Friday, June 7, 2013

KoranTempo - Suplemen untuk Diet dan Penghilang Stres Dapat Timbulkan Kerusakan Hati

Selasa, 22 Januari 2002.

Suplemen untuk Diet dan Penghilang Stres Dapat Timbulkan Kerusakan HatiAhli kesehatan di Kanada, Jumat (18/1), melansir sebuah temuan mengagetkan, yaitu telah ditemukan sekitar 25 kasus penderita penyakit hati atau liver di Jerman dan Swiss, gara-gara sebelumnya penderita mengkonsumsi kava. Kava adalah sejenis rumput yang tumbuh di daerah Eropa dan Amerika Utara, yang banyak digunakan sebagai bahan dasar obat suplemen diet atau penghilang stres.



Atas temuan ini, para ahli kesehatan memperingatkan masyarakat agar menghentikan konsumsi suplemen yang mengandung kava. �Konsumen diminta untuk memeriksa label obat suplemen terlebih dahulu, apakah mengandung kava. Dan jika ditemukan agar tidak mengkonsumsi semua produk yang mengandung kava,� ujar seorang pejabat kesehatan Kanada dalam pernyataannya memperingatkan, seperti dikutip ABC News. Di Swiss telah ada larangan menjual segala jenis suplemen yang mengandung kava, sedang di Jerman larangan semacam itu tengah dipertimbangkan.



Di Amerika Serikat belum ada larangan seperti itu tapi Food and Drug Administration (FDA) tengah melakukan penyelidikan, apakah kava dapat menimbulkan penyakit. �Kami menerima banyak keluhan dari konsumen obat suplemen untuk diet, yang di dalamnya mengandung kava. Beberapa di antara mereka adalah perempuan muda yang kemudian mengalami gagal transplantasi liver,� kata Christine Lewis Taylor, Direktur Bidang Label Produk Nutrisi dan Suplemen FDA.



Kava diambil dari sejenis daun yang berasal dari Kepulauan Laut Selatan. �Tumbuhan dari kepulauan di pasifik Selatan ini dikonsumsi dengan menumbuknya dan kemudian dicampur air kelapa untuk diminum,� ujar Norman Farnsworth, Direktur Program Riset di Imu Kesehatan Universitas Illinois, Chicago, mencoba menjelaskan cara mengkonsumsi suplemen untuk diet ini. Selain untuk diet, suplemen ini juga diyakini dapat mengobati penyakit susah tidur (insomnia), kecemasan berlebihan, stres, dan kejang otot. Jadi suplemen ini mirip dengan obat bius, yang dikenal dengan benzodiazepine, meski secara kimia tidak sama.



Tapi alternatif pengobatan penyakit hati dengan daun kava ini tidak menemui masalah di beberapa tempat di Amerika, ataupun di Kepulauan Pasifik. �Saya mempunyai seorang pasien yang rutin mengkonsumsi kava dan tidak ada masalah dengan itu,� kata Dr Mary Hardy, spesialis pengobatan dengan tumbuhan dari Cedar-Sinai, di Los Angeles. Menurut dia, tidak cukup menarik kesimpulan hanya dari beberapa kasus dibandingkan banyaknya konsumen kava.



Hardy juga mengingatkan agar tidak terburu-buru mengambil kesimpulan pengaruh buruk konsumsi kava bagi penderita ginjal, karena kava sangat banyak dikonsumsi masyarakat sebagai obat penenang atau menghilangkan stres. �Masalahnya adalah kava itu sebuah obat suplemen yang sangat efektif,� kata dia, sambil melanjutkan perlunya mempertimbangkan alternatif suplemen lain yang lebih aman jika memang terbukti kava memiliki efek samping.



Menyikapi temuan ini, pejabat kesehatan Kanada akan memperingatkan konsumen berbagai kemungkinan yang dapat terjadi sambil terus mengumpulkan berbagai informasi tentang hubungan kava dan penyakit hati. �Hasilnya akan kita sampaikan ke masyarakat dan mengambil tindakan yang diperlukan,� kata pejabat itu. Di beberapa negara seperti Kanada, Amerika, dan di Eropa, yang memiliki tekanan kehidupan yang tinggi dan cepat, wajar saja kava dibutuhkan sebagai suplemen menghilangkan stres atau mencoba melupakan beban hidup. �Saya tidak berpikir ada orang yang akan panik dengan hal ini,� kata Norman Farnsworth, sambil meminta masyarakat menunggu hasil penyelidikan yang dilakukan FDA. abcnews/yura syahrul







Pembuluh darah di mata dapat menjadi tanda untuk mengetahui risiko serangan stroke. Ini merupakan hasil penelitian seorang Dokter asal Singapura, Wong Tien Yin. Ia, seperti dilaporkan Harian The Straight News, Jumat (18/1), menemukan bahwa sempitnya pembuluh darah serta ringkihnya dinding pembuluh darah membuat darah dan lemak mudah merembes ke dalam mata orang yang memiliki risiko terkena serangan kanker yang tinggi.



Wong, seorang dokter medis dan asisten profesor universitas, berhasil menemukan hal ini yang merupakan hasil dari penelitian yang ia kerjakan untuk menyelesaikan program doktor di Universitas John Hopkins di Amerika Serikat.



Penelitian ini melibatkan 10 ribu orang, yang berusia antara 45-65 tahun, yang kemudian diambil fotograf mata mereka dan kemudian selama tiga setengah tahun dimonitor untuk diketahui apakah ada di antara meraka yang terkena stroke.



Ia menjelaskannya bahwa nadi arteri yang sama menyuplai darah ke otak dan mata. Adanya kerusakan di pembuluh darah di otak juga dapat terlihat di pembuluh darah di retina mata, yang terletak di belakang bola mata.



Kerusakan ini dapat dilihat dari fotograf mata, dan dapat mengindikasikan bahwa orang tersebut memiliki peluang yang besar untuk mendapatkan serangan stroke. �Kita menemukan jika Anda memiliki tekanan darah tinggi dan perubahan pada retina, kemungkinan besar Anda memiliki risiko terkena stroke,�



Namun Wong berniat memperdalam lagi penelitiannya. Dan menurut rencana akan melibatkan 6 ribu orang dari ras yang berbeda dengan rentang usia antara 45 sampai 80 tahun. Mata mereka juga akan difoto dan dimonitor selama 4-10 tahun. �Tidak hanya untuk melihat gejala stroke tapi juga penyakit lain seperti jantung dan lainnya. Pembuluh darah di retina mata, katanya meyakinkan, dapat mengindikasikan kondisi kesehatan otak bahkan tubuh seseorang. afp/fitri oktarini