharus memusatkan diri pada sifat cerita itu.
Contoh :
“Suka atau tidak, Kontu harus dikosongkan”
Kutipan keras itu diucapkan oleh Bupati Muna, Ridwan BAE saat sedang gencar-gencarnya upaya pengosongan kawasan Hutan Kontu di Kabupaten Muna.
Dengan lead semacam ini, umumnya pembaca akan langsung tertarik, ingin tahu bagaimana nasib para petani yang dipaksa meninggalkan lahan pertaniannya di Kontu. Kerugian lead semacam ini adalah bahwa kutipan yang dipilih bisa keluar dari isi cerita, bila tekanan pokok diletakan kepada kutipan itu saja.
5. Lead Pertanyaan
Lead ini efektif bila berhasil menantang pengetahuan atau rasa ingin tahu pembaca. Sering, lead ini dipakai oleh wartawan yang tidak berhasil menemukan lead yang imajinatif. Lead ini gampang ditulis, tapi jarang membuahkan hasil terbaik.
Dalam banyak hal, lead ini cuma taktik. Wartawan yang menggunakan lead ini tahu bahwa ada pembaca yang sudah tahu jawabannya, ada yang belum. Yang ingin ditimbulkan oleh lead ini, rasa ingin tahu pembaca; yang belum tahu mestinya terus ingin membacanya sedangkan yang sudah tahu dibuat ragu-ragu apakah pengetahuannya sama atau cocok dengan informasi si bung wartawan.
Banyak editor yang enggan memakai lead ini karena pembaca sering kesal dibuatnya. Lead bercerita atau deskriptif biasanya lebih disukai.
6. Lead Menuding Langsung
Bila reporter ingin berkomunikasi langsung dengan pembaca, ia bisa menggunakan lead menuding langsung. Ciri-ciri lead ini adalah ditemukannya kata “Anda” yang disipkan pada paragraf pertama atau di tempat lain.
Seorang reporter yang ditugaskan di kantor Imigrasi dan menemukan kesalahan penerapan cekal terhadap seseorang yang tak bersalah, bisa menggunakan lead ini.
Contoh :
Bila anda punya nama pasaran, harap hati-hati. Salah-salah Anda kena cekal tak boleh keluar negeri.
7. Lead Penggoda
Lead semacam ini adalah cara untuk “mengelabui” pembaca dengan cara bergurau. Tujuan utamanya menarik perhatian pembaca dan menuntunnya supaya membaca seluruh cerita.
Contoh :
Angka yang ditunggu-tunggu itu akhirnya keluar juga: Sekitar 197
Dari kalimat ini pembaca belum tahu pasti inti cerita tentang angka 197 itu. Justru, karena itu keingintahuannya dibangkitkan dan untuk itu mau tak mau ia harus membaca kelanjutan kalimat tersebut sampai tahu apa yang dimaksudkan dengan angka 197 (Jumlah penumpang KM Acita 03 sebelum tenggelam).
8. Lead Nyentrik
Naik-naik ke puncak gunung
Harga makin melambung
Reporter yang imajinatif – meski tidak puitis – bisa mencoba menggunakan lead semacam ini pada saat menulis soal kenaikan harga. Lead ini memikat dan informative. Gayanya yang khas dan tak kenal kompromi itu bisa menarik perhatian pembaca, hingga ceritanya laku dibaca orang.
Tapi ada bahayanya. Beberapa Koran enggan memakai lead ini. Wartawan hidup dalam dunia kata-kata. Lead nyentrik membuka peluang wartawan untuk mengobral permainan kata hingga bisa membuat pembaca mual dan mules. Hanya kebijaksanaan editor yang tegas yang bisa mencegah banjirnya permainan kata itu.
9. Lead Gabungan
Di surat kabar sering ditemukan lead yang merupakan gabungan dari dua atau tiga lead, dengan mengambil unsur terbaik dari masing-masing lead. Yang paling sering terjadi, Lead Kutipan digabung dengan Lead Deskriptif.
Contoh:
“Bukan salahku bahwa aku belum mati sekarang,” kata Fidel Castro dengan senyum lucu (TEMPO, 7 Mei 1994, Castro, Revelosioner yang Belum Pensiun).
Selamat menulis..!!!***
Labels:
Tips dan Trik
Kotak Suara Pemilu di Kendari Kurang
Stok logistik Pemilu khususnya kotak suara yang dimiliki KPU Kota Kendari masih jauh dari cukup. Padahal pelaksanaan pemilu legislatif semakin dekat. Jumlah kotak suara saat ini hanya 854 kotak padahal dengan TPS yang mencapai 698 lokasi, total kotak suara yang dibuthkan sebanyak 2.832 kotak. Meski sudah dilaporkan ke KPU pusat, namun hingga kini belum ada respon berarti.
Labels:
Berita Umum
Subscribe to:
Posts (Atom)