Saturday, June 1, 2013

detikcom - Ria Irawan, Narkoba & Aldi

Kamis, 28 Juli 2005.

Ria Irawan, Narkoba & Aldi

Nurul Hidayati - detikcom



Jakarta -

Siapa sih tak kenal Ria Irawan? Dia dikenal sebagai perempuan multiprofesi. Mulai bintang film, model iklan, penyanyi, hingga sutradara. Namanya kini lagi-lagi moncer karena tes urinenya positif mengandung narkoba.



Narkoba dan Ria Irawan. Dua hal ini seolah mengingatkan kita pada akhir 1993. Kala itu, Ria yang sedang naik daun, tak henti-hentinya menjadi headline media massa karena kasus narkoba. Ria juga harus berurusan dengan polisi.



Penyebabnya, seorang pemuda bernama Rivaldi Sukarno alias Aldi, tewas terkapar di rumah Ria Irawan karena overdosis. Kasus itu meledak tak bisa dibendung karena disebut-sebut melibatkan keluarga kalangan terpandang kala itu.



Dan apa ending kasus itu? Nol besar. Tak ada terdakwa. Tak ada pengadilan. Bahkan Ria yang ditetapkan jadi tersangka pun dipaksa 'mengungsi' ke Milan, Italia, oleh aparat hukum.



Mengingat-ingat cerita lama Ria Irawan dalam kasus itu gampang-gampang sulit. Namun Majalah Femina beberapa waktu silam pernah menurunkan sepak terjang Ria Irawan dalam salah satu serialnya.



Terkait dengan Aldi, Ria menceritakan, suatu malam saat dia pulang bepergian dengan Rizal Mantovani, kekasihnya, Ria mendapati di rumahnya tengah bertamu Rivaldi Sukarno. Ria mengaku sempat mengenal pemuda itu, meski tidak cukup dekat.



Sebetulnya, Ria merasa tidak nyaman menerima Aldi. Selain sangat letih, Rizal juga sakit. Ria kemudian meminta Rizal menemaninya menginap karena tidak enak mengusir Aldi.



Malam itu, Ria sempat membuat pisang goreng bertabur gula halus untuk Rizal, karena ia harus minum obat pereda demam. Ia juga sempat berbasa-basi sebentar pada Aldi, yang rupanya malam itu sedang mengalami stres masalah pribadi. Lalu Ria pergi tidur.



Pagi-pagi, ia bangun dan buru-buru mempersiapkan diri untuk syuting. Ketika melewati ruang tamu, ia menyaksikan pemandangan yang sungguh-sungguh mengagetkan. Aldi terbujur di lantai dengan sebelah kaki naik ke tempat duduk piano dan sebelah lagi lunglai di lantai. Dari bibirnya keluar busa. Pria muda itu tewas.



Kasus itu membuat Ria akrab dengan penyidik dari kepolisian. Kasus itu berkembang dengan dugaan-dugaan yang kian melebar. Ada petunjuk jelas bahwa Aldi tewas karena narkoba. Ada yang mengatakan Ria terlibat dalam kematiannya.



Ada yang mengaitkan kasus kematian ini dengan nama putra orang penting negeri ini. Tekanan demi tekanan mulai menyudutkan Ria. Temuan bubuk putih di dapur Ria menguatkan asumsi bahwa ia bersalah. Padahal, "Bubuk putih di dapur itu benar-benar gula halus untuk taburan pisang goreng!" tegas Ria. Kasus itu membuat karir Ria berantakan dalam waktu singkat.



Panggilan polisi datang tiada henti. Satu kali interogasi bisa makan waktu berjam-jam. Bahkan, tak jarang Ria berada di ruang interogasi sampai subuh. Ia berkeras tak tahu-menahu tentang Aldi. Yang diketahuinya hanyalah, pria muda itu sempat mengeluh punya masalah pelik.



Entah apa yang dialami Ria di kantor polisi, hingga suatu ketika, saat ia pulang ke rumah sehabis diinterogasi, Ria berteriak histeris.



"Jangan pernah berurusan dengan polisi! Jangan pernah! Jangan pernah!" tangisnya meraung. Ria pun depresi.



Lewat proses interogasi puluhan kali, Ria akhirnya dibebaskan dari tuduhan. "Ada semacam kesepakatan dengan kejaksaan. Saya diminta meninggalkan Indonesia selama beberapa tahun," kata Ria. Ria pun menetap di Milan lebih 2 tahun.



Ketika kembali ke Tanah Air, Ria kembali menekuni keartisannya. Hingga akhirnya Kamis (28/7/2005) dinihari dia digelandang ke kantor polisi karena urinennya positif narkoba.



Mungkin Ria sudah lupa pada tangisnya belasan tahun silam, "Jangan pernah berurusan dengan polisi! Jangan pernah! Jangan pernah!"



(

nrl

)