Sunday, June 2, 2013

Republika - Oposisi Ingin Bersihkan Rezim Thaksin

Jumat, 7 April 2006.



Oposisi Ingin Bersihkan Rezim Thaksin













Demi 'aksi pembersihan' ini, kelompok oposisi berniat akan kembali turun ke jalan.











BANGKOK -- Berhasil menyingkirkan Thaksin Shinawatra dari kursi perdana menteri, agaknya belum membuat kelompok oposisi, puas. Mereka masih punya ambisi lain yakni membersihkan rezim Thaksin yang dianggap korup. ''Kami tak puas hanya dengan kemunduran Thaksin. Kami juga akan membersihkan rezim Thaksin yang korup,'' kata Juru Bicara, Aliansi Rakyat untuk Demokrasi, Suriyasai Katasila. Suriyasai mengatakan, pihaknya akan mengajak warga Thailand untuk kembali turun ke jalan. Ini untuk mendesak pembersihan rezim Thaksin. Sebab, Thaksin mungkin saja akan menjadi bayangan bagi perdana menteri yang baru nanti. Thaksin juga secara terbuka bisa kembali ke ranah politik di Thailand. Thaksin, kata Suriyasai, masih menjadi pemimpin partai yang kini berkuasa, Thai Rak Thai. Partai ini tampaknya juga akan berada di tampuk kepemimpinan politik nasional selama lima tahun mendatang. ''Kami harus menjawab apakah rezim yang baru nanti telah benar-benar berubah atau malah sebaliknya,'!

' ujarnya. Suriyasai menegaskan, misi yang ia emban belum berakhir. Kelompok oposisi harus terus melakukan pemantauan untuk memastikan bahwa rezim Thaksin benar-benar telah berakhir. Jadi, Thaksin tak hanya dituntut untuk mundur dari jabatannya sebagai perdana menteri, tetapi juga mundur dari kepemimpinan partainya. Sebelumnya, Thaksin memang telah menyatakan bahwa dirinya akan tetap memimpin Thai Rak Thai. Rabu (5/4) lalu, Thaksin mengemas barang-barang miliknya dari kantornya. Ia kemudian menuju kantor pusat Thai Rak Thai, dan ia disambut oleh para pendukungnya. Banyak dari mereka yang meneteskan air mata. 'Ancaman' untuk membersihkan rezim Thaksin juga disuarakan oleh Ketua Partai Demokrat, Abhisit Vejjajiva. Politisi muda yang tengah naik daun ini juga sependapat dengan Suriyasai, bahwa mundurnya Thaksin bukan berarti masalah politik di Thailand telah selesai. Sebab, Thaksin masih bisa memainkan perannya di belakang layar. Inilah yang ia cemaskan. ''Jika itu yang te!

rjadi, artinya ia tak sepenuhnya menyingkir tapi tetap berkuas!

a di bal

ik perdana menteri baru,'' katanya. ''Demokrasi di Thailand akan rusak jika dipimpin oleh seorang yang memiliki kekuatan besar namun tak bertanggung jawab. Hal itu akan menimbulkan konflik di antara rakyat Thailand,'' sambungnya. Sementara itu, mundurnya Thaksin juga membuat kalangan pengusaha melambungkan harapannya. Sebuah jajak pendapat yang dirilis Kamis (6/4), menyatakan, lebih dari 50 persen kalangan pengusaha menginginkan agar Menteri Perdagangan, Somkid Jatusripitak, menggantikan posisi Thaksin sebagai perdana menteri. Jajak pendapat yang dilakukan oleh Assumption University dengan responden sebanyak 1.055 pengusaha itu, menunjukkan, sebanyak 57,4 persen responden ingin Somkid menggantikan Thaksin. Sementara sebanyak 12 persen responden memilih Bhokin Bhalakula, mantan menteri dalam negeri yang dianggap berhasil menangani bencana tsunami pada 2004 lalu. Sementara hingga Kamis, hasil pemilu secara resmi belum diumumkan. Namun Thai Rak Thai, mengklaim, mereka telah!

meraih 56 persen suara. Mereka yakin akan kembali menguasai parlemen meski pemilu ulang akan digelar di sejumlah daerah pemilihan untuk mengisi 39 kursi di parlemen yang masih kosong. Pemilu tersebut rencananya akan dilaksanakan pada 23 April mendatang. Parlemen baru diharapkan telah terbentuk pada 1 Mei 2006. Fakta Angka: * 57,4 persen Jumlah responden yang menginginkan Menteri Perdagangan, Sokid Jatusripitak, menggantikan Thaksin sebagai perdana menteri. Ini adalah hasil poling terbaru yang diadakan Assumption University.

(n ap/afp/fer )