Sunday, June 9, 2013

Tempointeraktif.com - Sex, Listrik, dan Pengantin Baru di Baghdad

Jumat, 13 Januari 2006.





Sex, Listrik, dan Pengantin Baru di Baghdad

Jum'at, 13 Januari 2006 | 11:51 WIB

TEMPO Interaktif, Baghdad: Ahmed Hadi dan istrinya, Tiba Mohammed, adalah pasangan baru. Namun, seperti keluarga baru lainnya di Baghdad, mereka tak cukup melakukan hubungan sex. Problemnya adalah, kata mereka, bukan kurangnya gairah, melainkan kekuatan -- kekuatan daya listrik.



Berhubungan badan bagi banyak muslim Irak tak hanya membutuhkan kemauan pasangan suami istri. Mereka juga membutuhkan air --terutama air panas pada musim dingin -- untuk mandi setelah mereka melakukannya dan kemudian melaksanakan salat.



Tak ada air panas yang berarti tak mandi hangat dan tak bisa salat tentu saja menjadi masalah. "Aku berhubungan badan jauh lebih sedikit dibandingkan yang aku harapkan karena tak ada air hangat untuk mandi setelah melakukannya," Hadi, 25 tahun, yang baru dua pekan menikah mengeluh.



"Suatu saat, ketika kami sedang berhubungan badan, tiba-tiba listrik mati jadi kami langsung menghentikannya. Aku harus menyalakan generator lalu menunggu beberapa saat untuk memanaskan air," Hadi menambahkan.



Pada petang hari saat libur Idul Adha, Hadi berharap memulai malam yang romantis. "Sayangnya listrik mati sejak pukul 5 sore hingga pukul 11 malam. Tak ada yang bisa kami lakukan, kecuali hanya saling memandang. Aku tidak menikah hanya untuk ngobrol," katanya.



Baghdad dan sejumlah wilayah di pusat Irak memang mengalami kekurangan pasokan listrik, kata seorang diplomat Barat. Listrik hanya menyala antara dua dan enam jam per hari di wilayah itu.



Itu sangat kontras dengan wilayah utara dan selatan Irak, tempat pembangkit listrik didirikan. Mereka justru menikmati listrik yang berlebih, dibandingkan sebelum Saddam Hussein disingkirkan pasukan Amerika Serikat dan sekutunya.



Setelah invasi Amerika pada 2003, proyek didirikan untuk memasok listrik secara permanen di Irak. Namun, Sekutu hingga kini mereka gagal mewujudkannya. Ini karena, kata diplomat yang sama, Amerika dan sekutunya salah perhitungan dengan kerusakan jaringan listrik di Irak saat mereka dijatuhi sanksi embargo.



Tak hanya Hadi yang mengalami masalah saat berhubungan suami istri. Hal yang sama dialami Yasser Mohammed Saffar, 26 tahun, pemilik toko, dan istrinya, Tamara Shimary, 20 tahun.



Ya, inilah sisi lain akibat invasi Amerika Serikat dan sekutunya ke Irak. Bahkan selain gagal membuktikan bahwa Saddam memiliki senjata pemusnah massal, invasi telah mengurangi hak asasi manusia masyarakat Irak: sex. AFP/Budi