Wednesday, June 12, 2013

Kompas.Com - Ratusan.orang.mengungsi.akibat.air.pasang.

Kamis, 11 Desember 2008.



Laporan Wartawan Tribun Manado, Antonius IwanMINAHASA UTARA, KAMIS —Lebih dari 100 kepala keluarga atau KK di tiga desa Kecamatan Likupang Timur, Kabupaten Minahasa Utara, terpaksa hidup di pengungsian setelah tempat tinggalnya tersapu gelombang pasang setinggi empat meter hingga Kamis (11/12).Sebanyak 87 kepala keluarga berasal dari Desa Kalinaun. 'Walaupun rumah yang rusak berat hanya 12, warga lain tetap ikut mengungsi karena takut,' kata Adi Dee (45), Kepala Urusan Kesra Desa Kalinaun.Sampai pukul 15.00, Kamis, baru dua tenda yang terpasang di tempat pengungsian. Satu tenda berasal dari Brimob. Satu lagi dari pemerintah setempat. Ukuran keduanya kurang lebih 8 x 10 meter.Menurut Kepala Desa Kalinaon, Kecamatan Likupang Timur, Yano Bawarta (39), para pengungsi membutuhkan tikar untuk alas tidur dan selimut. 'Penerangan juga belum ada,' tutur Yano.Ia mengakui dua tenda yang ada tidak cukup menampung semua pengungsi. 'Tapi nanti mau ditambah,' katanya.Kepala Dinas S!

osial Minahasa Utara, IP Pondaag SH, ketika ditemui di lokasi pengungsian, Kamis, sekitar pukul 15.00 Wita, mengatakan, sementara ini tenda memang masih dua, tetapi akan segera ditambah. 'Kami juga sudah memberikan bantuan beras, ikan kaleng, dan mi instan. Rencananya, nanti satu desa dapat satu ton beras,' tambah Pondaag. Dihubungi lewat telepon, Kepala Perum Bulog Divre Sulawesi Utara, Widya SH Msc, mengaku belum mendapat permintaan resmi dari pemerintah daerah untuk mendistribusikan beras kepada pengungsi. 'Setahu saya, Dinas Sosial juga punya cadangan beras. Jadi, saat ini mungkin memang belum,' tuturnya. RelokasiDi Desa Likupang Dua, sampai dengan pukul 03.00 Wita, Kamis, sedikitnya ada 5 kepala keluarga yang mengungsi. Seorang pengungsi yang rumahnya rusak berat terkena ombak, Hasbia Domopolii (35), terlihat letih duduk di depan rumah. 'Belum ada bantuan dari pemerintah. Mereka cuma mendata yang rusak-rusak tadi,' tuturnya seraya menceritakan, untuk sementara tinggal !

di halaman rumah tetangganya. Dia menceritakan, di desanya mem!

ang suda

h ada satu tenda, tetapi itu bukan bantuan dari pemerintah. 'Tenda itu dari Organisasi Rukun Peduli. Kelompok Nelayan di sini,' paparnya.Suasana berbeda terlihat di Desa Rinondoran. Di desa ini, pukul 10.00, Brimob sudah menyiapkan dua tenda besar untuk menampung pengungsi yang kurang lebih berjumlah 20 kepala keluarga. Dina Sasubune (45), seorang warga lingkungan IV, Desa Rinondoran, mengaku, kebutuhan makan di pengungsian mencukupi. 'Sudah ada bantuan makanan dari Dinas Sosial dan dari PT Meares Soputan Mining,' ujar Dina. Kepala Polisi Resor Minahasa Utara Ajun Komisaris Besar Anis Viktor Brugman SIK mengatakan, kepolisian melakukan respons cepat dengan memberikan bantuan tenda. 'Di samping itu, kami juga tetap fokus pada masalah keamanan. Saat-saat seperti ini, kadang kala masih saja ada orang yang memanfaatkan kesempatan,' tuturnya tegas. Menanggapi keinginan pengungsi yang trauma dan ingin relokasi, Ketua DPRD Minahasa Utara Sus Sualang Pangemanan mengatakan, relokasi !

memang harus dilakukan. 'Masyarakat tidak aman tinggal di sana. Pemkab dan Pemprov harus berkoordinasi melakukan relokasi. Saya juga akan melobi ke DPR agar relokasi segera dilakukan,' ucapnya. (*)