Aneh rasanya kalo ada yang tanya tentang objek wisata yang menarik di Kendari. Almost speechless....Karena menurutku belum tertata rapi hingga sisi cantiknya belum terlihat.
Terus terang, saya saja baru 2 kali ke pantai Taipa, sekali ke Batu Gong dan belum pernah ke Moramo dan Rawa Opa. Setahuku objek wisata itulah yang lumayan populer disana. Dua yang terakhir malah menyimpan kekayaan alam yang luar biasa selain kecantikan alamnya.
Saya sendiri termasuk orang yang senang travelliing sambil ukur jalan, tapi karena tidaklah gampang untuk mencapai tempat-tempat itu, maka keinginan itu tertekan dengan sendirinya.
Terus terang, saya pun ingin mengenal daerah sendiri, apalagi melihat secara langsung kekayaan alam yang dimilikinya. Yah...sukur-sukur kalau bisa diabadikan dalam flickr.com.
Setelah kupikir pikir, main ke tempat wisata di Kendari memang tidaklah gampang dan kurang nyaman. Pertama, sarana transportasi ke sana yang kurang padahal tempatnya rata-rata cukup jauh dari kota Kendari. Otomatis kita harus punya kendaraan pribadi atau carter angkot buat ke sana. Untuk itu, jelas dibutuhkan dana ekstra. Padahal tau sendiri, pendapatan perkapita rakyat kendari, termasuk saya masih sangat rendah. Mana sempat pikirkan jalan ke moramo yang jauh itu, makan saja masih numpang sama pace mace....
Masih ada kaitannya dengan transportasi, jalan ke daerah wisata terkadang masih jauh dari mulus dan kurang fasilitas pendukung lainnya. Satu saat, akibat kurangnnya papan penunjuk arah dan kondisi jalan yang rusak parah sempat membuat saya cukup senewen. Karena kami tersesat di tengah belantara menuju Batu Gong tanpa satupun warga sekitar yang terlihat. Untungnya saat itu, saya bersama teman-teman yang lain, jika tidak..entah...apa yang terjadi. Kita berkendara dengan hanya berdasarkan pada pengalaman teman yang pernah ke sana. Itupun sekitar sepuluh tahun yang lalu...wahhhhh........
Alasan lainnya adalah sarana dan prasarana di tempat wisata yang inconvenience. (?hmmm..sengaja pake bahasa sulit biar kesan dramatisnya lebih terasa). Toilet yang kurang nyaman bahkan terkadang airnya terasa asin. Jadi, setiap kali ke sana, pulangnya badan pasti kurang fit. Bagaimana tidak....kondisi toilet umum yang kurang nyaman tadi bikin kita tersugesti untuk menunda-nunda panggilan alam. Alhasil, saat kesempatan itu datang, bukannya kenyamanan yang didapat justru rasa sakit yang dituai.
Yang terakhir menurutku kurang adanya publikasi. Kayanya asik juga kalau ada event besar diadakan di sana. Tapi yah itu...siapa yang akan sediakan dananya?
So, kalau ada teman dari luar kota main ke Kendari, mendingan ajak saja ke Kendari Beach makan ikan bakar sama nasi panas, sambal colo-colo sama sayur kangkung tumis seafood...
Nyammmannnnyyaaaaaaaaaa........ditanggung bisa lupa utang....
Apalagi lokasinya juga gampang dicapai. Cukup naik pete-pete 1B kalau mau cepat. Tapi kalau mau ajak teman putar-putar di RRI, pete-pete 1A adalah pilihan yang tepat....
(TM: 19/01/07, 4 subuh wQLD)
Terus terang, saya saja baru 2 kali ke pantai Taipa, sekali ke Batu Gong dan belum pernah ke Moramo dan Rawa Opa. Setahuku objek wisata itulah yang lumayan populer disana. Dua yang terakhir malah menyimpan kekayaan alam yang luar biasa selain kecantikan alamnya.
Saya sendiri termasuk orang yang senang travelliing sambil ukur jalan, tapi karena tidaklah gampang untuk mencapai tempat-tempat itu, maka keinginan itu tertekan dengan sendirinya.
Terus terang, saya pun ingin mengenal daerah sendiri, apalagi melihat secara langsung kekayaan alam yang dimilikinya. Yah...sukur-sukur kalau bisa diabadikan dalam flickr.com.
Setelah kupikir pikir, main ke tempat wisata di Kendari memang tidaklah gampang dan kurang nyaman. Pertama, sarana transportasi ke sana yang kurang padahal tempatnya rata-rata cukup jauh dari kota Kendari. Otomatis kita harus punya kendaraan pribadi atau carter angkot buat ke sana. Untuk itu, jelas dibutuhkan dana ekstra. Padahal tau sendiri, pendapatan perkapita rakyat kendari, termasuk saya masih sangat rendah. Mana sempat pikirkan jalan ke moramo yang jauh itu, makan saja masih numpang sama pace mace....
Masih ada kaitannya dengan transportasi, jalan ke daerah wisata terkadang masih jauh dari mulus dan kurang fasilitas pendukung lainnya. Satu saat, akibat kurangnnya papan penunjuk arah dan kondisi jalan yang rusak parah sempat membuat saya cukup senewen. Karena kami tersesat di tengah belantara menuju Batu Gong tanpa satupun warga sekitar yang terlihat. Untungnya saat itu, saya bersama teman-teman yang lain, jika tidak..entah...apa yang terjadi. Kita berkendara dengan hanya berdasarkan pada pengalaman teman yang pernah ke sana. Itupun sekitar sepuluh tahun yang lalu...wahhhhh........
Alasan lainnya adalah sarana dan prasarana di tempat wisata yang inconvenience. (?hmmm..sengaja pake bahasa sulit biar kesan dramatisnya lebih terasa). Toilet yang kurang nyaman bahkan terkadang airnya terasa asin. Jadi, setiap kali ke sana, pulangnya badan pasti kurang fit. Bagaimana tidak....kondisi toilet umum yang kurang nyaman tadi bikin kita tersugesti untuk menunda-nunda panggilan alam. Alhasil, saat kesempatan itu datang, bukannya kenyamanan yang didapat justru rasa sakit yang dituai.
Yang terakhir menurutku kurang adanya publikasi. Kayanya asik juga kalau ada event besar diadakan di sana. Tapi yah itu...siapa yang akan sediakan dananya?
So, kalau ada teman dari luar kota main ke Kendari, mendingan ajak saja ke Kendari Beach makan ikan bakar sama nasi panas, sambal colo-colo sama sayur kangkung tumis seafood...
Nyammmannnnyyaaaaaaaaaa........ditanggung bisa lupa utang....
Apalagi lokasinya juga gampang dicapai. Cukup naik pete-pete 1B kalau mau cepat. Tapi kalau mau ajak teman putar-putar di RRI, pete-pete 1A adalah pilihan yang tepat....
(TM: 19/01/07, 4 subuh wQLD)