Thursday, June 11, 2009

2010, Sultra Jadi Pusat Pertambangan Nasional


H Nur Alam SE, Gubernur Sulawesi Tenggara mengatakan, tahun 2010, Sulawesi Tenggara akan dijadikan pusat industri pertambangan nasional. Menurutnya, dari segi sumberdaya alam, Sultra bisa mewujudkan ini.

"Kita punya tambang emas dengan kisaran kandungan 1 juta ton. Aspal Buton 670 ribu juta ton, kalkulasinya 500 tahun kedepan tidak akan habis, lalu Nikel dengan kandungan miliyaran juta ton. Belum lagi tambang mineral lainnya. Dengan kondisi ini, kita bisa wujudkan Sultra untuk bisa menjadi pusat industri tambang nasional," ujarnya.

Saat ini kata Nur Alam, Pemprov Sultra sedang merancang bagaimana mewujudkan program ini. Menuju kesana, banyak rambu-rambu yang dilalui. Salah satunya katanya, menurunkan status kawasan hutan lindung menjadi hutan produksi dengan luasan sekitar 400 ribu hektar lebih yang tersebar di 10 kabupaten/kota se-Sultra.

"Penurunan status kawasan hutan lindung menjadi hutan produksi sedang dalam proses. Jika ini bisa terwujud, maka Sultra akan segera menjadi pusat industri tambang. Dengan catatan tidak akan mengabaikan lingkungan," jelasnya.

Bambang Suroso, anggota DPD-RI asal Bengkulu, juga ketua tim kerja Pemberdayaan Aspal Buton, ketika melakukan tatap muka dengan Gubernur Sulawesi Tenggara belum lama ini, memuji potensi tambang Sultra.

Bahkan katanya, jika potensi tambang ini dikelola dengan baik, tidak hanya bisa mensejahterakan masyarakat Sultra yang jumlah penduduknya hanya 1,2 juta lebih, tetapi bisa membayar hutang Indonesia diluar negeri.

"Sultra, adalah provinsi yang luar biasa. Potensi alamnya sangat hebat. Jika dikelola baik, hutang Indonesia akan terbayar habis," puji Bambang.

Ia meminta gubernur Sultra, dalam mengelola sumber daya alam, selalu memikirkan kepentingan rakyat. Jangan seperti zaman dulu katanya, mengelola hasil alam tetapi lari keluar negeri. "Saya berharap gubernur tidak salah langkah dalam mengelola tambang," tambahnya.

Sekretaris Komisi B DPRD Sultra Yaudu Salam Ajo mengingatkan pemprov Sultra tentang persoalan ini. Ia mengatakan, salut dengan program ini. Hanya saja katanya tidak juga mengabaikan potensi lain, seperti Pertanian, Perkanan dan Perkebunana, yang justru lebih ramah lingkungan.

"Kita berharap, dengan semakin gencarkan gubernur mengumumkan Sultra akan dijadikan pusat isndustri pertambangan nasional, potensi lain diabaikan," ujarnya.

Ia juga mengingatkan gubernur, jika memang ini terwujud, maka yang harus dilakukan adalah mempersiapkan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Pemprov Sultra, agar jelas, dimana industri-industri tambang akan dibangun. Ini juga penting katanya, agar tidak tumpang tindih dengan RTRW nasional.