Sunday, June 2, 2013

Riwayat Sudharmono - 26/01/2006, 01:04 WIB - KOMPAS Cyber Media - NASIONAL

Kamis, 26 Januari 2006.





Riwayat Sudharmono



Jakarta, Rabu

Kirim Teman | Print Artikel

Berita Terkait:

- Presiden Pimpin Upacara Pemakaman Sudharmono

- Sudharmono Tutup Usia

Mantan Wakil Presiden Sudharmono dilahirkan di Gresik, Jawa Timur, pada 12 Maret 1927.Pada tahun 1951,Sudharmonomenikahi Ratu Emma Norma yang kemudian memberinya tiga orang anak, Sri Adyanti (lahir 1952), Sri Aryani (Maret 1955) dan Tantyo Aji Pramudyo (lahir 1957).

Sudharmono mengawali pendidikannya diHIS Rembang, SMP Semarang (sampai kelas III masuk TKR), SMP 2 Purwodadi, SMT Salatiga jurusan Paspal, Sekolah Opsir Tjadangan selama 6 bulan (1946), SMA Peralihan Magelang, SMAN Bandung (lulus, 1952), SMA DPPKAD (Dinas Penyempurnaan dan Ketrampilan Angkatan Darat) Bandung (lulus, 1952) , Akademi Hukum Militer Jakarta (Sm Hk, 1952-1956), Perguruan Tinggi Hukum Militer (SH, 1962), Sekolah Perwira Cadangan, Kursus Perwira Lanjutan Dua (Kupalda), Seskoad dan Komandan Pasukan (unit) "T" Divisi Ronggolawe (1945-1949).

Sementara, karier Sudharmono diawali saat ia bekerja sebagai perwira staf Pusdik Perwira AD (P3AD) Bandung (1950-1952), Jaksa Tentara merangkap perwira staf penguasa perang pusat/Ispektorat Hukum AD Medan (1957-1961), Jaksa Tentara Tinggi/Jaksa pengganti merangkap perwira staf penguasa perang tertinggi (Peperti)/Inspektorat Hukum AD (1962-1966), Asisten bidang sosial sekretaris pembantu pimpinan revolusi (MPPR) tahun 1963-1966, Wakil Ketua II Gabungan 5 Koti/ Kogam (1963-1966), Ketua Tim Penertiban Personil Pusat (1962-1966).

Kariernya terus menanjak saar ia memegang jabatan sebagaiSekretaris Kabinet merangkap Sekretaris Dewan Stabilitasi Ekonomi (1966-6 April 1972), Menteri Sekretaris Negara (1973 sampai 28April 1988), Ketua Umum DPP Golkar (25 Oktober 1983-25 Oktober 1988), Wakil Presiden RI (11 Maret 1988-11 Maret 1993) dan Ketua Tim P7 (15 Desember 1993).

Sudharmono terlahir sebagai anak bungsu pasangan Soepijo Wirodiredjo dan Raden Nganten Sukarsi.Sebenarnya, Sudharmono delapan bersaudara tetapi ketiga kakak dan satu adiknya meninggal dunia, hingga mereka tinggal empat bersaudara.

Sudharmono tumbuh di lingkungan keluarga yang harmonis, sampai suatu saat ketika sang ibu meninggal saat melahirkan adiknya. Setelah kepergian sang ibu, tak lama kemudian bapaknya menyusul sehingga Sudharmono dan kakaknya Siti, mengikuti Juwarin (adik dari bapaknya) yang sehari-hari bekerja sebagai juru tulis Kecamatan Kabuh, Kabupaten Jombang, Jawa Timur.

Sudharmono yang menjadi yatim piatu sejak bocah, tumbuh dan dibesarkan dari keluarga ke keluarga lainnya, dari pihak ayah maupun ibu.Pengalamannya ini membuat ia tumbuh menjadi anak yang mandiri dan ulet, pada masa remaja, Sudharmono aktif dipergerakkan, bahkan ia ikut langsung dalam pengambilan kekuasaan dari tangan Jepang.

Remaja kelas III SMP yang penuh semangat ini, akhirnya memutuskan masuk TKR, suatu yang dilakukan tanpa perhitungan maupun pertimbangan apapun. Dibenaknya hanya ada keinginan untuk turun aktif.

Pak Dar, panggilan akrabnya, terpilih menjadi Wapres setelah berhasil memimpin DPP Golkar dengan kemenangan mutlak pada pemilu 1987. Saat pemilihan Wakil Presiden pada Sidang Umum MPR Maret 1988, sempat terjadi ketegangan antara yang menjagokan Sudharmono dan Try Sutrisno. Sudharmono yang saat itu menjabat Mensesneg merangkap Ketua Umum DPP Golkar dijagokan Golongan Karya unsur sipil (jalur G) dan birokrasi (jalur B). Sementara Jenderal TNI Try Sutrisno yang menjabat Panglima Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (Pangab), dijagokan Golongan Karya unsur militer (jalur A) yang dimotori Menkopolkam LB Moerdani.

Terpilihnya Sudharmono jadi Wakil Presiden tak terlepas dari keberhasilannya memimpin DPP Golongan Karya. Pada periode kepemimpinannya, Golkar makin mendominasi (mayoritas mutlak) politik Indonesia dengan meraih suara 72 persen pada Pemilu 1997.

Sudharmono terpilih menjadi ketua Umum DPP Golkar periode 1983-1988 pada Musyawarah Nasional III Golongan Karya (Golkar), Oktober 1983. Dia menggantikan Amir Moertono.

Sepanjang riwayatnya Sudharmono telah menerima banyak penghargaan, antara lain, Bintang Republik Indonesia Adiprana (II), Bintang Mahaputera Adipura (I), Bintang Mahaputera Adipradana (II), Bintang Gerilya, Bintang Dharma, Bintang Kartika Ekapakci Nararya (III), Bintang Sewindu APRI, Bintang Jalasena Pratama, Bintan Swa Bhuwana Paksa Pratama (II), Satyalancana Perang Kemerdekaan I, Satyalancana Perang Kemerdekaan II, Satyalancana GOM I, Satyalancana GOM II, Satyalancana Kesetiaan VIII tahun, Satyalancana Kesetiaan XVI tahun, Satyalancana Kesetiaan XXIV tahun, Satyalancana Saptamarga, Satyalancana Wira Dharma, Satyalancana Penegak, Satyalancana Wira Karya, Satyalancana Satya Dharma, Sejumlah tanda-tanda jasa dari manca negara. Sumber:AntPenulis:Glo